Dihukum Bareng Enggar

Pagi harinya Elnada terbangun karena suara dari mami Inta yang menyuruhnya untuk segera bersiap ke sekolah. Gadis itu pulang diantar oleh pak Wijaya juga bunda Arlin tadi malam bersama dengan maminya. Sebenarnya bunda Arlin meminta Elnada dan mami Inta untuk menginap saja, namun mami Inta tolak karena tidak ingin terus merepotkan sahabatnya.

Gadis itu kini melirik ke arah jam di sebelahnya yang sudah menunjukan pukul setengah 7 kurang. Ia segera bangkit dan bergegas untuk menuju ke kamar mandi.

"Elnad! cepetan sayang mami sama Enggar tunggu di meja makan."

Deg

Lagi-lagi jantung Elnada berdetak dengan sangat cepat saat mendengar nama cowok yang ia sukai disebutkan oleh maminya, ia langsung terburu-buru untuk segera bersiap-siap.

"Bisa-bisanya gue bangun siang, akhh menyebalkan!" kesal Elnada pada dirinya sendiri.

Sudah pasti julukan untuknya dari Enggar semakin banyak, selain pembuat keributan atau onar Elnada juga hobi bangun siang.

Tidak seperti biasanya, Elnada dengan singkat dapat menyelesaikan semua yang harus dia siapkan pagi ini. Mulai dari menata rambutnya, memakai seragam sekolah juga peralatan sekolah yang harus ia bawa pagi hari ini.

Tepat ketika ia memasuki meja makan. Lagi-lagi tubuh Elnada dibuat beku ketika melihat kedua orang tua Enggaraksa yang juga berada di rumahnya.

"Apa-apaan ini? bisa dicoret jadi calon mantu kalau kaya gini," gumamnya dalam hati serya menggigit bibir bagian bawahnya.

"El! cepetan sayang kita dari tadi udah tungguin kamu," suruh mami Inta yang hanya dibalas Elnada dengan senyum canggungnya.

Susah payah ia menggerakan kakinya agar bisa sampai di meja makan. Tidak lupa bibirnya yang terasa kaku juga ia paksakan untuk menyapa kedua orang tua Enggaraksa.

"Pagi om, tante," sapa Elnada dibalas keduanya dengan senyum hangat.

"Kamu pasti kaget kita di sini ya?" tebak bunda Arlin dibalas Elnada dengan anggukan kepala.

Memang benar, adanya kedua orang tua Enggar sangat mengejutkannya. Bahkan Elnada tadi sempat terdiam di tempatnya saat melihat mereka.

"Tante khawatir sama mami kamu, eh tahunya udah sehat gini, lega banget jadinya," jelas bunda Arlin diangguki oleh Elnada lagi.

Acara sarapan pagi bersama di rumah Elnada tanpa adanya papi Bara berjalan dengan sangat lancar dan hangat, meski sarapan pagi bersama secara dadakan nyatanya sangat dinikmati oleh mereka. Terkecuali Enggaraksa juga Elnada.

Sedari tadi Enggar terlihat tidak begitu menikmati makanannya, sementara Elnada sibuk mencuri pandang akan Enggar.

"Ya sudah kalian berangkat gih udah siang," suruh bunda Arlin kepada kedua remaja tersebut.

Keduanya pamit dan langsung pergi bersama, kali ini Elnada tidak setegang kemarin saat memasuki mobil milik Enggar. Ia mulai terbiasa dan bisa tenang berdua dengan Enggar seorang.

Setengah perjalanan tidak ada yang memulai obrolan, bahkan Enggar terlihat fokus dengan setir mobilnya. Berbeda dengan Elnada yang merasa bosan dan terus bertanya-tanya. Ada ternyata manusia irit bicara seperti Enggar.

"Giliran ngomelin gue aja nyerocos," ujar Elnada mengingat setiap kali Enggar memarahinya atau menyuruhnya untuk berhenti mengganggu Narina. Namun namanya Elnada, semakin dilarang justru membuat gadis itu semakin gencar untuk melakukannya.

"Ini ngga ada niatan buat minta maaf ke gue apa? atau minimal nanya gue kemana gitu," lagi-lagi Elnada terus berceloteh dari hatinya.

Aneh saja jika Enggar seakan bungkam begitu saja dengan kejadian kemarin, atau memang menurut Enggar tidaklah penting dengan hilangnya Elnada kemarin dari mobilnya.

"Lo kok diem aja si? bisu?" akhirnya Elnada bersuara yang cukup membuat Enggar panas, bisa-bisanya gadis itu mengatainya seperti itu, sangat tidak sopan sekali.

"Kalau nggak ikhlas gue nebeng harusnya bilang dong, sekalian tuh sama orang tua kita yang terus-terusan usaha biar kita deket," lanjutnya lagi. Detik berikutnya Elnada menutup mulutnya seraya melirik ke arah Enggar yang juga sedang meliriknya.

Gadis itu menghela napas dalam setelah mengatakan unek-unek di hatinya sedari tadi. Tetapi Elnada baru sadar apa yang baru saja dia lakukan atau katakan bisa saja membuat Enggar semakin ilfeel atau tidak menyukainya, harusnya Elnada cukup diam saja dan berusaha terlihat elegan di depan Enggaraksa.

