Sakit Tapi Suka

Dan di sinilah sekarang Elnada dan Narina herada. Keduanya mendapat hukuman untuk menbersihkan perpustakaan sampai istirahat pertama selesai. Meski kegaduhan yang terjadi di kantin tadi murni karena kesalahan Elnada, namun Narina sendiri tetap mendapat hukuman, hanya saja hukuman yang diberikan kepada Narina tidak seberat Elnada, karena Narina cukup menata buku-buku di rak agar tetap rapih.

Sementara Elnada sendiri diharuskan membersihkan lantai juga melap bagian kaca. Ekor mata Elnada melirik ke arah Narina yang tampak menikmati hukumannya. Sesekali gadis yang terkenal pendiam dan polos itu juga membaca buku yang sedang dibawanya untuk dirapihkan.

"Enak banget dia yang udah salah gue yang kena hukuman gini," cetus Elnada membanting kain pel yang sedang dipegang olehnya.

Menurut Elnada Narina tetaplah salah, karena gadis itulah Elnada tidak jadi berangkat bersama dengan Enggar tadi. Dan Karena hal itu pula lah yang membuat Elnada melakukan kegaduhan di kantin tadi. Gadis itu masih tidak terima.

Langkahnya terhenti, tubuhnya diam seketika melihat seseorang datang menemui Narina.

Seketika niatnya terurungkan.

"Buat lo," ujar Enggar menyerahkan sebotol air mineral untuk Narina.

Mendapat perhatian dari Enggar tentu saja membuat Narina tersenyum manis. Ia tidak menyangka jika Enggar akan melakukan hal ini.

"Makasih Egar, tapi aku nggak papa kok," ujar Narina diangguki oleh Enggar.

"Kata Oki lo tadi belum sempet makan kan di kantin? roti buat lo," tidak hanya memberi minuman, ternyata Enggaraksa juga memberi roti untuk Narina makan.

Melihat hal itu tentu saja membuat mata Elnada panas, bukan hanya hatinya saja.

Elnada semakin kesal dengan Narina, namun juga dengan Enggar yang terus memperdulikan Narina, sementara dirinya? seakan tidak Enggar anggap sama sekali. Mulai dari ketika tadi pagi yang harusnya berangkat bersama, setidaknya Enggar menemuinya untuk menjelaskan atau bertanya kemana ia pergi, namun tidak dilakukan oleh cowok itu sama sekali.

"Gue nggak ngerti, kenapa bisa suka sama cowok kaya lo ka," ujar Elnada dalam hati.

Tidak ingin semakin membuat hatinya terbakar, Elnada memilih untuk menjauh dari mereka. Sudah cukup rasanya hari ini terus dibuat kesal karena kedekatan keduanya. Juga kebodohan dirinya yang masih saja berharap dengan cowok yang bahkan menganggapnya ada saja tidak.

"Lo itu cantik El, kenapa juga ngarepin cowok tengil seperti dia?" ujar Elnada seraya membersihkan lantai.

Dengan sengaja kain pel yang sedang dipegangnya ia injak-injak untuk melegakan rasa kesal dalam hatinya.

"Huuhh, awas aja lo pickme, gue masih nggak terima!"

"Cukup Nada," suara itu seketika membuat apa yang sedang dilakukan oleh Elnada terhenti.

"Ini." Enggar menyodorkan minuman juga makanan yang sama seperti apa yang ia berikan kepada Narina tadi.

Sejenak Elnada terdiam, sebelum akhirnya ia kembali bersuara.

"Sorry gue nggak sudi makan makanan yang sama kaya dia," ujar Elnada menolak.

Memang benar Elnada tidak sudi jika harus memakan makanan yang sama seperti apa yang sedang Narina makan. Harga diri seorang Elnada sedang dipertaruhkan.

"Batu banget, udah salah masih aja belagu."

Ucapan Enggar baru saja sangat menyentil hati kecil Elnada. Ia tidak terima dikatain seperti itu.

"Lagian gue nggak minta lo bawain minuman kaya gitu, sorry aja gue bukan cewek lemah yang bisanya nyusahin orang lain," ujar Elnada memilih pergi.

"Nyokap lo yang nyuruh," ujar Enggar mampu membuat langkah kaki Elnada terhenti.

"Nyokap lo nanyain lo ke gue," ujar Enggar mengambil napas sekali, lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Gue bilang apa adanya, dan beliau nyuruh gue bawain minum sama makanan buat lo."

Hati kecil Elnada mencelos. Ia semakin merasa jika Enggar sama sekali tidak ada perhatian untuknya yang tulus, tulus atas dasar keinginan dari dalam diri Enggar sendiri, seperti apa yang cowok itu lakukan untuk Narina.

