Mengesampingkan keberadaan gadis suci, beberapa hari berikutnya aku telah mengambil pekerjaan kembali.
Pertama yang aku lakukan adalah untuk membuat ladang agar semua orang di kota bisa makan. Ada dua puluh pria yang telah aku kumpulkan dalam waktu singkat dan masing-masing dari mereka akan menerima upah dua kali lipat dari pekerja lainnya jika di masa depan nanti akan ada orang yang turut bergabung juga. Ini hanyalah kompensasiku terhadap mereka.
Sala satunya bertanya dengan mengangkat tangannya.
"Yang mulia, aku tidak ingin membuatmu kecewa tapi setiap kami menanam ladang mereka akan rusak setelah tumbuh, para Boar akan langsung memakannya."
"Mereka hanya hewan liar bukannya kalian bisa mengatasinya."
Beberapa dari mereka yakin bisa melawan dan sisanya memalingkan wajah dengan takut-takut.
Tugas mereka hanyalah bertani walau begitu jelas bertani juga tidak cukup, aku tidak bisa menambahkan beban berat agar mereka juga mampu bertarung. Sebagai gantinya, aku akan mengutus beberapa penjaga untuk tetap bersama mereka saat membuka ladang.
"Yang mulia bukannya itu berlebihan, melindungi kota lebih penting kan."
"Memang penting tapi membuat ladang jauh berada di atasnya, hanya beberapa bulan musim dingin tiba, apa kalian mampu menjamin semua orang tidak akan kelaparan."
"Soal itu."
Mereka pasti sudah menyadarinya, populasi orang di kota ini semakin lama semakin tinggi sedangkan ketersediaan makanan malah menurun, karena itulah mau tidak mau ladang merupakan prioritas tinggi.
"Kami mengerti."
"Jangan khawatirkan soal kota, jika diperlukan aku sendiri yang akan menanganinya jika monster muncul."
Semua orang mengangguk setuju.
Untuk benih tanamannya sudah diurus oleh Gilbert dan Keysa, mereka telah pergi ke kota untuk mengambil misi ini. Dibandingkan siapapun keduanya akan jauh lebih cepat bergerak untuk pergi ke sana.
Aku mengalihkan pandanganku ke belakang dan melihat sosok gadis suci yang bersembunyi di belakang tembok.
Harus dikatakan dia seperti seorang kriminal.
Aku ingin benar-benar dia pergi secepatnya, selanjutnya adalah rekontruksi kota, ada beberapa dinding tembok yang dirusak saat penyerangan monster sebelumnya, untuk mencegah hal tidak diinginkan terjadi aku telah mempekerjakan banyak orang untuk memperbaikinya.
"Mulai sekarang aku percayakan pada kalian untuk menutup lubang."
"Tapi pangeran, apa tidak masalah memperkejakan orang sebanyak ini."
"Tidak masalah... lebih cepat selesai itu lebih baik."
Aku memang seorang pangeran namun sesungguhnya aku tidak memiliki banyak uang dalam rekontruksi kota ini, bisa dikatakan aku orang yang boros, aku selalu menghabiskan uang dengan membeli banyak buku dan keperluan untuk berbagai eksperimen dan hal lainnya.
Jika pun uang yang sekarang aku gunakan adalah uang anggaran yang diberikan ayahku. Dalam waktu dekat aku perlu meningkatkan perekonomian kota ini juga.
Aku hendak kembali ke rumahku saat gadis suci masih terus mengikutiku, tepat di belokan aku sengaja menunggunya hingga dia menabrakku dari depan dan terjatuh.
"Sakit, pantatku."
Aku ingin mengatakan seperti, apa pantat sucimu sakit, rasakan! Atau apapun yang mengejeknya namun aku tidak ingin membangun plot dimana dia akan mulai membenciku dan akhirnya membawaku dalam kematian.
Gadis suci adalah gadis yang dicintai orang, dia bisa saja menyebut seseorang sesat dan kemudian orang itu akan dihakimi oleh publik.
"Kau tidak apa-apa?"
Aku mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Entah kenapa aku ingat sekali tangan ini yang menusukku bersama pahlawan lainnya.
"Aku baik-baik saja."
"Jadi kenapa kau sejak tadi mengikutiku?"
Mendapatkan pertanyaan yang tidak terduga gadis suci hanya bisa memalingkan muka. Dengan sikapnya, berbohong jelas langsung ketahuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments