BAB 8

Andini duduk termenung di samping ranjang pasien, Bayi Arshaka ia tidurkan di ranjangnya.

" Sayang bunda bingung harus mulai dari mana, Ayah kamu belum ada kabar sampai hari ini, adik kamu kondisinya belum stabil, " ucap Andini lirih dengan menatap wajah anak laki - lakinya yang sedang  tertidur setelah di mandikan.

Untungnya Arshaka bayi yang sangat pengertian tidak rewel. Andini memutuskan untuk menjenguk putrinya di ruang NICU sebelum ia memutuskan untuk pulang.

Sebelum Andini meninggalkan Arshaka, Andini sudah menyusui Arshaka terlebih dahulu, Andini khawatir jika waktu ia meninggalkan Arshaka, Arshaka akan rewel, Andini akan menitipkan Arshaka kepada bidan yang berjaga di ruang nifas.

Andini menggendong Arshaka dan berjalan menuju stasioner kebidanan, walupun langkahnya tergopoh - gopoh karena habis melahirkan di SC pula.

" Permisi Sus, saya kan sudah diperbolehkan untuk pulang, sama doter Naila, untuk administrasinya apa sudah bisa di urus Sus? dan sebelum saya pulang saya ingin, menjenguk anak perempuan saya, yang ada di ruang NICU, apakah saya boleh menitipkan anak laki - laki saya disini Sus, tadi sudah saya beri asi Sus, diruangan tidak ada yang menunggu, keluraga saya sedang pulang Sus." ucap Andini.

" Iya Ibu benar sekali, untuk administrasinya mohon ditunggu dulu ya Bu, nanti kalau sudah selesai kami  beri tahu Obu, boleh Bu silakan keruang NICU dulu." ucap Bidan jaga

" Baik Sus, terimaksih ya Sus, saya titip anak saya sebentar ya Sus, " ucap Andini  dengan menyerahkan Bayi Arshaka ke Bidan jaga.

Andini langsung menuju ke ruang NICU, tak lama Andni sampai di ruang NICU yang jaraknya tidak jauh dari ruanganya.

Andini masuk dan sudah di samping inkubator bayi Perempuannya, Andini tak kuasa menahan air matanya melihat bayinya yang mungil dengan Berat badan 2.300 gram dan sang Kakak Arshaka 2.900 beda sangat jauh berat badannya, bayi perempuannya masih terpasang infus dan selang oksigen untuk bantuan pernafasan.

" Sus sampai kapan anak saya terpasang infus dan memakai selang oksigen ini?" tanya Andini dengan khawatir.

" Ibu untuk selang oksigennya tadi sudah kami coba untuk melepaskan cuman setelah dilepas, saturasi nya masih turun, pernafasannya belum stabil, dan untuk infus kan ada obat yang harus masuk jika therpay obat dari dokter sudah selesai da kondisi bayi ibu sudah stabil infusnya akan kami lepas." ucap Perawat jaga ruang NICU.

" Iya Sus, Sus apa saya boleh menggendong dan menyusui bayi saya Sus, tadi dokter Naila sudah visit, saya sudah di perbolehkan untuk pulang." ujar Andini.

" Tentu boleh Bu, semakin sering bayi ibu menyusu semoga kondisinya akan semakin bagus Bu, karena asi ibu juga salah satu obat buat bayi Ibu, asi Ibu itu mengandung antibodi bisa untuk melawan kuma yang ada di tubuh bayi Ibu, nanti kalau Ibu pulang, besok Ibu boleh kesini lagi untuk langsung menyusui atau memberikan asi perah Ibu, ini bu Bayi Ibu kalau Ibu ingin mengendongnya." ujar Perawat jaga dengan memberikan Bayi Arsyla kepada Andini.

" Iya Sus, makasih ya Sus." ucap Andini yang masih memandangi wajah anak perempuanya, yang sangat mirip dengan Andini copy paste Andini, sangat mirip sekali. Andini mulai menyusui bayinya, tak terasa Andini menjatuhkan air matanya lagi, Andini sangat sedih, Andini membayangkan jika Andrian tidak kembali ke pelukkannya lagi,  bagai mana dengan nasibnya dan kedua anak kembarnya, di tambah kondisi Arsyla yang belum stabil membuat Andini semakin sedih.

" Sayang, Arsyla anak perempuan bunda, anak cantik anak sholeh, kuat ya sayang, bunda pulang dulu ya sayang sama Abang Arshaka, Arsyla cepet sembuh ya sayang, biar bisa pulang kerumah dan bisa bareng lagi sama Bunda Abang Arshaka, doain Ayah ya sayang biar ayah cepet pulang biar bisa jengukin Arsyla, besok bunda kesini lagi ya sayang." ucap Andini lirih ke Arsyla sambil menangis terisak - isak

Andini mencium anak perempuannya, rasanya tidak tega meninggalkan anak perempuanya, namun tidak ada pilihan lain, Andini harus segera pulang.

Andini sudah selesai menyusui Arsyla dan keluar dari ruang NICU, sunggu berat langkahnya harus meninggalkan putrinya seorang diri.

Andini bergegas berjalan ke stasioner  untuk menjemput Bayi Arshaka. Meski langkahnya membuat perut bekas oprasinya sedikit nyeri. Setelah sampai stasioner ruang kebidanan. Rupanya Bayi Arshaka terbangun dan menangis. Setelah Andini gendong Arshaka langsung terdiam dan kembali tertidur.

" Bu administrasinya sudah selesai, sudah kami uruskan sekalian, Ibukan menggunakakn asuransi dari perusahaan suami Ibu dan Ibu dirawat dirungan sesuai kelas, jadi tidak ada biaya tambahan ya Bu, ini ada obat untuk ibu bisa di bawa pulang kerumah, nah untuk jadwal kontrolnya 6 hari lagi ya ? Bu, Ibu tidak ada makanan yang dipantang ya, biar lukanya cepet pulih, banyak - banyak makan yang mengandung protein contohnya ikan gabus, telur putih." Penjelasan dari Bidan jaga.

" Baik Sus, terimaksih banyak ya Sus,  berarti saya sudah boleh langsung pulang ya Sus." ucap Andini

"Boleh Bu." ucap Bidan jaga

" Iya Sus." ucap Andini dengan meninggalkan ruang stasioner dan melangkah keruangannya untuk berkemas sebelum ia pulang. Sampailah Andini di ruanganya, Andini meletakkan Bayi Arshaka di Box bayi, sementara Andini bersiap untuk berkemas, tidak membutuhkan waktu lama, memang barang - barang  Andini juga cuman sedikit yang di bawa kerumah sakit, Tanpa memberi tahu Bunga Andini pulang ke kontrakan dengan menggendong Bayi Arshaka, Andini sengaja tidak memberi tahu sahabatnya, ia tidak ingin merepotkan Bunga. Andini keluar dari Rumah Sakit melewat pintu samping, saat Andini berdiri di tepi jalan ada mobil angkot lewat, Andini memutuskan untuk pulang naik angkot, karena cuaca sangat terik, panasnya bisa menembus ke ubun - ubun kepala Andini yang mengenakan jilbab sampai berdenyut. Andini sudah tidak kuat berdiri  ditambah menggendong Bayi Arshaka seorang diri.

***

Semantara Andrian sudah 2 hari di ruang HCU Rumah Sakit di singapore, meski masih koma namun keadaan umumnya semakin membaik. Pak Wiratmaja selalu setia menunggu anak semata wayangnya sampai kadang lupa untuk makan apa lagi sekedar untuk mandi.

Pak  Wiratmaja masuk keruang HCU untuk memastiakan kondisi anaknya baik - baik saja.

" Andrian, Papa akan melakukan apapun demi kamu sembuh," ucap Pak Wiratmaja lirih denga menatap wajah anaknya.

Perawat jaga ruang HCU mendekati Andrian untuk memberikan obat lewat infus.

" Permisi Pak, saya akan memberikan obat injeksi untuk Tuan Andrian ." ujar Perwat jaga

" Silakan Sus, bagaimana kondisi anak saya Sus, sampai kapan anak saya akan koma seperti ini." ujar Pak Wiratmaja

" Pak kondisi anak Bapak ini, cukup stabil kita tunggu 2 hari kedepan ya Pa, kalau Tuan Adrian sudah sadar, akan kami pindah keruang perawatan." ucap Perawat jaga.

" Iya Sus," ucap Pak Wiratmaja mendengar penjelasan Suster tentang kondisi Andrian, Pak Wiratmaja sangat senang masih ada harapan sembuh untuk anak semata wayangnya Andrian.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

kasihan Andrian yang terbaring tidak sadar padahal Andini terus menunggu akan kedatangannya untuk melihat kedua anak kembarnya....

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!