Ia malah merutuki apa yang sudah maminya perintahkan kepada Enggaraksa untuk dirinya saat ini,meski ia tahu jika maminya melakukan itu untuk kebaikan hubungan mereka, namun itu semua malah semakin membuat hatinya kesal, juga ada rasa sakit yang sedang coba Elnada tutupi saat ini.

Elnada bimbang, namun pada akhirnya ia menerima apa yang Enggar berikan padanya, entah karena hal apa yang jelas ia tidak semenggebu tadi untuk menolak, sedikit melunak dengan tatapan Enggar padanya saat ini. Meski masih diselimuti rasa kesal dan kecewa.

Ia mendekat ke arah Enggar, berdiri tepat di depan cowok tersebut dengan tatapan mata yang tidak bisa dijelaskan.

"Gue nggak butuh kepura-puraan lo baik ke gue, tapi ini gue terima karena mami gue yang nyuruh kak," ujar Elnada pergi. Namun baru beberapa detik gadis itu kembali berbalik badan.

"Satu lagi, nggak usah peduliin gue kalau itu nyokap gue yang minta," setelah mengatakan itu Elnada kini benar-benar pergi.

Terdiam. Enggar terdiam di tempatnya, antara paham dan tidak paham apa yang dikatakan Elnada kepadanya. Ia tahu gadis seperti apa Elnada, tetapi dari sorot mata gadis itu tadi ketika mengatakan itu semua seperti tersirat akan makna yang tidak Enggar pahami.

Sorot mata Elnada baru saja benar-benar membuat otak Enggar berpikir keras.

"Gue nyakitin lo?"

"Elnad." Gladis dan Nadira segera menghampiri Elnada ketika melihat kedatangan gadis itu.

Bukan tanpa sebab keduanya tidak menghampiri Elnada tadi ketika mendapat hukuman di perpustakaan, namun keduanya sudah dilarang oleh guru dan akan mendapat hukuman jika berani membantu Elnada seperti yang sudah sering keduanya lakukan.

"El, are you okay?" Nadira tampak khawatir melihat raut wajah Elnada saat ini.

"Pasti karena Narina," tebak Gladis yang mendapat gelengan lemah dari Elnada.

"Bukan dia, tapi ka Enggar," beritahu Elnada seketika membuat kedua sahabatnya saling pandang dengan helaan napas secara bersamaan.

"Kenapa lagi sih El? ka Enggar marahin lo karena udan buat masalah lagi sama Narina?" tanya Gladis langsung mendapat tatapan tajam dari Nadira.

"Sorry El, maksud gue ka Enggar ngapain lo sampai buat lo kaya gini?" ulang Gladis membenarkan ucapannya yang tadi.

"Kayaknya gue mau uncrush ka Enggar, gue capek berharap terus, kali ini gue serius," ujar Elnada yang lagi-lagi membuat kedua sahabatnya melakukan hal yang sama seperti tadi. Saling pandang dengan helaan napas cukup dalam.

Elnada sering sekali mengatakan hal demikian, jika ia akan berhenti berharap atau menyukai Enggar jika baru saja berantem atau melihat kedekatan di antara Enggaraksa dan Narina, entah sudah kesekian kalinya Elnada selalu mengatakan hal itu, namun ujung-ujungnya ia kembali mendamba cowok tersebut setiap kali baru saja melihat pesona seorang Enggar. Selalu begitu terus dan baik Nadira atau pun Gladis sudah sangat hapal sekali. Tetapi tetap saja mereka maklumi karena kekurangan Elnada ialah menyukai Enggar yang sudah jelas menjadi pelindung rivalnya. Sangat bodoh sekali gadis cantik itu.

Dan lebih parahnya, ia menyukai Enggar tetapi di depan berlagak seperti gadis yang sangat tidak menyukai cowok tersebut.

"Lihat aja ka, gue akan bikin lo nyari gue, bukan karena Narina, tetapi karena gue sendiri," ujarnya dalam hati.

Terpopuler

Comments

@sulha faqih aysha💞

@sulha faqih aysha💞

nah gitu dong 👍
aku dukung El kalau kamu itu patut untuk di perjuangkan dan di cintai bukannya mencintai

2024-04-09

0

Ariani81Desi

Ariani81Desi

Kamu masih muda Elnad,jangan mudah putus asa buktikan kamu bs jadi anak baik

2024-04-06

0

Liswati Angelina

Liswati Angelina

akhirnya aku nemuin cerita kamu lagi thooorrr

2024-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!