BAB 2

Hari sudah semakin petang, jam menunjukkan pukul 17.45 hujan turun semakin deras, bersama  suara petir yang  terdengar menggelegar di penjuru kota, suasana sangat sepi hanya rintik hujan yang terdengar, di tambah rasa dingin yang menyelimuti, akibat hujan yang turun dari siang hingga petang tak kunjung reda. Andini yang sedang mengandung anak pertamanya yang  sudah menginjak usia kehamilan 9 bulan ditambah menurut hasil USG,  dokter mengatakan Andini hamil anak kembar, tetapi tidak mengurungkan niatnya untuk berbakti kepada suaminya,  dengan penuh semangat masih bisa menyiapan makanan untuk suaminya yang sedang bekerja, memang Andini seorang wanita yang mandiri pekerja keras, gesit, berhati lembut dan patuh terhadap suami.

"Udah jam segini Mas Andrian kok belum pulang ya? biasanya kalau mau lembur Mas Andrian pasti ngabarin dulu." gumam Andini sambil melirik jam dinding yang ada di dapur, waktu menujukkan pukul 18.15 Andini segera memindahkan makanan dari dapur ke meja makan.

Setelah selesai memindahkan makanan ke meja makan, Andini bergegas untuk mengambil  wudhu dan melaksanakan sholat magrib. Setelah selesai sholat magrib Andini menunggu suaminya di ruang tamu. Andini terlihat begitu sangat gelisah, tidak biasanya Andrian pulang  telat, kecuali jika lembur di kantor, pasti juga menghubungi Andini dulu kalau mau lembur.

Suara motor berhanti didepan kontrakan Andini, tak lama ada seseorang  yang  datang mengetuk pintu kontrakkan  Andini.

Tok...

Tok...

"Assalamualikum." ucap Andrian mengucapkan salam

"Walaikumsalam." Andini menjawab salam

Andini sangat  antusias ingin segera membukakan pintu. Andini bergegas dan berajak dari tempat duduknya, walaupun agak kesusahan akibat perutnya yang sudah membesar. Andini sangat hafal suara motor milik suaminya.

" Pasti Mas Andrian ini." gumam Andini

Andini berjalan mendekati pintu, sebelum membukakan pintu Andini selalu memastikan siapa tamu yang datang kerumahnya, untuk memastikan bahwa memang benar jika yang pulang adalah suaminya. Andini melihat dari jendela terlebih dahulu, takut orang lain yang bertamu. Andini sangat menjaga kehormatannya dan kehormatan suaminya, jika suaminya tidak dirumah Andini tidak akan membiarkan tamu laki- laki masuk kedalam kerumahnya tanpa seizin suaminya. Setelah dilihat dari jendela ternyata memang suaminya yang datang. Andini segera membukakan pintu.

Ceklek.

"Mas Andrian, masuk Mas." ajak Andini sambil bersalaman dan mencium telapak tangan suaminya yang terasa dingin.

" Sayang maaf ya aku telat pulang, aku nggak sempet ngabarin kamu dulu, tadi di jalan rame banget sayang, aku mau ngabarin juga nggak bisa hujannya deres banget." penjelasan dari Andrian. Andrian sambil melepas  jas hujan yang tadi ia pakai, baju kerja Andrian yang juga terlihat sedikit basah, akibat mantol yang ia kenakan tidak menutup tubuh Andrian dengan sempurna.

" Iya Mas nggak papa, yaudah Mas Andrian mandi dulu ya, udah aku siapin air hangat sama bajunya di dalam kamar ya Mas, nanti kalau udah selesai mandi,  Mas Andrian sholat magrib dulu, terus Mas Andirian makan ya, udah aku siapain makanan kesukaan Mas Andrian. Aku tunggu di meja makan ya Mas." ucap Andini dengan suara lembut bak ibu peri, istri idaman para lelaki,  cantik penurut, nggak neko - neko dan berhati lembut

" Iya sayang, aku mandi dulu ya," ucap Andrian meninggalkan Andini dan menuju ke kamar mandi.

Andrian mandi dengan cepat cuman butuh waktu 7 menit, memang Andrian sengaja untuk mandi cepat, Andrian tidak ingin istrinya menunggu nya terlalu  lama dimeja makan. Setelah Andrian selesai mandi dan mengenakan baju yang sudah di siapkan oleh sang istri, Andrian menunaikan ibadah sholat magrib, setalah selesai sholat. Andrian menghampiri  istrinya di meja makan. Andrian duduk dimeja makan, dan Andini sudah menyiapkan piring beserta nasi untuk Andrian.

"Gimana Mas kerja nya hari ini, Mas Andrian mau makan pakek lauk apa?" tanya Andini, Andini memasak capcay ayam goreng tempe goreng dan sambel trasi kesukaan Andrian.

"Alhamdullilah lancar  sayang,  capcay sama tempe goreng aja sayang tambah sambel trasinya, gimana kabarnya jagoan kita hari ini sayang?" tanya Andrian sangat antusias, sambil minum air hangat yang sudah disediakan Andini.

Andini mengambilkan lauk yang di minta Andrian, pernikahan mereka sudah menginjak usia sepuluh bulan, setelah menikah 1 bulan dengan Andrian, Andini langsung hamil dan selama mereka menikah belum penah ada pertengkaran yang ada hanya kebahagiaan.

" Alhamdullilah Mas, si kembar sangat aktif. Mas maaf ya gara- gara Mas Andrian milih aku, Mas Andrian  meninggalkan semuanya dan  memulai  semua dari nol." ucap  Andini dengan raut wajah sedih melihat suaminya pulang kerja kehujanan, walaupun memakai mantol, tapi wajahnya tadi tidak bisa berbohong kalau sangat kedinginan dan semua fasilitas yang biasanya Andrian gunakan dicabut oleh Papanya akibat Andrian lebih memilih menikahi Andini.

"Alhamdullilah iya sayang, besok kita USG ya, aku baru aja dapet bonus sayang dari bos ku, aku nggak sabar mau liat anak kembar kita sayang, sayang dengerin aku ya, aku memilih kamu karena kamu segalanya bagiku kamu prioritas utama, soal harta bisa di cari, aku sekarang bekerja keras untuk masa depan keluarga kita nantinya, kamu nggak usah merasa bersalah seperti ini lagi, janji ya sayang jangan pernah di bahas lagi masalah ini, semua ini kan memang pilihan aku sayang, biarkan aku yang harus menanggungnya." papar Andrian, sambil makan masakan istrinya yang sangat lezat.

" Iya Mas, aku juga pingin USG Mas, rasanya perut ini udah semakin penuh Mas, iya Mas aku bakal menemani Mas Andrian terus sampai Mas Andrian bisa sukses, makasih ya Mas udah jadiin Andini prioritas Mas Andrian, tapi aku takut Mas, kalau suatu saat Mas Andrian tiba - tiba harus pergi." ucap Andini

"Sayang, aku janji aku nggak akan pernah ninggalin kamu dan anak - anak kita." ucap Andrian menenangkan.

Mereka berdua sudah selesai makan, Andini langsung membereskan piring yang kotor dan mencuci piring diwastafel, " Mas Andrian istirahat aja, pasti Mas Andrian lelah kan,  aku cuci piring dulu ya Mas, jangan lupa sholat isyak dulu ya Mas." ujar Andini meningatkan

" Iya sayang,  aku bantuin cuci piringnya ya sayang." ucap Andrian

" Nggak usah Mas biar aku saja, Mas Andrian sholat isyak dulu aja, terus langsung ke kamar, nanti aku nyusul ya Mas, habis nyuci piring  aku mau beresin baju si kembar dulu ya Mas, mau aku siapain biar kalau sewaktu - waktu aku mau melahirkan tinggal di bawa aja, kata dokter Naila terakhir kita USG kan 3 minggu yang lalu, pas usia kehamilanku masih 34 minggu, hari ini tepat usia kehamilanku 37  minggu yang artinya hari ini masuk di usia kehamilan 9 bulan Mas, dan dokter  Naila bilang perhitungan dokter 1 minggu lagi, kalau mau dilahirkan sudah cukup usianya untuk bayi kembar,  besok kita USG buat liat posisinya ya Mas, untuk menentukan aku bisa lahir nomal atau nggak, aku pinginya sih lahir normal Mas, semoga bisa ya Mas, aku udah nggak sabar Mas, pingin cepet ketemu sama anak kembar kita." ujar Andini yang tampak bersemangat.

" Iya sayang, tapi apapun nanti hasil USGnya sayang, mau lahir normal apa secar, kita harus ikuti apa kata dokter, untuk kebaikan kamu dan anak kita sayang, aku juga nggak sabar pingin ketemu  dan  gendong anak kembar kita sayang, makin lengkap rasanya kebahagiaanku sayang, yaudah aku ke kamar dulu ya sayang, aku tunggu  di kamar." ucap Andrian.

Sambil berdiri mendekati istrinya dan mencium pipi istrinya, lalu meninggalkan meja makan dan menuju ke kamar.

Sementara Andini yang tengah hamil tua ditambah hamil anak kembar, sebenarnya sangat kerepotan untuk hal cuci piring saja sudah menguras tenaga Andini, kringat Andini bercucuran, tapi tidak mengurangi semangat Andini untuk tetap melayani suaminya dengan sepenuh hati. Andini memang istri yang sangat berbakti kepada suaminya, tidak pernah mengeluh, apa lagi membangkang ucapan suaminya, hal ini yang membuat Andrian jatuh hati dan lebih memilih Andini untuk ia nikahi.

Jam menunjukkan pukul 20.15 Andini sudah selesai merapihkan baju si kembar dan memasukkannya di dalam tas, jika sewaktu - waktu ingin melahirkan tinggal di bawa, Andini langsung masuk ke kamar nya, Andrian sudah menunggu di ranjang sedari tadi," sayang kok belum tidur." tanya Andini

" Belum lah sayang, kan aku nungguin kamu sayang, maaf ya sayang, aku nggak bisa bantuin kamu, sebenarnya aku nggak tega liat kamu udah hamil besar begini masih saja melakukan pekerjaan yang berat, tapi aku juga sangat lelah sayang, tadi aja aku ada masalah sama teman sekantorku, untungnya bos belain aku." ucap Andrian mengeluh

" Nggak papa Mas, aku yang justru menghawatirkan kamu Mas, Sabar ya Mas, sini aku pijitin pasti Mas Andrian lelah sekali kan." ujar Andini menawarkan diri.

" Nggak usah sayang, sayang hari ini Mas gajian, ini  uang 7 juta buat nambahin kebutuhan kita," ujar Andrian dengan memberikan uang kepada Andini, kinerja Andrian di diperusahaan yang sekarang ini ia berkerja memang sangat bagus, bulan depan Andrian di tawari naik jabatan oleh bos nya.

" Alhamdullilah iya Mas, Makasih ya Mas, semoga berkah. Insyallah aku akan menggunakan uang yang Mas kasih denga sebaik - baiknya, dan bakal aku tabung untuk keperluan si kebar kalau ada kebutuhan mendesak." ujar Andini

"ya sayangku, yuk kita tidur sayang, udah malam." ajak Andrian

Andini yang sudah diposisi disamping Andirian menuruti perkataan Andrian untuk tidur.

" Iya Mas," ucap Andini

Selang 15 menit hp Andrian berbunyi ada panggilan masuk dari nomer tidak dikenal.

" Siapa sih malam - malam nelpon, ganggu aja," ucap Andrian kesal.

" Sudah Mas jangan marah - marah siapa tau penting, coba di angkat dulu, " ucap Andini dengan mengambilkan benda pipih ya ada dinakas dekat Andini tidur, lalu memberikannya ke Andrian.

