Sahabat Macam Apa

Malam harinya Elnada sengaja pergi bersama kedua sahabatnya untuk mengusir rasa kecewa karena papinya. Sebelumnya gadis itu sudah pamit terlebih dahulu tadi sebelum mami Inta pergi menemui temannya.

Elnada masih bersiap, sementara Gladis dan Nadira menunggu di kamar gadis itu.

"El, sepi banget rumah lo, orang tua lo mana? katanya bokap lo balik kan?" tanya Gladis sadar akan rumah Elnada yang terasa sepi.

"Udah balik kerja," balas Elnada seketika membuat Gladis sempat terkejut. Sebelum akhirnya mengangguk paham.

Kedua sahabat Elnada sudah sangat paham sekali bagaimana kehidupan Elnada, bahkan bisa dibilang kehidupan Elnada seperti kekurangan sosok seorang ayah. Meski mami Inta selalu ada untuk Elnada, namun tidak dengan papinya. Papi Bara sibuk dengan pekerjaan, bisa terhitung berapa kali papi Bara berada di rumah selama setahun.

"Mau kemana kita?" tanya Nadira kepada Elnada dan Gladis.

Seperti biasa, Nadira bertugas menjadi sopir pribadi mereka malam ini.

"Kelab yuk," ajak Gladis menaik turunkan kedua alisnya.

"Nggak bisa, gue udah bilang nyokap mau ke mall doang," beritahu Elnada membuat kedua sahabatnya terkikik geli.

"Lo tobat El?" tanya Nadira melirik Elnada.

Pasalnya biasanya Elnada sendirilah orang pertama yang mengajak ke tempat malam untuk orang dewasa tersebut. Namun sekarang dengan entengnya Elnada menolak dengan alasan pamit pergi ke mall. Oh ayolah, memangnya ia tidak pernah bebohong kepada orang tuanya? pamit pergi belajar di rumah Gladis atau Nadira sementara ia sendiri malah keluyuran bersama dengan kedua sahabatnya itu.

"Gue lagi nggak mood aja," balas Elnada akhirnya disetujui oleh Gladis dan Nadira.

Mereka tahu jika Elnada sedang merasa sedih, seperti biasanya yang sering gadis itu lakukan, jika papinya kembali bekerja tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Elnada, gadis itu akan dengan sengaja menghambur-hamburkan uang pemberian dari papinya.

Meski tidak begitu perhatian dengan Elnada, sering pergi tanpa berpamitan secara langsung, nyatanya tidak membuat tanggung jawab beliau lepas begitu saja, sudah pasti beliau akan meninggalkan kartu kredit yang berisi banyak uang untuk anaknya.

Mobil sampai di parkiran mall. Ketiga gadis cantik itu turun dan mulai melihat-lihat isi toko yang mereka lewati.

"Kalian kalau mau belanja ambil aja, gue yang bayar," ujar Elnada membuat Gladis kegirangan.

Berbeda dengan Nadira yang menggeleng melihat tingkah Elnada juga Gladis, menurut Nadira Elnada selalu menghamburkan uang setiap kali kecewa dengan papinya.

Tidak jarang gadis itu sering membelikan barang-barang cukup mewah untuk kedua sahabatnya.

"Mending makan aja yuk, gue mau kalau ditraktir makan," usul Nadira mendapat anggukan dari Gladis.

"Boleh deh, kita makan dulu aja. Gue juga laper," balas Gladis setuju.

"Ya udah kita makan, setelah itu nonton ya? gue pengen liat film," ujar Elnada diangguki setuju oleh Gladis dan juga Nadira.

Ketiganya mulai mencari-cari tempat makan yang pas di dalam mall. Dan pilihan mereka jatuh pada tempat makan modern yang berada di paling pojok mall bagian atas.

Tepat ketika mereka sedang menunggu pesanan, tatapan Elnada jatuh ke arah laki-laki paruh baya yang sedang merangkul seorang gadis muda, mungkin saja hampir seumuran dengannya.

"Kaya papi, tapi nggak mungkin, itu bukan mami kan?" ujar Elnada terus mengamati laki-lali tersebut.

Sayang sekali laki-laki tersebut tidak bisa Elnada lihat dengan jelas wajahnya, karena posisi dari laki-laki itu membelakangi Elnada dan berjalan semakin jauh, tadi ia sempat melihat sekilas dari arah samping, memang hampir sama seperti papinya, tetapi itu tidak akan mungkin, papinya sudah berangkat ke luar kota untuk bekerja, dan maminya sendiri sedang menemui temannya, terlebih wanita yang bersama dengan laki-laki tersebut terlihat masih sangat muda.

"Elnad, kenapa bengong?" suara Nadira membuyarkan lamunan Elnada.

"Nggak papa," balasnya menyeruput minuman yang sudah tersedia di depannya.

Diam-diam Elnada penasaran dengan orang yang baru saja dilihatnya itu, sangat mirip sekali dengan papinya meski hanya dengan melihatnya dari belakang.

"So... lo beneran udah mau uncrush ka Enggar El?" tanya Gladis diangguki oleh Elnada.

"Iya, malas gue dibikin kecewa terus," balas Elnada seadanya.

"Ck, kek udah pacaran aja kecewa, deket aja ngga," celetuk Gladis seraya terkekeh.

"Kalian nggak tahu aja gue kemarin malam ketemu sama ka Enggar," beritahu Elnada langsung mendapat tawa dari kedua sahabatnya.

"Apanya yang lucu si?" tanya Elnada dengan kesal.

"Ya lo halunya kebangetan, bilangnya mau uncrush, malah makin jadi" ujar Gladis gemas sendiri dengan sikap Elnada yang terkesan plin-plan menurutnya.

Omongan Elnada memang mudah sekali berubah jika tentang Enggaraksa. Bisa saja sekarang bilang iya, nantinya dua jam kemudian perkataannya sudah berbeda lagi, dan selalu begitu terus jika menyangkut cowok populer nan cuek di sekolahnya itu.

"Anjas gue beneran ketemu sama ka Enggar kemarin malam, kita dinner bareng juga kok, tapi ya itu, karena mami sama bundanya ka Enggar ternyata saling kenal, dekat malah," cerita Elnada seketika membuat Gladis yang tadinya masih menyepelekan omongan Elnada seketika berubah.

"Demi?" tanya Gladis semakin penasaran, namun rasa tidak percaya masih ada dalam diri gadis itu.

Apa lagi jika menyangkut Elnada yang bercerita tentang seorang Enggar. Sudah sangat jelas bukan, dan bahkan semua teman-teman sekolahnya tahu jika Enggar hanya dekat dengan satu wanita saja, Narina.

"Males gue sama lo, nggak percayaan," kesal Elnada tidak berniat lagi melanjutkan ceritanya.

"Bentar, jadi yang tadi pagi gue liat ka Enggar bawa 2 minuman sama roti itu yang satunya buat lo El?" kali ini Nadira ikut bertanya, sedari tadi gadis itu sibuk berbalas pesan dengan salah satu cowok yang sedang dekat dengannya.

Elnada mengangguk membenarkan, Gladis melongo dengan kedua tangan bertepuk.

"Ngga nyangka, udah sejauh itu usaha lo? kenapa mau uncrush si El? Sia-sia aja dong," tanya Gladis tidak mengerti dengan jalan pikir Elnada.

Menurutnya itu kesempatan yang sangat bagus agar Elnada bisa semakin dekat dengan Enggar. Entah dengan cara seperti apa, yang jelas usaha Elnada sudah sedikit membuahkan hasil.

"Dia ngasih gue minum disuruh nyokap," beritahu Elnada kembali mengingat kata-kata Enggar tadi siang.

Mendengar hal itu membuat kedua sahabatnya terkejut. Sudah sedekat itukah sampai mami Inta sudah mengirim pesan kepada Enggaraksa. Namun detik berikutnya keduanya menghela napas paham dengan apa yang dirasakan oleh Elnada.

Karena jika Narina sudah pasti mendapat minuman atau perhatian dari Enggar atas kemauan cowok itu sendiri, berbeda dengan Elnada karena permintaan atau suruhan dari orang tuanya.

"Jadi karena itu lo mau uncrush?" tanya Nadira memastikan.

"Mungkin, nggak tahu gue, yang jelas gue emang bukan tipenya," ujar Elnada dengan wajah pasrah dan menyerah.

"Ututu sayang, jangan sedih ya? lo itu cantik El, nggak pantes galauin cowok kaya ka Enggar, sok jual mahal." Gladis mencoba menghibur Elnada.

"Iya, lagian selera ka Enggar gitu amat si? nggak liat apa di depannya ada cewek bening gini," tambah Nadira diangguki oleh Gladis setuju.

"Rabun kali," balas Elnada dengan kesal. Namun malah membuat kedua sahabatnya tertawa.

"Nah ini baru bener, gue suka Elnad yang kek gini, sat set sat set," puji Gladis membuat Elnada mencebik, ia tidak sepenuhnya berkata dari hatinya.

Drttt

Sebuah pesan masuk dari ponsel Elnada membuat gadis itu membulatkan matanya. Nomor yang tidak ia simpan mengirim pesan dan membuatnya bergegas pergi dari tempat itu.

Terpopuler

Comments

Herman Lim

Herman Lim

apa papi bara py istri dan anak lain lagi

2024-04-09

0

Ariani81Desi

Ariani81Desi

Mungkin emng benar yg di mall itu papinya Elnad,apa mami Elnad istri muda makanya nggak pernah di tungguin papinya🤔.....

2024-04-08

0

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

apa papi nya Elnand selingkuh ? dan papi nya sama mami nya ternyata udah cerai diam2

2024-04-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 55 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!