BAB 14

Kondisi Andrian setelah sepekan di singapur semakin membaik, namun belum di perbolehkan untuk pulang. Pak Wiratmaja berecana akan pulang pagi ini ke negaranya karena ada kerjasama antar perusahaan lain yang tidak bisa di wakil kan jam menujukkan pukul 06.30

" Andrian, Papa mau pulang dulu ke indonesia untuk menyelesaikan penandatanganan kerja sama dengan  perusahaan Kindome grup, selama Papa nggak ada, kamu akan ditemani Bagus, saudara sepupumu." ujar Pak Wiratmaja yang memang sudah berencana pulang ketika kondisi Andrian sudah stabil.

" Iya Pah." jawab Andrian singkat, Andrian memang tipikal orang yang pendiam dan tidak banyak bicara.

" Kalau ada apa - apa secepatnya kabari Papa ya, Papa hanya sebentar pulang ke indonesia mungkin cuman 3 hari, Papa mau pulang ke apartement terus langsung pulang ke indonesia ya Andrian," ujar Pak Wiratmaja.

" Iya Pa." ucap Andrian dengan malas.

Tak lama Bagus yang sudah di hubungi Pak Wiratmaja datang. Dan langsung masuk keruangan Andrian President suit nomer 05

" Om udah mau berangkat ya, pagi - pagi banget sih Om, maaf ya Om baru bisa kesini lagi, akhir - akhir ini Bagus lagi sibuk ngurusin kerjaan di kantor, dan Mama juga belum bisa ikut kesini." ujar Bagus

" Iya Gus, nggak Papa, Om titip Andrian ya, Om pulang ke indonesia cuman 3 hari kok, yaudah Om langsung berangkat ya." ujar Pak Wiratmaja, berpamitan

" Iya Om, hati - hati ya." ucap Bagus.

Pak Wiratmaja meninggalkan ruangan dan langsung menuju apartemntnya dan pulang ke Indonesia.

Sementara Bagus manghampiri Andrian yang tengah berbaring di ranjang pasien.

" Kak lo masih inget kan sama gue?" tanya Bagus yang sudah berada di samping Andrian.

Andrian menoleh, " Emang lo siapa?" Andrian balik bertanya.

" Kak masa lo, nggak inget sih sama gue, gue ini Bagus adik sepupu lo, dulu waktu kecil, gue sering main bareng sama lo, bahkan lo dulu sering bikin gue nangis, coba lo inget - inget lagi deh." ujar Bagus mencoba membantu mengingatkan, ingatan Keenan.

" Aih pusing kepala gue," ujar Andrian

" Hiks lo ini kak." ucap Bagus yang kesal Andriam sama sekali tak mengingat tanteng diri.

Andrian hanya terdiam, dan masih mencoba mengingat - ngingat tapi malah kepalanya semakin pusing.

" Agrrrrr,,,." erang Andrian

" Lo kenapa sih Kak nggak asik banget, lagian kok bisa lo sampe kayak gini." ujar Bagus

" Diem si lo! Mana gue tau,  sama lo aja gue lupa, apa lagi sama kejadian yang menimpa gue." ujar Andrian ketus

" Iya iya, gue nggak akan nanya - nanya lagi." ujar Bagus

Andrian kembali terdiam tapi mencoba mengingat tentang Bagus, meraka sama - sama terdim, Bagus juga memutuskan tidak berbicara lagi, pertanyaannya malah akan membuat Andrian semakin marah kepadanya.

**

Sementara Andini hari ini mendapatkan telpon dari Rumah Sakit Harapan Prima bahwa Putri Kecilnya bisa pulang hari ini tapi kemungkinan bisa di jemput sore hari, mengingat perawat yang menelponya mengatakan Putri kecilnya harus di observasi sampai  sore.

Polisi mulai melaksanakan tugas nya untuk menyebar foto Andrian masuk kedalam pencarian orang hilang. Bodyguad Pak Wiratmaja memberi tahu bahwa ke Pak Wiratmaja bahwa Andrian masuk ke pencarian orang hilang. Posisi Pak Andriam saat ini masih di dalam mobil bersama sopir pribadi dan 2 bodyguad nya,  akan menuju ke bandara jet Pribadi miliknya ia parkirkan di bandara Singapur

" Bos, ini Tuan Andrian kok masuk pencarian orang hilang di media sosial." ujar Bodyguard Pak Wiratmaja memberi tahu dan memberikan hpnya ke Pak Wiratmaja.

Dengan capat Pak Wiratmaja mengambil hp milik bodyguard nya dan segera melihat berita di media sosial. " Pasti istrinya Andria ini palakunya, bisa bahaya ini kalau Andrian melihat rencanaku bisa gagal." gumam Pak Wiratmaja.

" Telpon Setyo sekarang, cari informasi yang namanya Andini istri Andrian, di mana keberadaannya sesampainya kita di indonesia, saya akan langsung menemuinya." Perintah Pak Wiratmaja.

" Baik Bos, " ucap Bodyguard yang bersama Pak Wiratmjaa dan langsung melaksanakan perintah bos nya untuk menelpon Setyo Bodyguard Pak Wiratmaja yang ada di Indonesia.

Selang 15 menit Pak Wiratmaja, sampai di Bandara dan langsung menaiki jet Pribadi miliknya.

Selang  jam 45 menit Pak Wiratmaja sampai ke indonesia.

Hp Pak Wiratmaja berbunyi, ada panggilan masuk dari Setyo Bodyguarnya. Pak Wiratmaja segera mengambil benda pipih yang ada di sakunya dan mengangkat telpon dari Setyo.

" Hallo, gimana? Sudah ketemu keberadan Andini?" tanya pak Wiratmaja menyelidik

" Sudah Bos di jalan cendrawasi di kontrakan mutiara putri nomer 04, Andini sudah melahirkan bayi kembar nya Bos." ujar Bodyguard

" Iya, tidak penting Bayi itu bagi saya." ucap Pak Wiratmaja yang tidak mengakui cucu nya.

" Sekarang tugas kamu palsukan kematian Andrian, buatlah seolah Andrian meninggal dan buatkan kiburannya di TPU simpang hilir." ujar Pak Andrian yang memulai aksinya yang kejam

" Baik Bos." ucap Bodyguard Pak Wiratmaja dengan gemetar Bodyguard menyetujui perintah nyeleneh Bosnya dan langsung melaksanakan perintah.

"Ada- ada aja Bos ini anak sendiri di palsukan kematiannya padahal kan ucapan adalah doa." gumam Bodyguard.

Pak Wiratmaja mengakhiri telponya dan segera menuju ke alamat kontrakan Andini.

" Langsung ke  kontrkan Andini, di  jalan cendrawasi nomer kontrakan mutiara putri nomer 04." ujar Pak Wiratmaja memeintah

" Baik Bos." ujar Sopir Pribadai Pak Wiratmaja melakukan mobil menuju ke kontrakkan Andini.

Waktu menujukkan pukul  09.15 Andini sedang di depan kontrakkan menjemur putra pertamnya.

Kali ini matarahi terbit tidak terlalu panas.

" Kita berjemur dulu ya jagaoan Bunda, biar tambah sehat,  sore nanti adik Arsyla udah boleh pulang sayang, nanti kita jemput ya Bang." ucap Andini kepada putra pertamanya dengan menengkurapkan putranya sambil berjemur.

Selang  25 menit, saat Andini hendak masuk dan menggendong Bayi Arshaka, ada mobil berhenti di depan kontrakan Andini. Laki - laki paru baya datang menghampiri Andini dengan pakaian serba hitam memakai topi dan kacamata, dari kajauhan  Andini melihat seperti tidak asing pasalnya sebelumnya Andini pernah si pertemukan oleh Andrian waktu meminta restu dahulu.

Pak Wiraratmaja sampai di dapan Andini. Andini yang masih berdiri dan menggendong putra pertamnya mempersilakan duduk.

"Pak Wiratmaja? Silakan duduk Pak." ajak Andini dengan kaget saat mertuanya ada di hadapanya

" Nggak usah." ucap Pak Wiratmaja dengan ketusnya.

Pak Wiratmaja melihat bayi yang di gendong Andini bener - bener mirip sekali dengan putranya Andrian.

" Kenapa bisa semirip sekali dengan Andrian, ini persis banget Andrian kecil." gumam Pak Wiratmaja yang masih berdiri mematung melihat cucunya, sebenarnya hatinya agak tersentuh melihat cucunya, ingin rasanya menggendongnya,  tapi pendiriannya tetap kukuh tidak akan pernah menggap cucunya.

" Maaf Pak, sebelumnya ada keperluan apa ya?" tanya Andini dengan sedikit gemetar firasatnya sungguh tidak enak dan masih tetep menggendong bayi nya, kali ini Bayi Arshaka menangis tidak berhenti - behenti, seperti tau ada orang jahat di dekat Bundanya walaupun itu kakek kandungnya sendiri.

" Stop mencari Andrian, laporan kamu di kantor polisi cabutlah, laporan kamu hanya akan merugikan keluarga saya. Andrian sudah meninggal." ujar Pak Wiratmaja berbohong dan dengan angkuhnya.

Deg jantung Andini seakan terlepas dari tempatnya, mendengar kabar buruk tentang suaminya

" Apa Pak? saya nggak salah denger, suami saya meninggal?" tanya Andini memastikan kebenaranya.

Andini sangat syok.

" Kamu nggak denger tadi saya ngomong apa! kamu kira saya bercanda, semua ini gara - gara kamu perempuan pembawa sial, Andrian kecelakaan dan meninggal saat akan pulang ke rumah saya." ujar Pak Wiratmaja memperjelas

Air mata Andini sudah menganak sungai tidak bisa dibendung lagi, air matanya menetes membasahi pipi mendengar kabar paling buruk baginya kehilangan orang  yang paling ia cintai, belahan jiwanya.

" Iya Pak,  kenapa Bapak tidak memberi tahu saya, waktu hari Mas Andrian meninggal Pak." ucap Andini dengan isak tangisnya

" Kamu siapa? apa pentingnya saya member tahu kamu." ucap Pak Wiratmaja dengan sombongnya.

" Saya istri sahnya Mas Andiran Pak, saya berhak tau, apa jangan - jangan Bapak berbohong. " ujar Andini yang masih tidak percaya akan kabar kematian Andrian, Bayi Arshaka terus menangis.

" Kamu fikir saya berbohong, buang - buang waktu saya saja, kamu datangi saja kepemakanam Andrian, di TPU simpang hilir." ujar Pak Wiratmaja memberi tahu.

Terpopuler

Comments

ayub tambunan

ayub tambunan

mau tanya emang pasinan/pasien oprasi saraf bisa sembuh/kecelakan para/ oprasi bisa baik2 saja selaany) sepekan, dan luka oprasi sesar bisa di rawat sampai satu minggu ko mala bisa bicara/bawa pulang/ baru satu pekan / satu minggu/ 😧😧😧😧😧😧😧😧😧😧😧😧😧😧😧😦😦😦😦😦😧😧😧🙃🙃🙃🙃🙃🙃

2024-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!