BAB 10

4 hari sudah berlalu setiap hari Andini pergi kerumah sakit memberikan asinya untuk putri kecil nya yang masih terbaring lemah di ruang NICU Rumah Sakit Harapan Prima. Sementara saat Andini mengantarkan Asi. Bayi Arshaka di titipkan ke tentangga kontrakan kadang juga ke Bunga, jika Bunga sedang tidak bekerja. Hari ini Bunga sedang tidak bekerja, Andini berencana akan menitipkan Bayi Arshaka ke Bunga.

Andini setiap hari selalu bangun pagi, untungnya walaupun Andini punya Bayi, Andini selama 4 hari dirumah tidak pernah begadang, Bayi Arshaka seperti mengerti kondisi ibunya, dan bisa menyesuaikan jam tidur sesuai dengan jam ibunya.

Selama 4 hari di kontrakan Andini juga sudah berusaha untuk mencari suaminya ke orang - orang terdekat dan teman - teman kantornya, bahkan Bos nya sudah memberikan peringatan kepada Andini, apabila Andrian dalam kurang dari 1 minggu tetap tidak bekerja akan di berhentikan dengan tidak hormat.

" Aduh gimana ya, kalau Mas Andrian nggak kunjung pulang dan nggak ada kabar Mas Andrian bisa di pecat ini, Dimana sih kamu Mas?" gumam Andini

Andini sudah memandikan dan menyusui Bayi Arshaka sebelum berangkat untuk menjenguk Bayi Arsyla. Jika dititipkan ke Bunga, Bunga lah yang selalu menghampiri kerumah Andini.

Andini sudah menunggu Bunga di ruang tamu sambil menyusui Bayi Arshaka sampai dipastikan Bayi Arshaka kenyang.

Tok..

Tok...

"Assalamulikum, Andini..."

Bunga mengetuk pintu dan mengucap salam

" Walaikum salam, iya Ung," jawab Andini dan segera membukakan Pintu denga menggendong Bayai Arshaka.

Ceklek ..

" Masuk Ung." ucap Andini mempersilakan Bunga untuk masuk.

" Iya Ndin, udah ganteng ya ponakan Tante, sini Ndin aku yang gendong, udah kamu susuin kan." ucap Bunga langung masuk ke rumah Andini dan menggendong Bayi Arshaka dan duduk di ruang tamu.

" Udah kok Ung, aku titip Arshaka sebentar ya Ung, aku udah pumping asiku buat Ashaka juga, aku tarok di kulkas nanti tinggal di angetin aja kalau Arshaka minta susu ya Ung." ucap Andini

" Siap Ndin, yaudah sana berngkat Ndin." ucap Bunga

" Iya Ung, aku tinggal dulu ya, Assalamulaikum." ucap Andini berpamitan dan mencium pipi Bayi Arshaka

" Wa' alaikum salam hati - hati Ndin." ucap Bunga

Andini melangkah keluar dari kontrakkan menunju ke arah jalan raya dan menunggu angkot lewat di pinggir jalan, sebenarnya Bunga sudah menawarkan untuk mengantarnya namun Andini menolak dengan alasan tidak mau merepotkan sahabatnya.

Setelah menunggu 15 menit ada angkot yang lewat dan Andini menaiki angkot menuju ke Rumah Sakit.

Sampailah Andini di Rumah Sakit dan langsung menuju ke ruang NICU untuk menemui putri kecilnya. Andini sudah berada di ruang NICU dan masih menyusui bayinya, Bayi Arsyla masih di pasang infus namun selang oksigen sudah tidak terpasang, bayi Arsyla membutuhkan  perawatan yang lumayan akibat mengalami infeksi karena menelan banyak cairan ketuban.

" Sayang cepet sehat ya anak Bunda, biar bisa pulang, Abang Arshaka udah nungguin," ucap Andini lirik kepada Bayi Arsyla air matanya tidak bisa dibendung lagi, air matanya jatuh membasahi pipinya. Setiap melihat Arsyla, Andini selalu teringat dengan Andrian.

**

Semantara di Singapore kondisi Andrian sudah semakin membaik Andrian sudah di pindahkan kerungan President suit. Pak Wiratmaja terus saja meyakin kan Andriam da akhirya Andrian menyadari bahwa Pak Wiratmaja adalah Papanya.

" Andrian Papa seneng banget kamu udah inget sama Papa." ujar Pak Wiratmaja

"Iya Pa, Andrian juga nggak tau, ingatan Andrian semuanya hilang, sebenarnya apa yang terjadi sama Andrian Pa? dan Mama kemana, aku kangen banget sama Mama." ucap Andrian yang sedang berbaring di atas ranjang pasien.

