Tiga bulan berlalu semenjak kota ini menjadi lebih ramai dari sebelumnya, ladang-ladang sudah ada yang bisa dipanen dan sekarang hampir seluruhnya telah disimpan ke dalam gudang penyimpanan.
Kurang dari sebulan adalah musim dingin dan kami sekarang sedang melakukan rapat bersama, di ruangan ini diisi oleh ketiga dark elf, Lime, Anna dan Agil. Lime bertugas sebagai sekertaris keduaku sedangkan Anna dan Agil merupakan kapten penjaga di kota ini.
Di susul Gilbert seorang jenderal, Rein anaknya, Keysa serta satu orang lagi wanita cantik dengan rambut coklat melingkar Vira, dia adalah istri Gilbert yang mengambil peran sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pertanian dan perkebunan.
Awalnya aku tidak menyangka dia akan merekomendasikan dirinya untuk turut bekerja di sini, ia yang merupakan istri Gilbert juga sangat tidak terduga sangat cantik bahkan semua orang merasa terlalu aneh jika dia menikahi Gilbert yang tampak sangar.
Di sebelahnya putrinya yang mirip dengannya kecuali sifatnya yang sedikit liar dengan rambut acak-acakan serta mengenakan jaket berbulu, awalnya dia bekerja sebagai petualang di guild dan kelihatannya jelas Gilbert memanggilnya untuk turut membantu.
Jika tidak salah namanya Amnesti.
Amnesti menggebrak meja untuk berbicara.
"Aku selalu diminta datang kemari saat mendekati musim dingin, dengan banyak orang di sini jelas mulai sekarang bukan hanya aku yang akan bertarung."
"Maaf soal putriku, dia sedikit.."
"Tidak masalah, aku berfikir mungkin dia mirip denganmu saat muda."
Gilbert tertawa karena tidak bisa menyangkalnya, saat istrinya memolotinya dia segera terdiam untuk memberikan waktu untukku memulainya.
"Seperti yang kita tahu saat musim dingin aktivitas monster akan jauh lebih aktif dan mereka akan menyerang ke kota ini secara bergerombol dalam bentuk gelombang, aku sudah membuat rencana untuk mengatasinya dengan sedikit usaha nantinya."
Wajah mereka berubah menjadi sedikit penasaran.
Ketika aku menunjukan sebuah gambar mereka baru menyadarinya.
Rein memperjelas.
"Itu sebuah meriam."
"Meriam ini akan dikirim dari kerajaan, perlu waktu seminggu untuk sampai dan saat tiba aku ingin kalian mulai menempatkannya di atas tembok."
Anna terlihat bersemangat yang disusul Agil setelahnya.
"Meriam ini juga bisa digunakan untuk menyerang seekor naga."
"Benar, dengan ini dia tidak akan terus berada di atas kepala kita."
"Oi, oi, tunggu sebentar.. apa maksudnya kalian juga ingin melawan naga?" kata Amnesti menyela.
Sejujurnya karena musim dingin ini kami memiliki waktu untuk nanti melawan naga, kami tidak menganggap gelombang monster merupakan sebuah bencana melainkan anugrah untuk kami mempersiapkan diri ke depannya.
Ketika aku menjelaskannya wajah Amnesti terlihat masam.
"Benar-benar gila, guild petualang bahkan tidak akan berfikir untuk melawan seekor naga."
Walau perkataan Amnesti seperti itu, dia tampak menyeringai seolah ingin turut ambil bagian dalam hal ini. Bagi siapapun yang membunuh naga jelas namanya akan cukup dikenang sebagai legenda.
"Soal naga bisa kita kesampingkan, untuk gelombang monster aku ingin Anna, Agil dan Gilbert lebih melatih para prajurit dalam memanah dan tombak. Panah cocok jika kita menyerang mereka dari kejauhan serta makhluk-makhluk yang terbang, sementara tombak akan lebih cocok digunakan untuk melawan makhluk berkaki empat."
Semua orang sepakat dengan apa yang aku pikirkan, setelah membahas rencana pertahanan barulah disusul dengan laporan tentang kemajuan kota. Lime, Keysa dan juga Vira mulai bergantian mengatakan laporannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments