BAB 9

Andini sudah sampai kontrakannya bersama Bayi Arshaka, untungnya Bayi Arshaka sangat pengertian tidak rewel, seperti mengetahui keadaan Bundanya, setelah sampai kontrakan Andini segera membereskan baju untuk Arshaka, memang Andini topikal orang yang sangat rajin, padahal kebanyakan orang yang habis melahirkan pasti rasanya ingin bermalas - malasan, dan rebaan  saja, berbeda dengan Andini yanag sangat cekatan, pumpung Bayi Arshaka telelap tidur, Andini membereskan rumahnya mulai dari mencuci baju,menyapu dan lain sebagainya.

Handphone Andini bunyi, ada panggilan masuk dari Bunga. Andini segera mengangkat telpon dari Bunga.

" Hallo Ndin, dokter udah visit belum, kerjaan ku baru kelar ini, abis ini aku mau langsung  ke Ruamah Sakit." ucap Bunga.

" Dokter udah visit dari pagi tadi Ung, tapi Ung, aku udah sampe kontrakan nih." ujar Andini

" Yaampun Andini, nekat banget sih kamu, kenapa nggak nungguin aku dulu sih, kamu pulang sama siapa?" tanya Bunga khawatir

" Aku nggak mau ngerepotin kamu terus Ung, aku tadi naik angkot sama Arshaka." ujar Andini

" Astaga Andini, bisa bisanya ya orang ini, yaudah aku mau pulang dulu Ndin, nanti aku langsung ke kontrakan ya." ucap Bunga.

" Iya Ung." ucap Bunga yang mengakhir percakapan dan menutup telpon

Bunga yang tau Andini sudah sampai kontrakan, langsung pulang menuju kontrakan Andini, tak lupa Bunga telah membeli kan beberapa makanan untuk sahabatnya, dan stroler untuk si kembar. Bunga sudah menganggap Andini adalah saudara nya sendiri.

Andini menghentikan aktivitasnya mendengar Arshaka terbangun, jam sudah menunjukkan pukul 16.00 waktunya Arshaka mandi, setelah memandikan Arshaka, Andini melanjutakan menyusui Arshaka, moment ini membuat Andini sedih teringat kelurga kecilnya tidak lengkap.

" Harusnya saat ini kita sudah kumpul berempat bersama Ayah, Bunda, Arshaka dan adik perempuan mu Arsyla sayang, tapi Bunda harus tetap kuat, ada Arshaka disini penguat Bunda." gumam Andini yang sangat sedih mengingat moment - moment bersama sang suami, yang sekarang tak ada kabar sama sekali, setiap hari Andini mencoba menghubungi Andrian, namun tetap  saja hasilnya nihil.

Tak lama Bunga sampai dan memarkirkan mobilnya di depan kontrakan Andini, Bunga mengetok pintu rumah Andini dengan menenteng beberapa peperbag untuk sahabatnya dan stroler untuk si kembar.

Tok.....

Tok.....

" Andini, ini Bunga Ndin." ucap Bunga yang masih terus mengetuk pintu

" Andini segera membukkan pintu untuk Bunga dengan menggendong Arshaka.

Ceklek..

" Masuk Ung," ujar Andini.

" Iya Ndin, nih buat kamu sama Arshaka." ujar Bunga

" Wah maksih ya Tante  Bunga, semoga rejekinya semakin mengalir deras, ini stroller kan mahal banget Bunga, pakek repot - repot segala si Ung." ucap Andini

" Iya Ndin sama - sama, nggak papa lah, itu buat ponakakan ku, biar kamu tinggal - tinggal enak, aku langsung pulang dulu ya Ndin, nanti kesini lagi, aku mau mandi dulu ya." ucap Bunga

" Iya Ung," ucap Andini

**

Keesokkan harinya, Pak Wiratmaja di beritahu oleh perawat jaga di rumah sakit singapore jika Andrian sudah sadar dari komanya. kebetulan Pak Andrian berada di depan ruang HCU

" Keluarga Tuan Andrian," ucap Perawat jaga ruang HCU

" Iya Sus, saya Ayah dari saudara Andrian." ucap Pak Wiratmaja yang mengahampiri perawat jaga.

" Bapak Tuan Andrian sudah mulai sadar perkembanganya sangat bagus, diluar dari perkiraan kami Pak," ucap Perawat jaga.

" Alhamdullilah, saya boleh bertemu Anak saya Sus?" tanya Pak Wiratmaja.

" Boleh Pak silakan  masuk, tapi Tuan Andrian belum bisa di ajak berbicara terlalu banyak ya Pak." ujar Perawat jaga, dengan mempersilakan Pak Wiratmaja untuk masuk keruang HCU.

" Iya Sus, makasih Suster." ucap Pak Wiratmaja dengan segera masuk keruangan HCU dan menemui Andrian.

Pak Wiratmaja sangat bahagaia melihat putra semata wayangnya akhirnya sadar juga. Pak Wiratmaja menghampiri Andrian, sebelumnya Pak Wiratmaja tidak tahu kalau Andrian lupa ingatan.

" Andrian, maafkan Papa ya, Papa bersyukur kamu bisa sadar kembali." ucap Pak Wiratmaja dengan mengengam tangan Andrian.

Andrian yang mendengar ucapan Papa nya terbangun, namun Andrian lupa dengan apa yang terjadi pada dirinya, dan tidak mengenali Papanya.

" Kamu siapa?" tanya Andrian

" Andrian ini Papa, Papa kandung kamu." ucap Pak Wiratmaja mencoba menjelaskan

" Aku tidak mengenal mu, pergi dari sini," sentak Andrian, mengusuir Pak Wiratmaja.

" Tapi Andrian ini Papa nak." ucap Pak Wiratmaja yang sedih.

Perawat jaga ruangan menghampiri ke kamar Andrian, dan mendengar Keributan.

" Suster aku tidak mau melihat orang ini." ucap Andrian dengan muka sinis.

" Tapi Tuan, ini Ayah anda." ucap Perawat jaga.

" Agrrrr kepalaku pusing." ucap Andrian.

" Maaf Pak sebaiknya Bapak keluar dulu ya Pak, Tuan Andrian butuh ketenangan." ucap perawat jaga

" Iya Sus." ucap Pak Wiratmaja dengan berat hati meninggalkan ruangan Andrian dan menuju ke ruang stasioner HCU.

Setelah sampai di stasioner keperawatan

" Mas saya mau tanya, anak saya kok tidak mengenali saya ya Mas?" ujar Pak Wiratmaja.

" Maaf Bapak, nanti kami laporkan dulu dengan dokter penanggung jawab Tuan Andrian ya Pak, sekalian dokter mau visit hari  ini, nanti saya sampaikan ke dokter jika Bapak ingin bertemu dengan dokter Luis." ucap Perawat jaga.

" Baik Mas, saya permisi." ujar Pak Wiratmaja keluar dari ruang HCU dan menunju keruang tunggu sembari menunggu dokter Visit

Bodyguard Pak Wiratmaja menghampiri untuk memberi makanan, tapi malah ditolak mentah - mentah, dari kejadian Andrian kecelakaan memang nafsu makan Pak Wiratmaja menghilang. Selama di Singapore kadang Pak Wiratmaja pulang sebentar ke apartemennya hanya untuk mandi dan kembali lagi ke Rumah Sakit.

" Bos Makan dulu, seharian ini Bos belum makan," ujar Bodyguard Pak Wiratmaja dengan memberikan makanan ke Bos nya.

" Nggak usah saya nggak laper, kamu makan aja." ucap Pak Wiratmaja.

" Tapi Bos, " ujar Bodyguar Pak Wiratmaja

" Nggak usah tapi - tapi, apa mau kamu saya pecat." ucap Pak Wiratmaja dengan Ketus, Pak Wiratmaja masih sedih, Andrian sudah sadar tapi malah tidak mengenali dirinya.

" Iya Bos, " ucap Bodyguard tidak berani membantah lagi.

" Ngeri kali Bosku ini, di perhatiin malah mau dipecat aku." gumam Bodyguard Pak Wiratmaja

Dokter Luis akan visit keruang Andrian.

"Andrian apa masih ada keluhan, syukurlah kamu sudah sadar." ucap Dokter Luis

" Pusing banget kepalaku dok." ucap Andrian

" Ada lagi keluahanya selain nyeri?" tanya Dokter Luis

" Nggak ada dok, pusing aja ." ujar Andrian.

" Nanti saya kasih tambahan obat pereda nyeri ya Andrian." ucap Dokter Luis

"Iya dok, dokter tolong panggilin ibu Wita, suruh kesini ya dok." ucap Andrian

" Iya Andrian, lebih baik sekarang kamu istirahat saja." ucap Dokter Luis.

" Iya dok," ucap Andrian yang menuruti perkataan dokter Luis, Andrian memutuskan untuk tidur.

Dokter Luis meninggalkan ruangan Andrian, dan menuju stasioner perawat untuk menulis list pasien.

" Dokter maaf dok, keluarga dari pasien atas nama Andrian ingin bertemu dengan dokter, Tuan Andrian pasien president suit dok.

" Iya, di ruang tunggu saja ya," ucap Dokter Luis

Dokter sudah visit keruangan Andrian dan Pak Wiratmaja mencoba bertanya tentang keadaan Andrian yang tidak mengenalinya, sebelumnya Perawat jaga HCU sudah  mengingatkan dokter Luis Sp.B Sup Neurologi (K) ada orang tua Andrian ingin  bertemu, karena Andrian pasien President suit dokter Luis berkenan jika pak Wiratmaja ingin menemuinya. Mereka sudah duduk berdua di ruangan.

" Dokter saya ingin bertanya, anak saya kok tidak mengenali saya ya dok?" tanya Pak Wiratmaja.

" Baik pak, itu sangat sering terjadi Pak mengingat kondisi anak Bapak waktu di bawa kerumah sakit ini sudah sagat kritis, itu kemungkinan yang akan terjadi pasien akan mengalami lupa ingatan, tapi bapak tidak usah khawatir, itu bisa di therapy Pak, dan ada kemungkinan Anak Bapak bisa mengingat kembali, waktu saya visit tadi Anak Bapak menyebut nama seseorang, bernama Wita, mungkin Bapak bisa membawa orang tersebut untuk menemui anak Bapak, itu juga bisa membuat ingatanya pulih kembali." ucap dokter Luis.

" Wita itu Ibunya Andrian, istri saya, tapi sudah meninggal 8 tahun yang lalu dok." ucap Pak Wiratmaja

" Oh maaf ya Pak saya tidak tahu, ada yang ingin Bapak tanya kan lagi? untuk penolakkan - penolakan dari saudara Andrian tentang belum mengenali Bapak  itu hal yang wajar ya Pak, Bapak harus bersabar menghadapi anak Bapak, memang butuh waktu Pak, untuk anak Bapak kembali mengingat." ucap Dokter Luis.

" Iya dok, terimaksih atas penjelasannya dok." ucap Pak Wiratmaja.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

akhirnya Andrian sadar juga ...cepat temui istri dan kedua anakmu Andrian, kasihan mereka nungguin kamu terus...

2024-05-15

0

Bilqies

Bilqies

baik banget siih uung ini Thor...
beruntung Andini punya sahabat seperti bunga

2024-05-15

0

Bilqies

Bilqies

mampus luu pak di usir sama anak luu yameskipun dalam keadaan amnesia siih

2024-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!