Lelaki Misterius

Saat pagi hari, Gelya bangun pukul 6 pagi. Hari ini ia tak kuliah dan akan kerja jam 8 pagi dan berakhir pukul 4 sore. Ini adalah jam kerja terpanjang Gelya. Gaji mereka memang dihitung berdasarkan jam kerja.

Saat ia keluar kamar, dilihatnya ruangan sepi dan kamar sang bibi masih tertutup rapat. Tak biasanya bibi Mila bangun terlambat. Ia selalu rutin bangun jam setengah enam pagi dan melakukan olahraga. Itu sebabnya badan Mila sangat bagus seperti gadis remaja.

Gelya segera mengambil sapu dan menyapu secara cepat. Saat ia membersihkan sofa, ia melihat ada sebuah topi yang tertinggal di sana. Bukan topi miliknya atau Mila melainkan sebuah topi laki-laki. Apalagi saat Gelya menciumnya, ia mencium bau parfum laki-laki.

Tak mau kepo dengan lelaki yang bersama bibinya, Gelya pun segera melanjutkan pekerjaannya. Ia menanak nasi di magicom lalu membuat secangkir teh untuk dirinya. Setelah itu Gelya bergegas untuk mandi.

Ketika ia sudah selesai sarapan, Mila akhirnya bangun.

"Bibi, apakah bibi sakit?" tanya Gelya melihat wajah pucat sang bibi. Rambut panjang sang bibi nampak terlihat berantakan.

Mila menggeleng. Ia mengambil air minum sebanyak satu gelas dan meneguknya sampai habis. Ia mengulanginya lagi dan meneguknya sampai habis.

"Semalam kamu pulang jam berapa?"

"Sekitar jam 11 lewat."

Mila tertegun sesaat. Ia ingat percintaan gila-gilaan yang dialaminya dengan seorang pria. Pria tampan yang baru dikenalnya seminggu ini disebuah cafe.

Pria itu selain tampan juga sangat jago di atas ranjang. Mila yang biasanya sangat tahu menjaga diri, tak bisa mengontrol gairahnya saat pria itu menggodanya.

"Semalam aku melihat ada mobil lain yang terparkir di garasi." Gelya akhirnya mengungkapkan apa yang dilihatnya semalam.

Mila tersenyum. Sebenarnya sedikit malu karena ia yakin Gelya mendengar jeritan kenikmatan yang dialaminya.

"Jangan kau simpan di kepalamu apa yang kau dengar semalam. Bibi janji lain kali akan lebih hati-hati."

Gelya dapat melihat ada tanda merah di leher sang bibi. Ia tersenyum sendiri lalu segera pamit untuk bekerja.

**********

Ternyata hari ini, Gelya harus menjaga toko sampai malam. Siti tak bisa hadir karena mamanya meninggal.

Jerry yang menemani Gelya hari ini pun tiba-tiba harus pulang lebih cepat karena ada urusan penting yang tak bisa ditunda.

Terpaksalah Gelya sendiri sampai jam 10 nanti.

Hujan kembali turun. Dan Gelya sedikit merasa bingung karena sebenarnya ini bukan musim hujan.

Gadis itu kembali memutar musik dari piano klasik dan ia menikmati lagu itu.

Pintu terbuka, refleks Gelya menoleh. "Selamat datang di....." kalimatnya terhenti melihat siapa yang datang. "Zoran?"

"Sudah merindukan aku?" tanya Zoran dengan gaya khasnya yang membuat Gelya mengakui ketampanan dan pesona pria Rusia itu.

"Kamu bisa saja."Gelya jadi tersipu. Jantungnya kembali berdetak tak karuan.

"Sendiri lagi?" tanya Zoran sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Iya."

"Perasaanku tak pernah salah. Aku merasa kalau kamu butuh teman. Apalagi sekarang hujan."

"Seolah-olah kamu memang selalu datang saat hati hujan."

Zoran tersenyum. "Jam berapa teman-temanmu akan datang?"

"Mungkin kalau hujannya akan berhenti."

"Kalau begitu aku akan minta supaya hujannya jangan berhenti. Agar agar aku punya banyak waktu mengobrol denganmu."

"Kamu kan bisa datang siang hari saat aku tak kerja."

"Jam kerja aku dari pagi sampai jam 5 sore. Aku tiba di rumah pukul 6 lewat. Istirahat sebentar, lalu mandi, makan dan datang ke sini."

"Kamu tinggal sendiri?"

"Ya."

"Orang tua atau saudaramu di Rusia?"

Zoran menggeleng. "Mereka semua sudah lama meninggal."

"Oh...., maaf."

"Tidak masalah. Aku sudah lama merelakan kepergian mereka."

"Pasti sedih ya tinggal sendiri."

"Tinggal sendiri tak enak. Makanya aku ingin segera punya pasangan."

Gelya tertawa. "Mau aku Carikan? Teman-teman ku banyak yang masih jomblo."

"Aku lebih suka dirimu. Kamu yang paling cantik di sini."

"Kamu ini." Gelya jadi tersipu.

Tak lama kemudian hujan berhenti. "Teman-teman mu akan segera datang. Aku tunggu kamu di depan ya?"

Gelya mengangguk. Tak lama kemudian teman-teman nya datang. Gelya sudah tak sabar ingin ketemu dengan Zoran. Dan lelaki itu sudah menunggunya di depan jalan masuk toko.

"Kita pulang sekarang atau kamu ingin kita jalan-jalan dulu?" tanya Zoran.

Gelya menatap jam tangannya. "Ini sudah jam 10 lewat. Memang nya kita mau jalan-jalan kemana?"

"Di sekitar sini saja. Atau kamu mau ke rumahku?"

