BAB 5

Andrian akan segera dipindahkan ke ruang HCU, dengan  meminta persetujuan Papa Andrian, terlebuh dahulu.

" Keluarga Tuan Andrian," seorang perawat jaga kamar operasi mencari Pak Wiratmaja

Pak Wiratmaja yang terjaga dan tetep duduk di ruang tunggu kamar operasi langsung berdiri dari tempat duduknya, ketika perawat kamar oprasi mencari keluarga Andrian, Pak Wiratmaja berjalan tergopoh - gopoh, ke arah perawat yang mencarinya.

" Saya Mas, saya Ayah dari pasien bernama Andrian, " ucap Pak Wiratmaja dengan mendekati perawat jaga.

" Begini Pak, Mas Andrian sudah selesai dilakukan tidakan operasi, operasi berjalan dengan lancar, namun setelah di observasi selama 1 jam di ruang pemulihan kondisi Mas Andrian semakin menurun, maka dari itu pasien harus segera kami pindahkan ke ruang HCU, untuk mendapatkan perawatan yang lebih maksimal." tutur perawat kamar operasi

Deg jantung Pak Wiratmaja seperti berhenti sejenak mendengar putranya kondisinya makin memburuk.

" Pindahkan saja Mas, tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya Mas, asalkan anak saya bisa sembuh." ujar Pak Wiratmaja  dengan meneteskan air matanya.

" Baik Pak, akan kami siapkan pemindahan Mas Andrian." ujar Perwat jaga kamar oprasi.

"Iya Mas terimakasih" ucap Pak Wiratmaja dengab raut wajah yang sangat khawatir, dan kembali ketempat duduk semula, menunggu Andrian yang akan segera di pindahkan keruang HCU.

Ditempat yang sama Bunga juga sedang menunggu sahabatnya, Andini yang tengah bertaruh nyawa untuk melahirkan bayi kembarnya, mendengar nama Andrian dipanggil oleh perawat, Bunga

agak kaget.

" Ah nggak mungkin itu Andrian suami Andini, lagian Andrian kan banyak di kota ini." gumam Bunga.

Bunga sangat gelisah menunggu sahabatnya tak kunjung keluar dari ruang operasi sementara kedua bayi Andini sudah berada di ruang Perinatalogi.

Tapi Bunga sangat penasaran, melihat Pak Wiratmaja sedang bersedih dan sendirian, Bunga mencoba menghampiri Pak Wiratmaja.

" Permisi Pak, boleh saya duduk si samping Bapak?" tanya Bunga meminta izin

" Iya boleh," jawab Pak Wiratmaja

" Yang sakit siapa Pak? Bapak hanya sendiri di sini?" tanya Bunga lagi.

" Anak saya, iya saya cuman sendiri." ucap Pak Wiratmaja dengan raut wajah sangat sedih, semua bodyguarnya diusir dan bodyguar Pak Wiratmaja hanya memantau dari jarak  jauh.

" Anak bapak sudah menikah Pak?" tanya Bunga lagi, karena sangat penasaran.

" Belum menikah." jawab Pak Wiratmaja singkat, memang Pak Wiratmaja tidak pernah mengakui dan menggap pernikahn Andrian dan Andini.

Bunga bernafas lega " Yang sebar ya pak, semoga, anak Bapak segera pulih dan sehat seperti sedia kala." ucap Bunga yang mengurangi rasa penasarannya

"Iya Mba, makasih ya, Mba ngapain disini? sepertinya juga hanya sendiri?" tanya Pak Wiratmaja

" Saya menunggu sahabat sayang yang sedang di operasi cesar Pak, karena suaminya sedang berhalangan hadir, saya yang menggantikan menemani." ucap Bunga

" Oh, semoga operasi teman kamu berjalan dengan lancar." ucap Pak Wiratmaja ikut perduli, karena Pak Wiratmaja tidak tau sebenarnya teman yang Bunga maksud adalah Andini.

" Iya Pak Terimakasih." ucap Bunga

"Keluarga pasien atas nama Andirian," ucap perawat kamar operasi.

" Iya Mas," sahut Pak Wiratmaja dengan menghampiri perawat kamar operasi.

" Pak pasien atas nama Andrian sudah siap untuk dipindahkan ya." ucap Perawat kamar operasi

" Iya Mas." ucap Pak Wiratmaja

Andrian sudah dijemput oleh perawat jaga ruang HCU dan akan dipindahkan ke ruangan HCU. Sementara Pak Wiratmaja mengikuti perawat yang membawa Andrian dengan brankar menuju ke ruang HCU.

**

Selang 1 menit perawat mencari keluarga Andini.

"Keluarga atas nama Ny Andini." ucap perawat jaga kamar operasi

Bunga segera menghampiri perawat yang mencari keluarga Andini. Niat Bunga yang ingin melihat pasien Andrian lenyap, akibat kelurga Andini juga dipanggil, Bunga tidak punya kesempatan untuk melihat Andrian.

"Iya Sus, saya keluarga ibu Andini,"ujar Bunga

" Baik Ibu, Ibu Andini sudah selesai dioperasi, operasinya berjalan dengan lancar dan sudah di observasi diruang pemulihan selama 2 jam, ibu Andini kondisinya baik, tidak mengalami perdarahan dan penyulit lainnya dan saat ini sudah bisa dipindahkan diruang perawatan." ucap perawat jaga kamar operasi.

" Iya Mba," ujar Bunga

Andini keluar dari ruang pemuliah, dengan raut muka yang sedikit meringis kesakitan akibat obat bius sudah mulai hilang, dan sudah diberikan obat anti nyeri, tapi masih tetap merasakan nyeri  itu hal yang wajar, yang di rasakan pasien - pasien habis di cesar kebanyakn seperti itu. Di tambah datangnya kontraksi setelah melahirkan kontraksi untuk pemulihan kondisi rahimnya agar tidak terjadi perdarahan, mengingat Andini melahirkan  bayi kembar sangat beresiko mengalami perdarahan.

Bunga yang sudah menanti sedari tadi, tangis nya pecah melihat sahabatnya berbaring di ranjang pasien. Mereka berpelukan sebelum Andini di pindahkan.

"Sus, bolehkah saya memeluk sahabat saya sebentar." ucap Bunga meminta izin

" Boleh Mba, saya kasih waktu 2 menit." ucap Bidan yang berjaga yang menjemput Andini.

Andini akan masuk keruang kebidanan khusunya ruang nifas.

" Andini, selamat ya bayi kamu sudah lahir, kamu hebat,kamu ibu yang kuat. " ucap Bunga sambil meneteskan air mata, melihat perjuangan sahabtnya yang begitu besar.

Andini ikut menangis sejadi jadinya dipeluk oleh sahabatnya.

" Makasih banyak ya Ung, udah selalu ada buat aku." ujar Andini.

" Iya Ndin." ucap Bunga

Andini segera dipindahkan keruang kebidanan khusunya ruang nifas. Di ikuti dengan Bunga yang mengekor di belakang bidan jaga yang menjemput Andini dengan brankar. Sampailah Andini diruang nifas kelas 1 karena Andini mengunakan asuransi suaminya, jadi biaya untuk cesar bisa tercover oleh asuransi.

" Ibu ini ruanganya Ibu ya, Ibu bisa beristirahat disini kalau Ibu butuh batuan saya, Ibu bisa menekan tombol warna merah yang ada di atas nakas ini, Ibu Andini di cairan infus Ibu ini ada obatnya ya Bu, untuk mengurangi nyeri dan mencegah perdarahan, dan kalau kakinya Ibu sudah bisa ditekuk, Ibu boleh makan dan minum sedikit sedikit, karena waktu ibu dioperasi tidak di bius umum melainkan hanya bius setengah badan, ibu tidak harus menunggu flatus ya, ibu juga tidak ada pantangan untuk makanan ya Bu, untuk bayi ibu masih kami observasi di ruang perinatalogi, besok pagi jika kondisinya stabil akan di rawat gabung bersama ibu, ada yang ingin ibu tanyakan lagi." ucap bidan jaga ruangan dengan penjelasain yang detail.

