BAB 11

Setelah selesai menyusui gadis kecilnya Andini memutuskan untuk segera pulang kerumah,

Setelah tiba dirumah Andini mengetuk pintu kontrakkannya.

" Assalamulikum Bunga," Andini memberi salam.

"Wa'alaikumsalam iya Ndin, " Bunga menjawab salam dan berdiri dari kusinya dan melangkah menuju depan pintu untuk membukakan Andini.

Ceklek..

"Kok cepet banget Ndin tumben, Arshaka pinter banget nggak rewel kok." ujar Bunga.

" Iya Ung, alhamdullilah kalau Arshaka nggal rewel, aku kepikiran terus sama Mas Andrian Ung, apa aku lapor aja ke kantor polisi ya." ucap Andini meminta solusi, dengan melihat ke arah Bunga

" Emangnya kamu udah pernah coba mencari Andrian kerumah orangtuanya?" tanya Bunga

Andini menggelengkan kepalanya " Aku nggak tau rumah Mas Andrian dimana, aku dan Mas Andrian kan nggak pernah di restuin sama Papanya, aku cuman pernah ketemu sama Papanya di Cafe Ung, kalau Mamanya Mas Andrian udah meninggal,  itu pun Mas Andrian yang minta siapa tau Papanya Mas Andrian mau menerima aku tapi,  aku malah di hina sama Papa nya Mas Andrian Ung, katanya aku nggak setara sama Mas Andrian dan nggak pantes jadi isrinya, Waktu itu, sehari sebelum aku bertemu dengan Papa nya Mas Andrian, Mas Andrian menemuin aku dulu Ung, kita janjian di Cafe, yang udah disepakati Papa nya Mas Andirian.

FLASH BACK ON

Andrian donatur terbesar di panti asuhan yang ditinggali oleh Andini, Andini bisa bertemu lagi dengan Andrian juga karena Andrian sering kepanti asuahan,  Andrian ditinggali wasiat oleh Mamanya untuk tidak putus menyumbangkan hartanya, Mamanya Andrian sangat baik hati penyayang berbading terbalik dengan sifat sang suami, Pak Wiratmaja, semenjak itu Andrian dan Andini jadi mempunyai hubungan yang spesial, memang Andini adalah cinta pertama Andrian, semenjak orangtua Andini meninggal dan Andini jadi tidak satu sekolah lagi dengan Andrian, Andrian selalu mencoba untuk mencari Andini, namun mereka tak segaja malah dipertemukan di panti asuhan dimana Andini di buang oleh Om nya yang jahat.

Hubungan Andini dan Andrian sudah sangat dekat dan Andrian ingin menikahi Andini dan meminta restu Papanya Andrian.

**

Seperti biasa Andrian menemuin Andini di panti asuhan.

" Sayang, kata Papa, Papa mau ketemu kamu, asal nggak di rumah, Papa maunya di cafe, nggak Papa kan sayang, semoga Papa merestui hubungan kita, dan kita bisa segera menikah." ucap Andrian

"Iya Mas, nggak Papa, Amin semoga ya Mas." ucap Andini.

Ke esokkan harinya Andini di jemput oleh Andrian mereka berdua sudah sampai di cafe yang disepakati oleh Pak Wiratmaja. Andrian dan Andini sudah duduk si kursi cafe, Andini menunggu dengan harap-harap cemas.

" Mas aku deg - degakan banget, " ucap Andini yang sangat gugup akan bertemu dengan calon mertuanya.

" Sayang, kamu nggak usah panik, tenang aja, ada aku, coba tari nafas dulu." ucap Andrian mencoba menenang kan.

Andini mengikuti perintah Andrian, dengn menarik nafas agar lebih rilex

" Iya Mas." ucap Andini merasa lebih baik.

15 menit mereka menunggu, Pak Wiratmaja datang. Dan berdiri di depan mereka berdua. Saat itu kondisi cafe memang sepi, hanya ada beberapa pengunjung.

" Duduk dulu Pa kenalin Pa, ini Andini yang sering Andrian ceritain ke Papa." ucap Andrian memperkenalkan Andini pada Papa nya.

"Pekenalkan Pak saya Andini." ucap Andini dengan gugup dan gemeteran.

"Orang tua mu dimana?" tanya Pak Wiratmaja menyelidik

"Kedua orangtua saya sudah meninggal Pak, waktu saya berusia 14 tahun." jawab Andini

" Terus kamu tinggal dimana sekarang dan sama siapa?" tanya Pak Wiratmaja lagi

" Saya tinggal di panti Asuhan Pak." jawab Kirana gugup

"Apa!, ternyata kamu memang dari keluarga ya tidak jelas asal usulnya, kamu beraninya mendekati Anak saya, saya tidak akan pernah merestui hubungan kalain, mengerti !" ucap Pak Wiratmaja dengan beranjak berdiri  dari tempat duduknya, dan menujuk nunjukkan jarinya ke arah muka Andini

Andini mendengar penolakan yang dilontarkan Pak Wiratmaja seketika diam dan menundukkan kepala, Andini menahn air matanya agar tidak jatuh.

" Papa apa- apaan sih, kalau Papa kesini cuman mau menghina Andini mending Papa nggak usah kesini aja." ucap Andrian kesal dan mengepalkan kedua tanganya.

" Andrian beraninya ya kamu bentak Papa, demi gadis nggak jelas dan miskin ini, dia tidak setara dengan keluarga kita, Papa sudah susah payah menyekolahkan kamu, hingga kamu lulus S2 dan kamu sudah jadi Presidir Direktur, kamu malah memilih gadis miskin ini, Papa sudah menjodohkan kamu dengan anak teman Papa yang setara dengan kelurga kita, tapi kamu tolak, malah memilih gadis miskin dan nggak jelas ini." ucap Pak Wiratmaja dengan menujuk nujuk tanganya ke arah Andini

" Cukup Pa, Papa yang akan pergi dari sini atau Andrian yang akan pergi, Andrian nggak akan pulang kerumah lagi, Andrian akan menikahi Andini." ucap Andrian tegas

" Andrian! dasar anak tidak tahu di untung, kamu malah bertingkah konyol seperti ini, kalau kamu lebih memilih gadis miskin ini, Papa akan cabut semua fasilitas yang udah Papa kasih, termasuk posisi kamu jadi Presdir, jangan harap kamu akan dapat warisan dari Papa." ucap Pak Wiratmaja dengan kesal

" Terserah Papa mau cabut semua, Andrian nggak perduli, asal Papa tau, Andrian cuman mencintai Andini." ucap Andrian dengan mengajak pergi Andini dan meninggalkan Pak Wiratmaja.

" Bagus Andrian, bagus sudah berani kamu ya menetang Papa, gara - gara gadis miskin ini." ucap Pak Wiratmaja. Melihat Andrian pergi bersama Andini, Pak Wiratmaja mengepalkan kedua tangannya.

Liat saja Andrian apa yang akan Papa lakukan untuk memisahkan kamu dari Andini.

Andrian memutuskan mengajak Andini pergi, mereka berdua sudah berada di dalam mobil, Andini, Andini sangat sedih mendengar hinaan dari calon mertuanya.

"Sayang, jangan dengerin omongan  Papa ya, mau nggak di restui sekalipun akau bakalan tetep menikahi kamu,  sayang." ucap Andrian dengan memegang jemari tangan Andini.

" Tapi Mas, restu dari Papa mu itu penting, lebih baik kita nggak usah menikah Mas, kalau Papa Mas Andrian nggak merestui kita." ucap Andini dnegan meneteskan air mata

" Andini, aku sangat mencintai kamu, kamu mau liat aku mati, kalau kamu menolak aku nikahi." ucap Andrian mengancam.

" Mas Andrian nggak boleh berucap seperti itu, aku juga mencintai Mas Andrian, aku mau menikah dengan Mas Andrian, tapi gimna dengan Papa Mas Andrian." ucap Andini

" Kamu tenang aja sayang, Papa akan baik - baik saja, lama- lama Papa juga akan merestui kita." ucap Andrian dengan mencium tangan Andini.

FLASH BACK OFF

" Sedih juga ya, jalan cerita kalian berdua, sampai sekarang belum ada restu." ucap Bunga.

" Iya Ung, makanya ini hal yang paling aku takuttin, Mas Andrian pergi dan nggak kembali, aku nggak bisa tanya ke kelurganya dan nggak bisa berbuat apa - apa, aku yakin pasti ada problem antara Mas Andrian dan Papanya."ucap Andini.

" Kenapa nggak kamu laporin aja kepolisi,  kehilangan suami, siapa tau Andrian jadi tau atau saudaranya jadi tau kalau kamu nyariin Ndin, biasanya kalau orang hilang kan, nyebari poster fotonya orang yang hilang Ndin." ucap Bunga.

" Bener juga Ung, besok coba aku mau ke kantor polisi," ucap Andini

" Iya Ndin, besok aku temenin ya, besok aku masih libur kok tenang aja." ucap Bunga.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

sombong banget sih papa nya Andrian....
pengen gue gampar aja Thor pake sendal 🤣🤣

2024-05-15

0

Bilqies

Bilqies

good job 👍👍

bener2 laki laki sejati kalau kaya gini,

2024-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!