Kami menerima sebuah kamar cukup luas untuk ditinggali, sebelumnya rumah ini milik seorang bangsawan dan kini aku gunakan sebagai tempat tinggal sekaligus kantor juga.
Keysa tampak merajuk karena aku terlalu proteksi padanya, hingga membuat larangan yang sebelumnya aku katakan pada Gilbert. Ini bukan kerajaan jadi aku dan Keysa akan berbagi ruangan termasuk tempat tidur juga.
Kemungkinan dia juga marah akan hal itu namun di tempat berbahaya ini, aku ingin sebaik mungkin melindunginya tanpa menaruh pagar besi untuknya juga. Dia bebas melakukan apapun yang diinginkan jadi aku memberikan tugas agar menjadi asistenku. Keysa mengangguk dengan semangat selagi mengibaskan ekornya.
"Aku akan berjuang dengan kemampuanku."
Aku menghela nafas panjang, dulu aku pernah memintanya untuk tidak menjadi seorang pelayan namun gagasan itu ditolak mentah-mentah olehnya. Dia sejujurnya sangat menyukai pakaian pelayan hingga tidak memperdulikan apapun yang dikatakan orang padanya.
Keysa memang terkadang keras kepala dengan sesuatu yang aku tidak pahami.
Setelah satu jam mengistirahatkan tubuhku aku menunju ruangan kantor dimana di sana ada Gilbert yang sudah menunggu dengan patuh.
Aku bisa menilai bahwa pria ini dapat dipercaya dalam segi apapun, itulah kenapa kota ini masih bisa berdiri sejauh ini.
"Rumah ini dirawat dengan baik, aku berterima kasih atas kerja kerasnya selama ini."
"Tidak, aku hanya melakukan tugasku untuk tetap menjaga tempat ini bahkan jika itu dari debu."
Aku tersenyum masam saat duduk di kursiku, sementara itu Keysa berdiri di belakangku dengan sikap pelayan profesionalnya.
"Lalu apa yang pangeran inginkan dariku?"
"Aku perlu data dari anggaran kota, makanan dan hal lainnya, bisakah kau menyiapkan semuanya."
Mendengar permintaanku Gilbert tampak terkejut, aku datang kemari untuk bekerja bukannya seharusnya dia tidak perlu menunjukkan ekspresi seperti itu.
"Itu..."
"Apa kau buruk dengan laporan atau dokumen semacam ini?"
"Tidak, sama sekali tidak... aku bisa menyiapkannya besok hari hanya saja.."
Walau sempat ragu dia akhirnya membuka mulutnya.
"Rumor mengatakan bahwa Anda orang yang egois tapi Anda tidak terlihat seperti itu."
Aku segera membantahnya.
"Aku masih tetap orang yang egois, keegoisanku adalah membuat kota ini hidup kembali dan membuat orang-orang di dalamnya bisa terus bahagia selamanya."
"Pangeran?"
"Ada apa lagi?"
"Aku pikir Anda datang kemari hanya untuk bermain-main."
"Bodoh, mana mungkin aku melakukan hal semacam itu.. yah percuma saja aku mengatakannya yang jelas kau bisa menilainya nanti."
"Aku mengerti."
"Ah benar, di sini kekurangan tenaga medis kan, kumpulkan orang-orang yang sakit, aku akan menyembuhkan mereka dengan sihirku."
"Mungkinkah pangeran bisa sihir penyembuhan."
"Apa kau dengar apa yang aku katakan?"
"Maafkan aku, aku segera pergi."
Dan begitulah aku mengakhiri pembicaraan ini, Keysa tampak menahan tawa sejak lama.
"Mengejutkan sekali pangeran telah berubah, kasihan juga tuan Gilbert karena terkejut seperti itu."
"Dia beranggapan aku hanya main-main, bukannya itu terlalu kejam."
"Pangeran memang suka bermain-main khususnya padaku."
Aku tersenyum masam sebagai balasan, jika seorang mendengarnya mereka jelas akan salah paham.
Beberapa saat kemudian kantorku kini telah dibanjiri banyak orang yang mengantri untuk disembuhkan, aku tidak mengira bahwa akan sebanyak ini yang datang. Untuk mempersingkat waktu aku mengobati mereka sekaligus.
"Sihir suci, Magic Area Heal."
Lingkaran sihir muncul di bawah kaki mereka yang kemudian langsung menyembuhkan mereka secara instan.
Banyak orang yang tidak menduganya namun bagiku hal ini sesuatu yang mudah, sebelumnya gadis suci menyegel kekuatan sihir suciku untuk membuatku tidak bisa menggunakannya agar mudah dibunuh, meski kuat sihir ini tetap memiliki kekurangan tertentu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments