BAB 3

Sampailah Andrian di rumah nya yang megah dan mewah, Andrian akan menjadi pewaris tunggal kekayaan King Wiratmaja Company Grup, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan terbesar di negaranya, orang terkaya di kota itu. Kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan,  Papa Andrian ingin Anaknya menikah dengan orang yang setara denganya, bukan dengan Andini yang menurut Pak Wiratmaja Andini hanyalah seorang gadis yang miskin dan tak jelas asal usul nya dari mana, sehingga Pak Wiratmaja tidak akan pernah merelakan dan mengagap anak semata wayangnya telah  menikah dengan Andini sekali pun. Pak Wiratmaja tetap tidak akan pernah merestui pernikahan mereka berdua.

Pak Wiratmaja tidak kehilangan akal untuk memisahakan Andrian dan Andini, dengan berbagai cara sudah ia tempuh, tapi kali ini ia yakin misi nya akan berhasil.

Andrian berjalan menuju pintu utama, setalah sampai Andrian menekan bel

Ting, tung...

Ting,tung...

Dengan terburu - buru Bik Iyem berlari dari dapur menuju keruang tamu. Bik Iyem segera membuka kan pintu," Tuan Andrian, masuk Tuan, Tuan Wiratmaja sudah menunggu Tuan Andirian." ucap Bik Iyem

" Dimana Papa Bik?" tanya Andrian

" Dikamar Tuan." ucap Bik Iyem

Andrian melangkah kan kaki nya, untuk menemui Papa nya, Pak Wiratmaja  di kamarnya, Andrian sudah menduga ini hanya akal - akalan Papa nya saja agar ia bisa kembali kerumahnya.

Sampailah Andrian di depan pintu kamar Papa nya, pintu tidak dikunci Andrian langsung masuk, dan betapa terkejutnya, sesuai dugaan Andrian Pak Wiratmaja sedang berdiri di depan jendela kamarnya yang sangat luas.

" Maksud Papa apa? Ngarang cerita kayak gini?" tanya Andrian dengan kesal, dan mengepalkan kedua tanganya.

Pak Wiratmaja menoleh dan  membalikkan badannya mendengar Andrian berbicara pada nya, Pak Wiratmaja sangat senang akhirnya setelah 10 bulan, Andrian kembali lagi kerumah nya.

" Andrian, cuman dengan cara ini, kamu mau kembali lagi kerumah ini, Papa kasih kesempatan lagi buat kamu, Papa akan jadikan kamu Presidir Direktur lagi di perusahaan kita King Wiratmaja Company Grup, Papa sudah tua Andrian, siapa yang akan menjadi penerus perusahaan kalau bukan kamu, tapi Papa punya syarat khusus,  kamu harus meninggalkan Andini." ucap Pak Wiratmaja memohon dan mendekati Andrian.

" Nggak Pa, Andrian nggak akan mau meninggalkan Andini, sampai kapan pun hal itu tidak akan terjadi, Andrian sangat mencintai Andini Pa, dan sebentar lagi Papa akan menjadi Kakek, Andini sedang hamil anak Andrian Pa, coba kalau Mama masih ada, Mama pasti mengerti perasaan Andrian, Papa ini terlalu egois." ucap Andrian dengan tegas.

" Cukup Andrian!, Papa tidak akan pernah menganggap bahwa kalian sudah menikah, anak yang di kandung Andini  itu bukan cucu Papa, mengerti kamu Andrian!. Sampai kapan pun Papa tidak akan pernah merestui pernikahan kalian. Andini itu gadis miskin, tidak berpendidikan yang tidak jelas asal usulnya dari mana, tinggalnya saja di pant* asu*an. Sejarah keluarga kita tidak ada yang yang menikah dengan orang miskin. Andrian kamu lupa ya, kamu sudah mengecewakan Papa dengan membatalkan perjodohan kamu dengan Alisa. Andrian  nggak usah bawa - bawa Mama kamu, Mama kamu sudah tenang disana, dan Papa yakin Mama kamu juga pasti akan mendukung keputusan Papa." ucap Pak Wiratmaja dengan angkuhnya.

Mama Andrian sudah lama meninggal sejak Adrian awal masuk kuliah, dan Pak Wiratmaja enggan mencari pengganti, karena Pak Wiratmaja sangat mencintai mendiang istrinya. Pak Wiratmaja sebenarnya sangat kesepian, dengan bergelimang harta tidak menjamin ia hidup bahagia, apa lagi di usianya yang sudah semakin tua, dan hanya memiliki anak 1 hanya Andrian anak satu - satunya Pak Wiratmaja

" Tapi Pa, Andrian sudah lama mengenal Andini, orangtuanya meninggal karena kecelakaan pesawat, makanya Andini tinggal di panti Asuhan Pa, dan asal Papa tau, Andini itu seorang Disainer dia berpendidikan Pa, Andini rela risgn dari pekerjaanya demi bisa menikah dengan Andrian, dan jadi istri yang baik buat Andrian.

" Tetap saja, Andini itu miskin dan nggak jelas asal usulnya dari mana  Andrian, dengerin kata Papa, kamu harus menceraikan Andini, dan tinggalkan Andini." ucap Pak Wiratmaja

" Terserah Papa mau bicara apa, sampai kapanpun Andrian tidak akan meninggalkan Andini apa lagi menceraikan Andini Pa. " ucap Andrian

Sambil meninggalkan Pak Wiratmaja dan tidak memperdulikan ucapan nya, yang hanya di fikiranya sekarang adalah Andini istrinya. Andrian takut Pak Wiratmaja melakukan hal buruk lagi, untuk mencelakakan Andini seperti yang sudah - sudah.

kalau saja Andrian tidak ingat Pak Wiratmaja adalah Papanya, Andrian sudah menghabisi Pak Wiratmaja, karena sudah menghina istrinya yang sangat ia cintai.

" Papa belum selesai bicara Andrian, mau kemana kamu? dasar anak kurang ajar!" ucap Pak Wiratmaja dengan raut muka kesal, dan memegang dadanya yang sangat sakit, akibat amarahnya memuncak,  tapi ia masih bisa mengontrolnya, beruntung penyakit jantungnya tidak kambuh.

Andrian Pergi meninggalkan rumahnya dan berencana akan pulang kekontrakkan  dan hidup bahagai bersama Andini. Namun Pak Wiratmaja sudah merencanakan sesuatu, Pak Wiratmaja menyuruh orang suruhannya untuk mencelakakan Andrian, tapi jangan sampai parah, sungguh tega sekali cara yang  dilakukan Pak Wiratmaja.

Andrian keluar dari rumahnya dan mengendarai motor dengan kecepatan penuh dengan emosi yang memuncak. Andrian masih ingat perkataan Papanya tentang Andini, seorang yang ia cintai di hina habis - habisan oleh Papa  kandungnya sediri, terlebih anak yang di kandung Andini juga tidak di anggap. Andrian sebenarnya sangat sedih, sampai tak terbendung lagi air matanya jatuh tak tertahan.

Tangisnya pecah Andrian berniat kerumah Papanya agar bisa mendapatkan restu dari sang Papa, tapi kedatanganya di rumah Papanya hanya sia- sia.

Andrian yang tidak fokus menyetir, tiba - tiba di kejutkan dengan datangnya mobil yang mendadak seketika Andrian membating stir dan tabrakan tak ter elak kan.

Brakkk......

Andrian jatuh dan berlumuran darah, banyak orang sekitar yang menolongnya,  termasuk orang suruhan Papa nya, Andrian segera di larikan di Rumah Sakit terdekat, Rumah Sakit dekat Kontrakkannya, karena kejadian Andrian kecelakaan sebenernya tak jauh dari Rumahnya, Rumah Sakit Harapan Prima

Semetara Pak Wiratmaja yang sudah merencanakan hal untuk mecelakakan Andrian demi bisa memisahkan Andrian dan Andini, segera datang ke Rumah Sakit, sunggu orang tua yang sangat egois.

Sampailah Andrian di Rumah Sakit dengan tak sadarkan diri dan penuh luka dimana - mana yang paling parah di kepala, Andrian langsung dapat menanganan awal pasien emergensy dengan kecelakkan lalu lintas.

Setelah melihat anaknya yang terluka sangat parah, Pak Wiratmaja menelpon sesorang suruhanya, dan memecatnya.

" Dasar Bod*h, kerja tidak becus." ujar Pak Wiratmaja dengan sangat kesal, tidak sesuai dengan yang ia inginkan, anaknya malah jadi terluka sangat parah.

Pak Wiratmaja mondar mandir di dalam IGD, sangat panik, memikirkan keselamatan Andrian dan hal terburuk yang akan menimpa Andrian.

" Keluarga bapak Andrian." ucap seorang perawat jaga mencari kelurga Andrian

Pak Wiratmaja langsung menghampiri perawat dan dokter jaga yang berada di stasioner IGD, dokter jaga menjelaskan ada tindakan segera yang harus dilakukan, Andrian mengalami pendarahan di otaknya.

