"Terima kasih atas kerja kerasnya, padahal Anda baru tiba tapi sudah mengambil tugas berat seperti ini."
"Tidak masalah, hal ini tidak terlalu berat juga."
Aku mengambil teh yang baru diletakan oleh Keysa.
"Silahkan untuk tuan Gilbert juga."
"Terima kasih banyak nona Keysa."
Keysa tersenyum riang sebelum kembali berdiri di belakangku, tingkahnya memang cukup membuat siapapun pria merasa tenang di sampingnya.
"Lalu bisa katakan kenapa tidak ada toko obat di kota ini?"
Aku langsung masuk pada intinya.
"Itu karena siapapun yang membuka toko di sini akan kesulitan dalam mencari bahan obat terlebih jarak ke kota terdekat begitu jauh hingga biaya pengantaran akan jauh lebih mahal juga, paling tidak untuk pulang pergi dari kota ketempat ini diperlukan pengawalan dari guild, sejujurnya aku sedikit terkejut saat pangeran hanya datang dengan dua orang saja, tapi dengan kekuatan Anda jelas itu bukan sesuatu yang mustahil."
"Yang ada monster yang takut dengan pangeran," sela Keysa jahil.
"Kamu sedang mengejekku loh."
"Ketahuan yah."
"Paling tidak cobalah untuk menyangkalnya."
Gilbert tersenyum hangat akan pembicaraan kami berdua.
"Kalian telihat sangat dekat."
"Bisa dikatakan aku dan Keysa tumbuh bersama sejak kami kecil."
"Begitu, mungkinkah sejujurnya kalian berdua sudah menikah."
"Tuan Gilbert begitu jeli, bagaimana Anda mengetahuinya?"
"Tidak, bagaimana mengatakannya, ada seperti aura pasutri di sekeliling kalian."
Aku tersedak untuk sesaat sebelum membantahnya.
"Sejujurnya kami belum menikah, bagaimana mengatakannya sulit mendapatkan ruang untuk melakukannya di istana, tapi ketika kota ini siap aku pasti akan memerlukan bantuanmu."
"Owh jangan khawatir, aku akan membuat pesta pernikahan yang luar biasa untuk kalian."
Entah kenapa Gilbert lebih bersemangat soal itu.
"Ada beberapa kasus yang serupa tentang seorang manusia yang menikahi seorang demi-human, terkadang anak mereka bisa ikut ras manusia ataupun demi-human juga."
"Tolong jangan dulu membahas soal itu dulu."
Aku segera beralih ke topik sebenarnya saat Keysa menatapku dengan tatapan siap berperang.
"Bagaimana memikirkannya tetap toko obat perlu ada, jika ada seorang mau belajar aku akan dengan senang mengajarinya tentang membuat obat-obatan."
"Tunggu, Anda bilang Anda bisa mengajari seseorang?"
"Aku sudah menyelesaikan pembelajaran alkemis ketika umurku 8 tahun," balasku santai seolah itu bukan sesuatu yang besar.
"Anda benar-benar jenius kalau begitu, jika tidak keberatan apa aku bisa merekomendasikan putraku, sejujurnya putraku tidak terlihat kasar sepertiku. Bagaimana mengatakannya wajahnya terlalu lembut sebagai penjaga."
Aku bisa mengerti bahkan wajah juga termasuk kriteria untuk menjadi seorang penjaga, tidak ada alasan untuk menolaknya jadi keesokan harinya aku menerima semua dokumen dari Gilbert bersama seorang pria sebagai tambahannya.
Pria ini memiliki rambut merah dengan ujung rambutnya diikat ke depan, dia memiliki tubuh kurus serta wajah yang lembut, bagaimana mengatakannya dia lebih seperti sosok pria cantik.
"A-anu, sebuah kehormatan bisa melayani yang mulia pangeran, namaku Rein akan melakukan hal terbaik bagi Anda."
"Ara, ia memiliki kulit yang putih, tidak heran banyak gadis yang akan cemburu."
"Meskipun dia seorang pria."
"Jika seseorang tidak mengenalinya sebagai pria jelas mereka akan memikirkan itu, tinggal memakaikannya gaun dia akan terlihat seperti tuan putri."
Rein terlihat takut.
"Ibu dan adikku terkadang memaksaku untuk mengenakannya dan aku mulai trauma akan hal itu."
"Maafkan aku."
Aku merasa berbela sungkawa untuknya.
"Apa Gilbert sudah menjelaskan semuanya?"
"Iya, ayah bilang... aku akan belajar untuk membuat obat-obatan sebagai alkemis dan pangeran sendiri yang akan mengajariku."
"Itu mempersingkat waktu."
Keysa mengambil beberapa buku ke tangannya untuk diserahkan pada Rein yang meringis mati-matian hanya untuk mengangkatnya.
"Cobalah untuk mempelajari itu selama seminggu ini, aku akan mengadakan tes dan melihat mana yang kamu pahami dan tidak kamu pahami, dengan begitu aku bisa menjelaskannya dengan baik dan terperinci."
"Terima kasih banyak, aku ingin paling tidak bisa berguna bagi kota ini."
"Itu baru semangat."
Aku melihat kepergiannya dengan tatapan kagum, bahkan di kota yang terbengkalai seperti ini masih ada orang-orang yang berjuang untuk merubah keadaannya.
Setelah menyelesaikan soal dokumen aku memutuskan untuk berjalan-jalan di kota, Keysa yang selama ini membantuku juga tampak menginginkan hal sama untuk membuang kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments