Kecewa pembawa Keberuntungan

Terdiam, Elnada tidak bisa mencerna apa yang baru saja terjadi, semua terasa mimpi baginya, dalam sekejap kehidupannya benar-benar telah berubah. Ia bukanlah seorang gadis biasa pada umumnya yang masih berstatus sebagai pelajar, tetapi juga merangkap sebagai seorang istri sekarang.

Lamunan gadis itu buyar tatkala suara dari mami Inta terdengar. Ia masih sibuk dengan pikirannya, tetapi dapat mendengar dengan jelas suara maminya.

"Sayang, selamat ya? semoga kamu selalu bahagia, doa mami selalu untuk kamu El," ujar mami Inta mendekat ke arah Elnada.

Elnada hanya tersenyum tipis, ia sendiri bingung untuk menjawab apa, layaknya orang yang baru saja terbangun dari tidur karena minum-minuman beralkohol, Elnada masih setengah sadar dengan apa yang baru saja dan sedang terjadi saat ini. Semua tampak aneh baginya.

"Elnad, sayang," ulang mami Inta memanggilnya.

Kali ini Elnada baru tersadar sepenuhnya. Ia menatap maminya cukup dalam.

"Mami, apa ini benar-benar nyata?" tanyanya dibalas anggukan kepala oleh mami Inta.

"Tentu sayang, kamu tidak sedang bermimpi, terimakasi sayang, terimakasih untuk ini," ujar mami Inta mengungkapkan apa yang sangat ingin beliau katakan kepada Elnada.

"Enggar tolong jaga Elnad ya? mami percaya sama kamu," lanjut beliau seketika membuat Elnada tercengang.

Ia menoleh ke arah samping yang dimana ada seorang Enggar, cowok yang ia sukai dan sekarang sudah resmi menjadi suaminya. Meski terkesan aneh nyatanya mereka sekarang ialah pasangan suami istri.

"Iya mi, Enggar berusaha untuk itu," balas Engaraksa yang langsung mendapat senyuman dari mami Inta.

"Mungkin El memang sudah menikah, tapi El tetap tinggal sama mami kan?" tanya Elnada seketika membuat mami Inta terdiam beberapa saat.

"Tidak sayang, sekarang kamu punya keluarga sendiri, mereka akan selalu menjaga kamu," jelas mami Inta yang terkesan tidak menginginkan Elnada.

"Cukup mi, cukup El disuruh menikah diusia El yang masih remaja ini, tapi mami nggak bisa lepas tangan gitu aja! El tetap akan tinggal sama mami, sampai kapanpun!" tegasnya begitu yakin.

"Sayang, tolong kamu mengerti ya?" itu bukan suara mami Inta, tetapi papinya yang tiba-tiba datang.

Elnada menatap papinya tidak mengerti, ia memang tidak mengerti harus mengerti bagaimana yang dimaksudkan. Diminta menikah dadakan seperti itupun Elnada masih kebingungan sampai sekarang.

"Setelah ini, papi sama mami harus pergi, nanti kita akan tetap memberi kabar untukmu," jelas papi Bara seketika membuat mata Elnada memicing.

"Pergi?" tanya Elnada semakin dibuat bingung.

"Suatu saat kamu pasti akan mengerti sayang," jelas mami Inta semakin membuat Elnada tidak habis pikir.

Mengerti yang dimaksud maminya itu seperti apa? Kurang mengerti apa lagi Elnada setelah mengiyakan permintaan kedua orang tuanya.

"Jadi karena mami sama papi mau pergi tanpa El? makanya El harus nikah sama ka Enggar dengan cara dadakan seperti ini?" tanya Elnada membuat mami Inta semakin tidak tega rasanya.

"Kalian egois, kalian mengorbankan kebahagiaan kita! pernah nggak mami tanya kalau ka Enggar keberatan nikah sama El? pernah nggak papi tanya kalau ka Enggar ada rasa atau enggak sama El? enggak kan? kalian mengikat kami tanpa

tahu perasaan masing-masing," ujar Elnada dengan mata berkaca-kaca.

Meski ia sangat mengagumi sosok Enggaraksa, tetapi bukan cara seperti ini yang ia inginkan untuk mendapatkan Enggar. Elnada ingin mendapatkan Enggaraksa dengan caranya, dengan usahanya agar Enggar bisa mengerti perasaan tulusnya.

"Jahat tahu nggak?" setelah mengatakan itu Elnada berlari menuju ke kamarnya.

"Biar Enggar yang susul Nada," ujar Enggar saat tahu kedua orang tua Elnada khawatir dengan keadaan gadis itu.

Langkah Enggar terhenti saat melihat tubuh Elnada dari belakang. Enggar terdiam di tempatnya, dapat ia lihat punggung Elnada yang bergetar, gadis itu sedang menangis.

Ia mengamati Elnada untuk beberapa detik, sebelum akhirnya menghampiri gadis itu.

Tangannya terulur menyodorkan tisu kepada Elnada. Sementara Elnada sendiri tampak terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya menerima dan menyeka air mata dengan tisu yang Enggaraksa berikan padanya.