" Maaf Pak, apa benar Bapak keluarga pasien atas nama Andrian." ujar dokter Jaga IGD

" Iya dok, saya Ayah kandung dari Andrian Wiratmaja." ucap Pak Wiratmaja dengan suara yang gemetar

" Pak anak bapak  sudah kami beri penanganan setelah di lakukan CT Scan ternyata ada pendarahan di otaknya, dan harus di lakukan tidakan operasi karaniotomi untuk menyelamatkan Anak Bapak, tindakan ini harus segera dilakukan,  ini ada surat persetujuan tindakan operasi untuk anak bapak,  operasi ini akan dilakukan oleh dokter bedah syaraf dan operasinya akan dilakukan sekarang juga, mengingat kondisi pasien yang tidak stabil dan kehilangan banyak darah, jika bapak setuju, silakan bapak tanda tangan di bawah ini." ujar dokter jaga, sambil menyerahkan surat  persetujuan operasi kepada Pak Wiratmaja.

Bagai tersambar petir mendengar penjelasan dokter, Pak Wiratmaja sampai berkaca - kaca.

" Baik dok, lakukan apa saja, asal anak saya selamat, berapa pun biaya nya akan saya bayar." ujar Pak Wiratmaja dengan langsung menadatangi surat persetujuan tindakan oprasi.

" Baik Pak, akan kami usahakan semaksimal mungkin, Bapak bantu berdoa ya Pak, semoga operasi nya berjalan dengan  lancar, oh iya Pa, yang akan anak bapak jalani adalah  operasi besar, dan pasien Andrian mengeluarkan banyak darah, untuk itu, Bapak harus mencari kekurangan darah,  Bapak harus mencari 3 kantong darah yang sesuai dengan golongan darah anak bapak, dari Rumah Sakit baru ada 2 kantong darah pak, mengingat golongan darah AB sangatlah susah di cari, kalau sudah ada pendonor,  bapak silakan ke ruang laboratorium, setelah di ruang laboratorium nanti, bapak  akan di berikan arahan ke PMI." ucap dokter jaga dan menyerakan amplop yang berisi  surat permintaan pengambilan darah yang harus di serahkan ke petugas PMI.

"Baik dok, saya akan segera carikan darah untuk anak saya." ucap Pak Wiratmaja dengan menerima amplop yang berisi surat untuk mengambil darah.

" Baik pak, pasien atas nama Adrian akan segera kami bawa ke ruang oprasi pak." ujar dokter jaga

" Iya dok, apa boleh saya, melihat anak saya dulu dok, sebelum anak saya di bawa keruangan oprasi?" tanya Pak Wiratmaja.

" Boleh Pak, silakan bapak menemani anak bapak dulu, saya tinggal ya pa." ucap dokter jaga dengan meninggalkan Pak Wiratmaja

Pak Wiratmaja menyuruh anak buahnya untuk mencarikan 3 kantong darah dengan golongan darah AB, setelah selesai Pak Wiratmaja menghampiri putranya Andrian, yang terbujur tidak sadarkan diri dengan banyak luka di kepala, muka dan banyak alat terpasang di badanya. Tak terasa air mata Pak Wiratmaja membasahi pipi nya.

" Maaf kan Papa Andrian, Papa sebenarnya tidak ingin kamu sampai seperti ini, Papa akan berusaha menyelamatkan kamu Andrian," ujar Pak Wiratmaja dengan memegang tangan Andrian dan air matanya terus mengalir.

Pak Wiratmaja tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika Andrian sampai meninggal, ia langsung mengingat pesan mendiang istrinya, untuk selalu menjaga anak semata wayangnya jangan sampai ada orang yang menyakiti apa lagi sampai melukai Andrian, namun Pak Wiratmaja malah sudah terang - terangan melukai anaknya sendiri, mengingat hal itu Pak Wiratmaja menangis sejadi - jadinya di depan Andrian, dan merasa sangat bersalah, tapi tetep pada pendiriannya ingin memisahakan Andrian dan Andini.

"Maaf Pak, pasien atas nama Andrian akan segera di bawa ke ruang oprasi." ujar perawat jaga di ruang IGD

"Iya Suster" ucap Pak Wiratmaja yang terlihat sangat sedih

Andrian di pindahkan ke ruang operasi untuk segera mendapatkan penanganan dengan cepat, Pak Wiratmaja mengekor dari belakang, perawat yang membawa Andrian dengan brankar menuju ke ruang operasi.

Waktu menunjukkan pukul 23.15 Andini terbangun dari tidurnya, dan melihat layar di hpnya tidak ada pesan masuk dan telpon dari Andrian, Andini sangat gelisah, sebab sebelum ia akan berangkat, Andrian berkata jika sudah di rumah orangtuanya,  Andrian akan menghubungi Andini.

" Mas Andrian kemana sih, " ucap Andini mencoba menghubungi Andrian, namun nomer nya tidak aktif Andini yang sangat khawatir dengan keadaan suaminya.

Terpopuler

Comments

Syiffitria

Syiffitria

aku mampir nih thor, semangat terus ya /Smile/

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!