Mulailah siasat jahat Pak Wiratmaja untuk memisahkan Andini dan Andrian untuk selamanya dengan mengarang cerita yang sebenarnya.

Pak Wiratmaja sangat licik untuk memisahkan Andini dan Andrian menggunakan situasi saat Andrian lupa ingatan.

" Jadi begini Andrian, waktu itu kejadiaanya sekitar 2 minggu yang lalu kamu baru pulang dari kantor, dari perusahaan kita, mungkin kamu kelelahan posisinya kamu sudah menggantikan Papa menjadi President Direktur diperusahaan kita. Papa juga nggak begitu tau persis kejadiannya gimana, Papa di hubungi seseorang bahwa kamu mengalami kecelakkan yang sangat parah, awalnya kamu di rawat di Rumah Sakit di negara kita, tapi rumah sakit di negara kita nggak sanggup dan merujuk ke singapore. Mama kamu udah lama meninggal Andrian, Papa sangat sedih orang pertama yang kamu ingat hanya Mama mu." ujar Pak Wiratmaja memaparkan.

" Mama beneran udah meninggal? Terus aku udah nikah belum Pa." ujar Andrian.

" Iya Andrian Mama mu sudah meninggal, nanti kalau kita pulang ke negara kita, Papa ajak kamu ke makam Mama mu, kamu belum menikah, tapi kamu akan segera bertunangan Andrian." ucap Pak Wiratmaja dengan perasaan bahagia, akhirnya Andrian bisa kembali lagi ke pelukannya, kejadian ini membuat Pak Wiratmaja berfikir ada hikmah yang indah di balik kondisi Andrian yang lupa ingatan dan  langsung ia manfaatkan.

"Siapa tunanganku? Andini itu sapa apa? Apa tunanganku Namanya Andini?" tanya Andrian

Deg..

Jantung Pak Wiratmaja seakan mau lepas dari tempatnya mendengar Andrian meyebut nama Andini.

"Pah, Papa kok diem aja sih, Andini itu siapa Pa? kok slealu ada di mimpi Andrian?" tanya Andrian penasaran

" Em, iya Andrian tunangan kamu namanya Andini, gadis dari keluarga terpandang terhormat dan kaya sejajar dengan kelurga kita." ucap Pak Wiratmaja dengan gugup karena mengarang cerita spontan.

" Kenapa dia nggak di sini Pa, kalau memang dia benar tunanganku." ujar Andrian membuat Pak Wiratmaja perpikir keras untuk menjawab pertanyaan Andrian, jika tidak hati - hati menjawabnya akan menimbulkan masalah yang besar.

" Sebenarnya Andrian kamu dan Andini itu harusnya sudah bertunangan, pertungan sudah di jadwalkan dari satu bulan yang lalu tapi, kamu yang malah mengagalkannya, Andini jadi kecewa dengan kamu, tapi kamu harus meminta maaf dan segera melamar Andini, Andrian, Papa yakin Andini masih mencintai kamu." ucap Adrian.

" Masa sih Pa, mana coba liat foto Andini." ujar Andrian meminta bukti

Dengan tangan bergetar Pak Wiratmaja memberikan foto Andini palsu, alias memberikan foto Alisa, Alisa wanita yang di jodohkan dengan Andrian oleh  Pak Wiratmaja namun Andrian menolaknya mentah mentah dan lebih memilih kabur dari ramahnya dan menikahi Andini.

" Ini Andrian,foto Alisa, maksud Papa Andini." ucap Pak Wiratmaja dengan ekpresi kesal dengan dirinya sendiri namun ia tutupi dari Andrian

Andrian yang melihat poto Andini palsu alias Alisa malah menjadi pusing, dan sakit kepalanya.

" Ini Andini." ucap Andrian singkat Andrian memegang kepalanya yang terasa pusing.

" Kamu kenapa Andrian?" tanya Pak Wiratmaja.

" Pusing banget kepalaku Pa." ujar Andrian dengan masih memegang kepalanya

" Yaudah kamu istirahat aja, kamu jangan maksain dulu buat inget semua, Papa panggilin dokter ya." ujar Pak Wiratmaja menawarkan.

" Nggak usah Pa, Andrian mau istirahat aja." ucap Andrian

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

dasar orang jahat udah tahu anaknya sakit masih aja mencari kesempatan dalam kesempitan

2024-05-15

0

Bilqies

Bilqies

dasar orang tua jahat...
tega banget bohongin anaknya untuk kepentingan nya sendiri

2024-05-15

0

Bilqies

Bilqies

jangan percaya Andrian, kamu sedang di bohongi sama papamu

2024-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!