"Ternyata lo bisa nangis juga ya?" ujar Enggar melirik Elnada sekilas. Lalu kembali menatap lurus ke depan.

"Gue manusia normal kali," balas Elnada membuat Enggar tersenyum tipis.

"Maaf," lanjut Elnada lagi.

Kali ini ucapan Elnada membuat Enggar menatap ke arah gadis itu seakan meminta penjelasan.

"Gue tahu lo tertekan banget sama pernikahan ini, tapi gue sendiri nggak nyangka kalau ortu gue seegois itu," jelas Elnada.

Enggar mengerti apa yang dimaksudkan oleh Elnada. Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berucap. "Kita jalani aja apa yang ada sekarang," ujarnya menghela napas.

Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Elnada memang ada benarnya, ia merasa dipaksa dan tertekan atas pernikahan itu, jika bukan karena tadi malam orang tua mereka yang memberitahu tentang kepergian orang tua Elnada, tentu Enggar akan tetap menolak dengan caranya. Sekalipun bunda Arlin terus mendesak.

"Tapi gue keberatan kak," ujar Elnada terjeda.

Gadis itu menatap dalam manik mata Enggaraksa, entah keberanian darimana sampai membuatnya bisa melakukan itu sekarang, biasanya Elnada akan melakukan hal-hal diluar nalarnya, juga yang sangat kontras dengan isi hati juga pikiran, namun agaknya kali ini ia melakukan apa yang semestinya harus ia lakukan.

"Gue nggak mau buat lo risih karena gue, karena pernikahan ini," lanjutnya lagi masih menatap dalam manik mata Enggaraksa.

"Gue juga takut perasaan ini semakin dalam, gue belum siap," ujarnya dalam hati.

"Enggar! Elnada." Bunda Arlin datang menghampiri keduanya.

"Ada apa bund?" tanya Enggar mendapati wajah bunda Arlin yang sedikit panik dan gugup.

"Elnad, cepat kamu ke bawah ya sebelum orang tua kamu berangkat," beritahu bunda Arlin sontak membuat Elnada terkejut.

Gadis itu langsung berlari untuk menemui kedua orang tuanya. Masih dengan baju pengantinnya tentunya. Meski sedikit kesusahan tetapi Elnada tidak menghiraukan hal itu.

Perasaannya kini campur aduk. Bingung, marah, kecewa dan sedih menjadi satu. Secepat itukan mereka akan pergi? Bahkan disaat akad baru diadakan beberapa jam yang lalu.

Ia terdiam tatkala mobil papinya pergi meninggalkan pekarangan rumahnya. Membawa mami Inta yang kini juga ikut pergi bersama papi Bara, dan itu tanpa Elnada.

Gadis itu ditinggalkan tanpa ucapan perpisahan sama sekali. Ia kini terlihat sangat menyedihkan sekali.

"Kalian benar-benar membuangku," lirihnya dengan senyum tipis. Senyuman penuh rasa kecewa.

"Elnad, ini. Mami dan papimu menitipkan ini." Ayah Wijaya mendekati Elnada dan memberikan sebuah kotak kecil.

"Jangan bersedih, kita akan selalu ada untuk kamu nak, kamu juga bagian dari keluarga kita sekarang," lanjut ayah Wijaya paham akan situasi Elnada saat ini.

"Benar sayang, bunda dan ayah, juga Enggar pastinya akan selalu menjaga kamu." Bunda Arlin datang dan mendekat, lalu memeluk Elnada yang terlihat sangat memprihatinkan.

Cukup lama bunda Arlin menenangkan Elnada dengan pelukan hangat yang beliau berikan. Begitu juga dengan Elnada yang merasa sudah cukup lebih baik dari sebelumnya. Meski ia masih merasa semua yang sedang terjadi sekarang tidaklah nyata.

"Sekarang, kemasi barang-barang kamu yang akan dibawa ya? biar bunda bantuin," ujar bunda Arlin membuat Elnada memasang raut wajah kebingungan.

"Emang mau dibawa kemana barang-barang El bunda?" tanyanya masih tidak paham, atau Elnada malah kembali tidak sadar jika ia sekarang istri dari seorang Enggaraksa.

"Loh? mulai hari ini kamu kan tinggal di rumah kita, ya rumah kamu juga sekarang," jelas bunda Arlin.

Sekarang Elnada terdiam tidak bisa menjawab lagi apa yang dikatakan oleh bunda Arlin, terlalu membuatnya sok, ia melirik ke arah Enggar yang baru saja datang.

Wajah tampan Enggar seketika mampu menghilangkan perasaan kecewa Elnada atas tindakan kedua orang tuanya.

"Gue satu rumah sama ka Enggar? omg," ujarnya dalam hati.

Terpopuler

Comments

@sulha faqih aysha💞

@sulha faqih aysha💞

apa maminya El sakit makanya El di nikahkan secara mendadak biar El ada yang menjaganya 🤔

2024-04-17

0

Liswati Angelina

Liswati Angelina

emang mau kemana mereka ???? kenapa seolah-olah tak menginginkan elnada!!!! ada apa sebenarnya

2024-04-17

0

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

masih penasaran sama orang tua Elnada

2024-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!