Hukuman Pertama Untuk Enggar

Dengan bersenandung kecil, Elnada terus menggerakan tubuhnya dengan tarian yang ia bisa. Gadis itu sedang mengepel koridor kantor juga ruang laboratorium sebagai hukumannya karena sudah datang terlambat tadi. Namun meski begitu Elnada sangat menikmatinya, seakan tidak keberatan sama sekali dengan hukuman yang ia dapat kali ini. Suasana hatinya bahkan sangat cerah pagi hari ini.

Semua karena ia mendapat hukuman bersama cowok yang ia sukai.

Sementara Enggar bertugas untuk mengelap kaca ruangan kantor guru juga laboratorium. Hal yang belum pernah Enggar lakukan atas dasar hukuman, meski tak jarang cowok tersebut pernah sesekali membantu membersihkan ruangan, namun bukan karena hukuman yang diberikan dari guru olehnya, melainkan sedang adanya acara di sekolah.

"Buat lo." Elnada menyodorkan sebotol minum kepada Enggar.

Gadis itu sudah selesai melakukan pekerjaannya, ia berniat untuk menemui Enggar dan memberinya minuman, niat sekali memang, karena menurut Elnada ini kesempatan yang baik agar ia tidak dicap gadis pembuat masalah lagi oleh cowok tersebut.

"Nggak mau? gue nggak disuruh nyokap lo ko, ini atas dasar kemanusiaan," ujar Elnada, air minum yang ia sodorkan tidak kunjung Enggar terima.

"Ya itung-itung karena lo udah buatin makanan buat gue tadi malam, jadi nggak usah mikir aneh, gue cuma nggak mau aja punya hutang budi sama lo," lanjutnya lagi menjelaskan.

Meski tujuan awal agar predikat gadis pembuat masalah hilang, tetap saja Elnada gengsi jika harus mengatakan yang sebenarnya. Sedikit kebohongan untuk menutupi tidaklah masalah pikirnya.

"Thank," balas Enggar akhirnya menerima minuman yang diberikan oleh Elnada tadi.

Gadis itu mengangguk, sudut bibirnya melengkung sangat tipis merasa senang karena Enggar menerima pemberiannya. Namun tidak lama senyuman itu pudar tatkala Enggar memanggil seseorang.

"Narina!" panggil Enggar saat melihat Narina yang membalikan tubuhnya.

"Sial, dia lagi," ujar Elnada dalam hatinya.

Gadis itu menoleh dan tersenyum. Satu tangannya ia sembunyikan dibalik tubuhnya. Narina tertahan di tempatnya.

"Lo di sini?" tanya Enggar mendekat, Narina mengangguk membenerkan apa yang Enggar tanyakan.

Namun sebelum menjawab, Narina sempat melirik ke arah Elnada, gadis yang sangat ia takuti membuatnya terus khawatir sebenarnya, terlebih ia datang untuk memberi minuman kepada Enggar, sama seperti apa yang sudah Elnada lakukan.

"A-aku tadi disuruh ambil buku sama pak Tomi," bohong Narina.

Mata Enggar seakan menelisik kebohongan yang Narina katakan. Meski cowok itu tahu jika sahabatnya itu sedang berbohong, namun ia hanya mengangguk dan mengiyakan begitu saja apa yang dikatakan oleh Narina barusan. Tidak ingin memperpanjang.

"Oh ya sudah kalau begitu," balasnya dengan senyum.

Melihat Enggar yang memberikan senyuman untuk Narina membuat Elnada berdecih. Hatinya kembali panas.

"Cih, menjijikan," decaknya sebal.

"Ya udah buruan kalau mau ambil buku, masih aja di sini, mau dihukum juga lo?" semprot Elnada tidak sabar lagi melihat Narina yang tetap mematung tanpa beranjak dari depannya.

Elnada juga tahu jika itu hanya alibi Narina saja. Gadis itu tidaklah bodoh, ia sangat paham jika tujuan Narina sesungguhnya ialah Enggaraksa. Sama sepertinya.

"Nada," peringat Enggar tidak dihiraukan oleh Elnada.

Hanya menganggukan kepalanya. Narina mulai melangkahkan kakinya. Tepat di depan pintu Narina berhenti, ia bingung untuk mengetuk pintu. Sekali lagi karena tujuannya memang bukan untuk bertemu guru, melainkan sahabatnya, Enggaraksa.

"Emmm.. Egar sebenarnya-" Narina bingung untuk meneruskan. Ia melirik ke arah Elnada terlebih dahulu sebelum meneruskan ucapannya.

"Gue tau kok," balas Enggar membuat Narina terkejut.

Melihat wajah Narina saat ini membuat Elnada ingin muntah saat itu juga. Ia benar-benar merasa mual.

"Huek..."

Suara itu membuat Enggar dan Narina menoleh ke arahnya.

"Kenapa lo?" tanya Enggar dibalas Elnada dengan gelengan di kepala.

"Nggak ada, gue cuma anti aja sama cewek munafik," ujar Elnada melirik ke arah Narina.

Hal itu membuat nyali Narina menciut lagi, ia langsung beralih pandang saat Elnada menatap ke arahnya.

"Ya udah lah, gue aja yang pergi kalau lo berdua mau pacaran," kesal Elnada menegaskan ucapannya pada akhir kalimatnya.

Setelahnya gadis itu benar-benar pergi, dengan hati yang dongkol pastinya, ia harus rela pergi karena kehadiran Narina. Meski sebenarnya ia sendiri sangat menyayangkan tindakannya itu, namun ia tidak boleh terlihat jika ia menyukai Enggaraksa. Harga diri Elnada masih sangat mahal saat ini untuk mengakui itu.

Istirahat pertama Elnada sudah menunggu kedua sahabatnya di kantin. Setelah selesai mengerjakan hukumannya tadi ia memang tidak berniat untuk mengikuti pelajaran, moodnya sudah dibuat hancur terlebih dahulu tadi karena Narina.

"Dih sih jamet udah abis 2 gelas aja lo," ujar Gladis melihat dua gelas kosong juga satu botol minuman di depan Elnada.

"Jamet-jamet, cabe kriting lo," balas Elnada tidak terima.

Gladis tertawa seraya menatap wajah kesal Elnada.

"Btw, lo tadi dapat hukuman karena apa? telat apa adu mekanik dulu sama tuh cewe?" tanya Gladis penasaran.

"Telat gue," balas Elnada diangguki kedua sahabatnya.

"Kebiasaan, ya udah gue mau pesen makanan dulu," pamit Gladis beranjak dari duduknya.

"Tunggu Dis!" teriak Elnada mengurungkan niat gadis itu.

"Apa? mau pesen makan lo?" tanya Gladis dibalas Elnada dengan gelengan kepala.

"Lo nggak penasaran gue dihukum sama siapa?" tanya Elnada memancing Gladis juga Nadira.

Gladis menggeleng. "Nggak, udah tahu gue," balas Gladis berniat untuk kembali memesan makanan sesegera mungkin. Kalau masih saja mengobrol yang ada nanti ia dapat antrian akhir.

"Demi apa kalian berdua udah tahu?" tanya Elnada kepada Nadira yang duduk di depannya.

Nadira hanya mengangguk membenarkan, membuat Elnada membulatkan matanya tidak percaya.

"Serius kalian udah tahu? ko B aja sih?" heran Elnada merasa aneh.

"Ya terus kita harus gimana? harus banget bilang wow gitu?" akhirnya Nadira bersuara setelah sedari tadi terus diam.

"Ya teriak atau apa gitu kek... Ini langka dan gue jadi orang pertama yang buat dia dihukum Dir," ujar Elnada menggebu.

Kali ini Nadira memicing. Ia mengamati Elnada dengan bingung. "Bentar, maksud lo apa si El?" tanya Nadira bingung.

"Masih nanya lagi, ya kali lo nggak ngeh kalau ka Enggar selama sekolah di sini selalu disiplin," balas Elnada semakin membuat Nadira bertambah bingung.

"Ulang, gue nggak paham maksud lo," ujar Nadira.

"Ya hari ini ka Enggar kena hukuman, dan lo tahu karena siapa? karena gue Dir, doi dapat hukuman juga bareng gue," jelas Elnada sontak membuat Nadira beranjak dari duduknya seraya menggebrak meja.

Brak

"Anjir!" teriak Nadira membuat seluruh orang yang berada di kantin menatap ke arahnya. Tidak terkecuali Gladis yang sedang memesan makanan.

"Apa lagi tuh bocah," komentar Gladis melihat apa yang dilakukan oleh temannya.

"Sorry-sorry," ujar Nadira kembali duduk.

Setelahnya gadis itu memegangi pipinya yang terasa berkedut karena sakit. Alasan Nadira sedari tadi terus diam karena sedang sakit gigi.

"Lo kenapa?" tanya Elnada merasa ngilu.

"Gigi gue sakit anjir," balas Nadira membuat Elnada tertawa.

"Malah ngakak, sialan lo," hardiknya melihat tawa Elnada di atas penderitaannya.

"Sorry Dir, lo lucu tau, muka lo bengkak sebelah," komentar Elnada yang baru tersadar akan perubahan wajah temannya.

"Buru jelasin, kenapa bisa doi dapat hukuman karena lo," titah Nadira diangguki oleh Elnada dengan semangat.

"Oke-oke, jadi gini. Tadi tuh gue sam-"

"Kak Enggar woy sama kak Narina, mereka cocok banget ya?" ujar salah satu siswi yang duduk tidak jauh dari tempat duduk Elnada.

Kehadiran Enggar bersama ketiga temannya ditambah adanya Narina sebagai cewek satu-satunya membuat mereka sangat dikenali. Terlebih mereka kakak tingkat yang disegani oleh adik kelas. Terkecuali Elnada pastinya yang berani dengan kakak kelasnya.

"Sabar El," ujar Nadira melihat wajah merah Elnada menahan kesal.

Terpopuler

Comments

It's me💓💓

It's me💓💓

doublel up donk thor

2024-04-12

0

It's me💓💓

It's me💓💓

knpa filingku mengatakan klw si anggaran suka sma el, cmn dia menutupinya dgn rapat seolah " dia kga tertarik m elnada,dri cara anggara manggil aj udh beda,.betul g sih he..he

2024-04-12

0

Vietha_27

Vietha_27

sabar El.
harus elegan, pelan pelan menghanyutkan.

tau tau Enggar jd milik km.
😌😌

2024-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Perundung
2 Berhenti Mengagumi?
3 Dijodohkan Dengan...
4 Kesempatan Emas
5 Berangkat Bersama
6 Gagal Gara-Gara Serangga
7 Sakit Tapi Suka
8 Masih Berusaha
9 Sahabat Macam Apa
10 Diam-Diam Perhatian
11 Dihukum Bareng Enggar
12 Hukuman Pertama Untuk Enggar
13 Bukan Dia, Temanpun Bisa
14 Kapan Dekatnya?
15 Rencana Dadakan
16 Menikah Tapi Terpaksa
17 Kecewa pembawa Keberuntungan
18 Suami Istri Tidur Terpisah
19 Mahluk Tertampan Versi Elnada
20 Bebas Dari Hukuman
21 Diam-Diam Kepikiran
22 Bolos Karena Istri
23 Elnada Tidak Halu Lagi
24 Dimasakin Si Galak
25 Siapa Pacar Suami?
26 Masih Penasaran
27 Spill Tipis-Tipis
28 Unggahan Elnada Tidak Mempan
29 Cowok Redflag
30 Beruntung Atau Nasib?
31 Diam-Diam Mengintip
32 Sederhana Tapi Mengesankan
33 Elnada Kurang Waras
34 Ciuman Untuk Dendam
35 Sekali Cium Dapat Kartu
36 Up Down Perasaan Elnada
37 Menyebalkan Tapi Sayang
38 Lika-Liku keinginan Elnada
39 Ada Yang Panas
40 Mulai Khawatir
41 Ditunda Dulu
42 Hujan Pembawa Berkah
43 Gelap Tapi Nikmat
44 Selalu Ada
45 Menginap Bersama
46 Sekamar Dengan Musuh
47 Diam-Diam Memperhatikan
48 Saingan Baru
49 Mulai Peduli
50 Cinta Itu Buta
51 Ular VS Bisanya
52 Pura-Pura Atau Beneran?
53 Aksi Nekat Elnada
54 Aksi Cemburu Elnada
55 Menyesal Dengan Aksinya?
56 Elnada Diculik?
57 Kadang Manis Kadang Cuek
58 Kesempatan Dalam Kesempitan
59 Dihukum Tapi Untung
60 Ikut Rapat OSIS
61 Elnada Tertidur
62 Salah Paham?
63 Penyesalan Datang Setelahnya
64 Masih Marahan
65 Siapa Pelaku Sebenarnya?
66 Sedikit Kecewa
67 Balasan Dari Elnada
68 Elnada Yang Bimbang
69 Cinta Jangan Bodoh
70 Ingkar Janji
71 Datang Tepat Waktu
72 Selalu Mengganggu
73 Gara-Gara Jatuh
74 Penyelamat Yang Salah
75 Bekal Cinta
76 Oki Pembuat Panas
77 Narina Pingsan
78 Waktu Begitu Lambat
79 Pasrah Karena Lelah
80 Jenguk Rival
81 Gengsi Besar
82 Kembali Sekolah
83 Obat Galau
84 Bukan Gadis Lemah
85 Terungkap
86 Usaha Enggar Untuk Elnada
87 Tamu Tidak Diundang
88 Enggar Mulai Mengakui
89 Bertemu Siapa?
90 3 Istri
91 Kesal Tapi Senang
92 Kedua Kali
93 Cinta Untuk Elnada
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Gadis Perundung
2
Berhenti Mengagumi?
3
Dijodohkan Dengan...
4
Kesempatan Emas
5
Berangkat Bersama
6
Gagal Gara-Gara Serangga
7
Sakit Tapi Suka
8
Masih Berusaha
9
Sahabat Macam Apa
10
Diam-Diam Perhatian
11
Dihukum Bareng Enggar
12
Hukuman Pertama Untuk Enggar
13
Bukan Dia, Temanpun Bisa
14
Kapan Dekatnya?
15
Rencana Dadakan
16
Menikah Tapi Terpaksa
17
Kecewa pembawa Keberuntungan
18
Suami Istri Tidur Terpisah
19
Mahluk Tertampan Versi Elnada
20
Bebas Dari Hukuman
21
Diam-Diam Kepikiran
22
Bolos Karena Istri
23
Elnada Tidak Halu Lagi
24
Dimasakin Si Galak
25
Siapa Pacar Suami?
26
Masih Penasaran
27
Spill Tipis-Tipis
28
Unggahan Elnada Tidak Mempan
29
Cowok Redflag
30
Beruntung Atau Nasib?
31
Diam-Diam Mengintip
32
Sederhana Tapi Mengesankan
33
Elnada Kurang Waras
34
Ciuman Untuk Dendam
35
Sekali Cium Dapat Kartu
36
Up Down Perasaan Elnada
37
Menyebalkan Tapi Sayang
38
Lika-Liku keinginan Elnada
39
Ada Yang Panas
40
Mulai Khawatir
41
Ditunda Dulu
42
Hujan Pembawa Berkah
43
Gelap Tapi Nikmat
44
Selalu Ada
45
Menginap Bersama
46
Sekamar Dengan Musuh
47
Diam-Diam Memperhatikan
48
Saingan Baru
49
Mulai Peduli
50
Cinta Itu Buta
51
Ular VS Bisanya
52
Pura-Pura Atau Beneran?
53
Aksi Nekat Elnada
54
Aksi Cemburu Elnada
55
Menyesal Dengan Aksinya?
56
Elnada Diculik?
57
Kadang Manis Kadang Cuek
58
Kesempatan Dalam Kesempitan
59
Dihukum Tapi Untung
60
Ikut Rapat OSIS
61
Elnada Tertidur
62
Salah Paham?
63
Penyesalan Datang Setelahnya
64
Masih Marahan
65
Siapa Pelaku Sebenarnya?
66
Sedikit Kecewa
67
Balasan Dari Elnada
68
Elnada Yang Bimbang
69
Cinta Jangan Bodoh
70
Ingkar Janji
71
Datang Tepat Waktu
72
Selalu Mengganggu
73
Gara-Gara Jatuh
74
Penyelamat Yang Salah
75
Bekal Cinta
76
Oki Pembuat Panas
77
Narina Pingsan
78
Waktu Begitu Lambat
79
Pasrah Karena Lelah
80
Jenguk Rival
81
Gengsi Besar
82
Kembali Sekolah
83
Obat Galau
84
Bukan Gadis Lemah
85
Terungkap
86
Usaha Enggar Untuk Elnada
87
Tamu Tidak Diundang
88
Enggar Mulai Mengakui
89
Bertemu Siapa?
90
3 Istri
91
Kesal Tapi Senang
92
Kedua Kali
93
Cinta Untuk Elnada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!