Tetapi kenapa setiap kali berada di dekat Enggar justru hal semacam elegan atau mahal sangat susah untuk Elnada lakukan, gadis itu selalu berbuat yang membuat dirinya seolah-olah gadis yang butuh perhatian, juga sedikit ceroboh seperti tadi malam contohnya.

"Lupakan," ujar Elnada menyadari kebodohannya.

"Gara-gara lo kita telat sekarang," akhirnya setelah sekian purnama Enggar bersuara juga. Tetapi sekali bersuara langsung menyakiti ulu hati Elnada. Ia baru saja disalahkan oleh Enggar.

Dengan ekspresi kebingungan juga marah Elnada menatap Enggar yang kini sudah kembali fokus dengan setir mobilnya.

"Lo pik-"

"Turun," ujar Enggar memotong ucapan Elnada baru saja.

Elnada baru tersadar jika keduanya sudah sampai di depan gerbang sekolah, dan kebetulan gerbang juga memang sudah ditutup beberapa saat lalu. Pak satpam yang berjaga masih disekitaran gerbang.

"Pagi bro Enggar, tumben telat? rekor ini," celetuk satpam yang memang cukup akrab dengan Enggar.

Mendengar itu membuat Elnada melotot. Enggaraksa untuk yang pertama kalinya telat, dan itu bersamanya atau bisa dibilang karena Elnada. Tidak percaya akan hal itu Elnada menutup mulutnya.

"Keren ini," gumamnya dalam hati.

"Santai, kalau bro Enggar aku bukain pintu gerbangnya," lanjut satpam langsung membuat Elnada kegirangan. Gadis itu merasa beruntung telat bersama dengan Enggaraksa, karena hukuman sudah pasti tidak akan ia dapatkan.

"Nggak perlu, saya tetap harus dihukum pak," balas Enggar tidak ingin menggunakan kecurangannya.

"Heh.. ngga bisa gitu, gue ada ulangan hari ini, iyain aja napa si?" Elnada yang sedari tadi diam menyimak akhirnya ikut bersuara untuk protes.

Kesempatan langka seperti itu bagaimana bisa Enggar tolak begitu saja. Menurutnya sangat bodoh dan naif sekali cowok seperti Enggar.

"Jadi bagaimana ini?" tanya satpam bingung.

"Jangan dengerin dia pak, lakukan apa yang harus bapak lakukan," jelas Enggar sukses membuat mata Elnada melotot.

"Idiot," hardik Elnada kesal dan pergi melewati satpam juga meninggalkan Enggaraksa.

Gadis itu menunggu di pinggir lapangan, ia sudah sangat paham sekali selanjutnya akan seperti apa. Karena ia sering mengalaminya bersama dengan kedua sahabatnya. Dan benar saja tidak lama kemudian terlihat Enggar juga guru BK yang siap memberi hukuman. Untuk mereka berdua pastinya bukan hanya Elnada seorang.

"Elnada, Elnada, Elnada Zevinta," ujar guru BK yang kini sudah berdiri tepat di depannya.

"Langsung aja deh bu apa hukuman untuk saya?" tanya Elnada sukses membuat guru BK atau guru yang kerap disapa bu Indri itu melirik kesal.

"Nggak bosan kamu seperti ini terus?" ketus bu Indri mendapat senyum tipis dari Elnada.

"Kenapa malah senyum-senyum kamu?" tanya bu Indri langsung dijawab Elnada dengan gelengan kepala. "Tidak bu."

Mana mungkin Elnada mengatakan yang sebenarnya jika ia tidak akan bosan terus mendapat hukuman, selama itu bersama dengan Enggar, akan Elnada pastikan hukuman yang Enggar dapat untuk pertama kalinya akan terulang lagi nantinya.

"Ya sudah, kalian ayo ikuti saya," titah bu Indri pada akhirnya.

Berdebat atau memarahi Elnada hanya akan membuat beliau naik darah saja, gadis itu mana mempunyai rasa takut. Meski masih terbilang sopan, tetapi selalu saja menjawab setiap apa yang gurunya katakan.

Bahkan ada satu guru yang sampai merasa kesal dengan Elnada. Bu Evi namanya, dan beliau tidak setenang bu Indri dalam menghadapi gadis seperti Elnada.

"Selamat ka Enggar, ini akan menjadi hukuman yang mengesankan untuk kaka," ujar Elnada melirik Enggar yang terlihat mengeraskan rahangnya.

"Santai si, ngga usa tegang gitu," ujarnya lagi dengan senyum tipis di wajahnya.

Terpopuler

Comments

Vietha_27

Vietha_27

selamat ngedate bersama ya El.
lumayan di hukum bareng sm crush, pasti ga bakal kerasa.
dan Enggar jg pasti ga melupakan kejadian ini😁🤭

2024-04-09

2

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

Enggar masih aja ketus sama si Elnand..Elnand kenapa papa kamu sprti ga sayang

2024-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!