BAB 7

Setelah mencium tangan mungil Arsyla, Andini memutuskan untuk kembali lagi ke ruangnya.

" Arsyla anak Bunda, anak sholeh Bunda cepet sembuh ya sayang, Bunda balik keruangan dulu ya sayang, besok Bunda kesini lagi." ucap Andini sangat sedih.

Andini kembali keruang nifas, dengan di antar oleh bidan jaga ruangan.

Andini sudah berada di ruangan nya, " Ndin gimana kondisi Arsyla?" tanya Bunga

" Kondisinya belum stabil Ung, nggak tega aku liat bayiku harus di rawat diruang NICU terpisah dari aku." ucap Andini

" Andini sabar ya, semoga Arsyla cepet sembuh, dan bisa kumpul bareng sama kita." ucap Bunga menenangkan.

" Iya Ung." ucap Andini

Waktu menujukkan pukul 21.00 mereka memutuskan untuk tidur, sebelumnya Andini sudah menyusui bayinya.

**

Ke esokkan harinya, Bunga masih terjaga menemani sahabatnya diruang nifas, namun hari ini Bunga harus bekerja. Waktu menunjukkan pukul 05.30 WIB

" Bunga, bangun Ung, katanya kamu mau kerja?" Andini mencoba untuk membangun kan Bunga, Andini sudah tidak menggunakan infus, jadi Andini sudah bisa perlan - lahan berjalan sendiri.

"Hoam, masih ngantuk aku Ndin." ucap Bunga yang terbaring di sofa rumah sakit

" Udah jam 05.30 Bunga, kamu belum sholat, belum mandi." ujar Andini mengingatkan.

" Iya Ndin, " ucap Bunga, yang matanya belum terbuka sempurna, seketika Bunga beranjak dari tidurnya di sofa, dan menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Untungnya tadi malam Arshaka tidak rewel, tapi Andini tetep saja mencoba terus menyusui bayinya.

Digendongnya Arshaka oleh Andini.

" Sayang, Arshaka anak sholeh bunda, Arshaka harus jadi anak yang kuat yang sayang." ucap Andini lirih dengan menggendong dan menatap anak laki- lakinya yang sedang tertidur lelap, Andini mengingat lagi, suaminya tak kunjung bisa di hubungi, perasaannya tidak bisa di bohongi, sangat sedih,  ketika sangat membutuhkan suaminya di sampingnya saat ini, suaminya malah tidak ada kabar sama sekali, Andini sangat khawatir akan kondisi sang suami. Ditambah kondisi anak perempuanya yang sedang terbaring lemah di ruang NICU, membuat perasaan Andini campur aduk, rasanya hacur melihat putri kecilnya masih terpasang alat di inkubator.

Sementara Bunga sudah selesai menunaikan ibadah sholat shubuh, walaupun agak kesiangan memang sejak di panti meraka selalu di ajarkan agar jangan sampai meninggalkan sholat.

Bunga menghampiri Andini yang sedang di tepian ranjang pasien sendang menyusui bayinya.

" Ndin kalau aku tinggal kerja nggak papa kan." ucap Bunga meminta izin.

" Iya Bunga, aku udah bisa jalan terus gendong Arshaka kok Ung, Nggak papa kalau kamu mau kerja, maaf ya Ung aku ngrepotin kamu terus," ucap Andini.

" Udah di bilang kamu sama sekali nggak ngerepotin Andin, oh ya Ndin, aku mandi di rumah aja ya, lagian aku kan nggak bawa baju ganti buat kerja, nanti kalau kamu udah di boleh pulang sama dokter, kabarin ya, jangan pulang sendiri loh, nanti aku jemput, maaf ya Ndin hari ini aku nggak bisa nemenin kamu, aku nggak enak izin lagi sama bos ku." ujar Bunga

" Iya Ung, makasih banyak ya Ung, atas bantuan nya dari kemaren," ucap Andini

" Iya Ndin, kabarin ya kalau ada apa- apa, Tante pulang dulu ya Arshaka sayang." ucap Bunga dengan mencium kening Arshaka anak Andini.

" Iya Bunga hati - hati ya Ung." ucap Andini

Bunga melangkah keluar dari ruanga Andini dan pulang keruamhnya sebelum, bunga berangkat kerja di kantor, sudah 3 bulan ini bunga naik jabatan menjadi sekertaris Direktur di perusahaan PT Adi Wijaya. Meski umurnya yang sudah menginjak 26 tahun, Bunga belum memikirkan untuk menikah, pasalnya Bunga pernah gagal bertunagan dan malah di tinggal menikah oleh kekasihnya, Bunga sedikit trauma untuk hal percintaan, padahal Bos di perusahaanya menyukainya.

Setelah Bunga pulang, Bayi Arshaka di ambil oleh bidan untuk di mandikan di ruang bayi.  Andini hanya seorang diri di kamar, membuat Andini teringat lagi dengan Andrian suaminya. Andini mencoba untuk menelpon  Andrian, berharap nomer Andrian aktif, tapi nyata nya, Andini hanya menelan kekecewaan lagi, sudah ribuan kali Andini mencoba menelpon dan mengirim pesan lewat aplikasi whatshap yang Andini kirimkan ke Andirian, berharap ada balasan namun juga tidak ada balasan, sudah dua hari Andrian tidak ada kabar, Andrian meninggalkan Andini dengan keadaan Andini yang sangat membutuhan seorang pendamping, air mata Andini tidak sengaja menetes dan membasahi pipi nya lagi, Andini melihat foto suaminya di layar hp nya.

" Mas sebenarnya kamu di mana, semoga kamu baik - baik aja ya Mas, Mas Andrian kamu kan udah janji ngga bakalan ninggalin aku, apa lagi sekarang anak kembar kita sudah lahir, Mas aku sedih banget, Mas Andrian nggak ada disamping aku saat ini, capet pulang Mas, aku dan anak kembar kita sangat membutuhkan mu."gumam Andini dengan memandangi foto sang suami, dan terus menangis sampai terisak - isak. Disisi lain Andini perfikir tidak mungkin suaminya tega meninggalkannya apa lagi Andrian tau Andini akan segera melahirkan, Andini tau Andrian sangat mencintainya, pasti ada sesuatu hal setelah Andrian bertemu dengan Papanya, ada hal yang sedang terjadi, tapi Apa? Hati Andini berkecambuk.

Bayi Arshaka sudah di mandikan dan akan di rooming kembali bersama Andini.

" Permisi ibu, bayi ny Andini I sudah di mandikan ya Bu." ucap Bidan jaga dengan mengantarkan bayi Arshaka menggunakan box bayi dan medekatkan ke Andini.

" Iya Suster, makasih ya Sus." ucap Andini

" Baik Bu, saya permisi ya Bu." ucap Bidan jaga

Bidan jaga meninggalkan ruangan Andini, dan Andini segera menggendong Arshaka.

" Anak bunda sudah mandi, sudah ganteng sekali masyaAllah, Arshaka mirip sekali sama Ayah ya sayang, kita doakan ya sayang, semoga Ayah cepat pulang, dan Adik Arsyla cepet sembuh dan kita bisa kembali kumpul di rumah ya sayang." ucap Andini kepada Arshaka, Andini mencoba untuk kuat di depan anak laki- lakinya, wajah Arshaka memang copy paste wajah Andrian, mirip sekali hanya Arshaka kemasan mininya.

Dokter Naila akan visit keruangan Andini, hari ini sudah dua hari sejak Andini di oprasi, Andini akan di perbolehkan pulang.

" Selamat pagi, Ibu Andini," sapa Dokter Naila SpOG

" Pagi, dokter." ucap Andini dengan senyuman

" Gimana kondisinya saaat ini Bu, masih ada keluahan nggak bu? sepertinya Ibu udah bisa jalan kan ya?" tanya dokter Naila

" Cuman sedikit nyeri aja dok, iya dok aku udah bisa jalan sedikit - sedikit dan udah BAK juga kok dok." ucap Andini.

" Kalau begitu, Ibu Andini sudah di perbolehkan untuk pulang ya Bu, untuk masalah nyerinya, nanti kita beri bawakan obat untuk pulang, untuk kontrolnya nanti kita jadwalkan ya Bu, nah Ibu tidak ada pantangam makanan juga ya Bu, perbanyak makan makanan yang mengandung banyak protein, seperti ikan gabus dan kuning telur,itu sangat bagus untuk proses penyembuhan luka cesar ibu." ucap dokter Naila.

" Jadi udah boleh pulang ya dok, bayi saya yang perempuan masih di ruang NICU tapi dok, gimana ya dok, apakah sudah di perbolehkan pulang juga dok?" tanya Andini.

" Iya benar Bu, Ibu sudah diperbolehkan untuk pulang, masalah untuk bayi Ibu, itu yang menangani dokter speaialis anak Bu, jadi yang tau kondisinya dan memperbolehkan untuk pulang ya dokter anak yang bertanggung jawab atas bayi Ibu. Apa masih ada yang mau di tanyakan lagi bu." ucap dokter Nila

" Oh begitu ya dok, sudah cukup dok, terimaksih ya dokter." ucap Andini.

" Iya Bu, saya permisi keluar ya, semoga cepet pulih ya bu." ucap Dokter Naila,  pamit meninggalkan ruangan Andini.

" Iya dok." ucap Andini.

Perasaan Andini semakin galau, ia tidak tega jika harus pulang tanpa membawa Arsyla.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku mampir lagi Thor, semangat terus menulisnya

2024-05-12

0

Bilqies

Bilqies

kasihan bayi Andini yang cewe...
emang sakit apa Thor

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!