" Tidak ada Sus, terimaksih banyak ya Sus." ucap Andini

" Iya Bu, saya permisi ya Bu," ucap Bidan jaga ruangan nifas.

" Jauh juga ruanganya ya Ndin dari ruang operasi, hebat itu Mba Bidannya kuat bener dorong kamu sampe sini Ndin, Yaudah kamu istirahat ya Ndin," ucap Bunga dengan ngos - ngosan.

" Iya Ung, kamu juga istirahat, pagi ini kan kamu harus kerja." ujar Andini.

" Aku nggak kerja Ndin. Aku udah izin sama bos ku, khusus mau nemenin kamu, aku nggak tega liat kamu sendirian." ucap Bunga yang sangat perduli dengan sahabatnya.

Andini tersenyum mendengar ucapan sahabatnya yang sangat tulus, Andini dan Bunga memang bersahabat sejak mereka sama - sama di panti asuhan,  namun mereka sempat berpisah akibat Bunga, di adopsi oleh sepasang suami istri, dan di sekolahkan hingga sarjana setalah usia Bunga menginjak 22 tahun kedua orang tua angkatnya meninggal karena sakit. Semantara Andini lulusan D3 Tata busana, Andini bisa kuliah karena Andini mendapatkan beasiswa semasa SMA Andini memang menjadi siswa yang sering mendapatkan juara umum.

Bunga bisa bertemu dengan Andini kembali waktu Andini mencari kontrakan tidak sengaja mereka bertemu lagi.

" Maaf ya Ung, aku udah banyak banget ngrepotin kamu." ucap Andini

" Nggak Ndin, kamu nggak ngrepotin sama sekali, kamu udah aku anggep seperti saudaraku sendiri, mending kamu istirahat sekarang, biar cepet pulih." ucap Bunga.

" Iya siap Bu Bos, jadi mellow lagi Ung." ujar Andini menuruti kemauan sahabatnya untuk istirahat.

Bunga juga ikut istirahat dan tidur di sofa dekat ranjang Andini.

**

Semantara Pak Wiratmaja sangat gelisah akan keadaan anaknya Andrian. Salah satu perawat keluar dari ruang HCU dan mencari kelurga Andrian.

" Keluarga pasien atas nama Andrian." ucap perawat HCU

Pak Wiratmaja segera menghampiri perawat yang mencari keluarga Andrian

" Saya Ayahnya Mas, bagaimana kondisi anak saya Mas?" tanya Pak Wiratmaja.

" Kondisi anak Bapak bukanya membaik malah semakin menurun, dan Mas Andrian dinyatakan Koma, kami sudah melaporkan hasil pemeriksaan Mas Andrian, dengan dokter penanggung jawab dokter rizal, saran dokter agar Mas Andrian segera dirujuk ke rumah sakit  yang fasilitasnya lebih memadai rumah sakit khusus bedah syaraf ada dua pilihan rumah sakit yang direkomendasikan oleh dokter rizal Pak, di singapore dan thailand, Bapak boleh bermusyawarah dulu dengan keluarga saya beri waktu 30 menit ya Pak, saya harap Bapak segera memberi keputusan." ujar perwat jaga ruang HCU.

Pak Wiratmaja sangat terpuku mendengar penjelasan perawat jaga, Pak Wiratmaja merasa sangat bersalah, telah membuat rencana ini.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

kasihan sekali Adrian sampai koma begitu gara gara ulah papanya yang jahat itu 😡😡😡

kan jadi terpisah mereka berdua 😭😭

2024-05-11

0

Bilqies

Bilqies

5 🌹 untukmu thor

2024-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!