" Mas ini hp nya." Ucap Andini

" Iya sayang." ujar Andrian, makasih ya

Andrian melihat  nomer tak dikenal dan segera mengangkat telpon.

"Hallo ini siapa?" tanya Andrian di telpon

" Hallo Mas, saya asisten Pak Wiratmaja saat ini Pak Wiratmaja sedang membutuhkan Mas Andrian. Pak Wiratmaja jatuh dan jantungnya kumat, ini permintaan terakhir Pak Wiratmaja Mas, beliau tidak mau di bawa ke Rumh Sakit Mas, beliau minta Mas untuk datang kerumah." ucap Seseorang

Telpon tiba tiba mati dan tidak terhubung .......

Hallo...

Hallo...

"Sial!..

Papa ini apa - apa - an sih!" ucap Andrian kesal

" Kenapa sayang, siapa yang menelpon?" tanya Andini dengan nada lembut.

"Ada orang suruhannya Papa sayang, barusan bilang katanya Papa jatungnya kumat, ah tapi pasti cuman akal - akalan Papa aja, biar aku pulang kerumah." ucap Andrian meremehkan

" Sayang, kok kamu punya pikiran kayak gitu, coba kalau memang benar gimana, udah Mas lebih baik Mas Andrian temui saja Papa Mas Andrian, Mas nggak mau kan menyesal, aku nih Mas yang udah nggak punya orang tua aja kadang masih berharap bisa bertemu dengan mereka. Mas Andrian pasti ngerti kan sama ucapan aku barusan." ujar Andini

" Iya sih sayang, ada benernya juga,  yaudah kamu ikut ya sayang, aku nggak mungkin ninggalin kamu malam - malam sendirian sayang, mana kamu masih hamil besar begini, tapi gimana ya sayang aku cuman bawa motor." ucap Andrian kebingungan

"Mas aku tunggu di rumah aja, aku nggak masalah Mas, dirumah sendiri, lagian kan tetangga kontrakan kita juga ada, nanti kalau aku kenapa - napa, aku pasti langsung nelpon kamu Mas, ada Bunga juga yang siap sedia aku repotin kok Mas." ucap Andini meyakinkan

Andini bangun dari ranjang dan menyiapakan baju untuk suaminya," Mas pakai ini ya, biar kamu nggak terlalu kedinginan, walapun hujan udah reda tapi, udara diluar pasti dingin." ucap Andini dengan tersenyum

" Iya sayang, nanti aku kabarin kalau udah sampe rumah Papa, aku pasti secepatnya kembali sayang, hati - hati dirumah ya sayang,  i love you, Assalamulikum." ucap Andrian mencium kening Andini dan mencium perut Andin, lalu memakai baju dan jaket yang sudah disedia kan oleh Andini,  Andrian dengan sangat  berat hati meninggalkan Andini yang sedang hamil tua.

" Iya sayang, love you to, hati - hati ya Mas, Wa'alaikumsalam Mas." ucap Andini sambil mencium telapak tangan suaminya dan menghantarkan suaminya kedepan pintu kontrakan.

Andrian menghidupkan motor dan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang dan pergi  meninggalkan Andini menuju rumah Papa nya.

Andini menutup pintu dan masuk kembali kekamar nya, dan memutuskan untuk segera tidur, teringat pesan dokter Naila, ibu hamil tidak baik tidur larut malam, untuk pertama kali nya setelah menikah Andini  ditinggal sendiri malam - malam oleh Andrian, tak ada firasat apapun, yang dirasakan oleh Andini sebelumnya. Malam itu menjadi malam perpisahan Andini dan Andrian dan tak tahu kapan mereka akan bertemu kembali.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

palingan poa Adrian cuma pura pura jatuh dan kumat sakit jantungnya biar dia bisa nyuruh Andrian pisah dengan Andini

2024-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!