"Ke rumahmu?" Gelya kaget. "Tapi kan nggak sopan cewek ke rumah cowok di jam seperti ini."

Zoran tersenyum. Ada rasa bangga yang terpancar di matanya melihat keteguhan Gelya. Sebenarnya Zoran hanya pura-pura saja mengajak Gelya.

"Bagaimana kalau kita makan bakso saja? Kebetulan aku sedang lapar." Gelya mencoba menawarkan.

"Aku temani saja ya? Namun aku tidak makan. Aku sangat menjaga pola makan ku jika sudah malam."

"Pantas saja kamu begitu ganteng dan badanmu atletis." Gelya berkata pelan.

"Aku mendengarnya. Dan aku merasa tersanjung." kata Zoran membuat Gelya hanya terkekeh.

Keduanya melangkah bersama mencari kios bakso yang memang banyak terdapat di sepanjang jalan ini. Mereka mampir di salah satu kios bakso langganan Gelya. Lalu memesan satu mangkuk bakso.

"Kamu nggak minum? Di sini ada es teh dan es jeruk." Gelya merasa risih jika harus makan sendiri.

"Bukan minuman favorit ku." Kata Zoran menolak.

"Terus apa minuman favoritmu?"

"Sesuatu yang berwarna merah."

"Angur, fanta merah, minuman rasa strawberry, apalagi ya......" Gelya mencoba berpikir. Namun pikirannya buntuh. Sedangkan Zoran hanya tertawa kecil melihat Gelya yang nampaknya kebingungan.

Pesanan Gelya datang. Gadis itu menikmati mie baksonya. Zoran memperhatikan gaya menikmati makanan dari gadis itu. Lama kelamaan pipi dan bibir gadis itu menjadi merah karena kepedisan.

"Wah...., enaknya." kata Gelya saat ia sudah menghabiskan mie baksonya.

"Nanti kamu kena sakit maag." Zoran mengingatkan.

Gelya tersenyum malu. "Iya juga. Aku kalau sudah makan cabe pasti lupa dengan sakit itu. Sudah lama juga nggak makan mie bakso. Biasanya, aku sering ke sini. Namun semenjak ada peristiwa pembunuhan di sebelah toko, jadi takut keluyuran malam-malam."

Gelya berdiri, ia mengambil tissue dan membersihkan mulutnya. Saat ia akan membayar makananya, si abang tukang bakso mengatakan kalau sudah dibayar."

"Kamu?" Gelya menatap Zoran yang hanya menanggapinya sambil tersenyum.

"Kok bisa?" Gelya masih bingung karena ia tak melihat Zoran berdiri.

"Pacar mba baik hati. Aku diberikan 500 ribu." kata si abang tukang bakso membuat Gelya tersipu.

"Kok abang itu bilang kalau kamu pacarku, sih?" tanya Gelya saat keduanya dalam perjalanan pulang.

"Memangnya kita nggak pacaran?" Zoran bertanya balik.

Gelya menghentikan langkahnya. Ia menatap Zoran. "Sejak kapan kita jadian?"

"Sejak aku mencium dahimu dan kamu diam saja."

"Zoran...!" Gelya jadi salah tingkah. Ia memukul lengan Zoran karena malu. Namun pria itu justru meraih tangannya dan memegang kedua tangan Gelya.

"Aku ingin menjadi bagian dari hari-hari hidupmu. Sudah sangat lama aku tak menjalin hubungan dengan wanita manapun. Kamu seperti sebuah keajaiban yang dikirimkan Tuhan untukku."

"Zoran...!" Gelya makin tersentuh. Ia bukannya tak pernah mendengar rayuan pria. Justru selama ini sudah puluhan pria yang merayunya dengan kata-kata manis. Namun Gelya hanya tertawa mendengar mulut manis para pria. Namun kali ini, saat ia menatap mata Zoran, ia justru merasakan hatinya gembira.

"Kenapa harus aku? Kita baru seminggu lebih saling kenal. Kamu baru dua kali mengantar aku pulang. Aku nggak tahu siapa kamu, pekerjaanmu. Dan aku....."

"Aku bukan orang jahat." Kata Zoran menyela ucapan Gelya. "Dan cinta datang tidak akan pernah terlalu cepat atau terlalu lambat. Kita akan saling mengenal seiring dengan berjalannya waktu."

"Aku takut tersakiti, Zoran."

Zoran mengecup kedua tangan Gelya secara bergantian. Lalu ia membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Mengecup puncak kepala Gelya dengan sangat lembut. Gelya merasa damai dengan pelukan itu, dengan harum tubuh lelaki bule ini. Gelya mengakui. Ia jatuh cinta.

********

Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan sampai di depan rumah bibinya Gelya. Kali ini Zoran mengantarnya sampai di depan pintu. Gelya sempat melirik mobil yang semalam ada di garasi. Siapa lelaki itu? Pikir Gelya dalam hati.

"Langsung tidur ya? Namun sebelum tidur, sebaiknya minum segelas air es supaya menetralkan lambung mu yang kemasukan asam dan pedas terlalu banyak." kata Zoran.

"Baiklah." Gelya memegang gagang pintu. Namun Zoran kembali menariknya ke dalam pelukannya. "Bibimu pasti sedang kencan. Jangan tatap mata pria yang bersama dengan bibimu itu." bisik Zoran.

"Kenapa?"

"Karena kamu milikku sekarang."

Gelya tersenyum dalam dekapan Zoran. Lelaki itu melonggarkan pelukannya, lalu ia menunduk mengecup bibir Gelya. Gadis itu tersenyum saat merasakan benda kenyal tapi dingin itu menyentuh bibirnya. Hanya sekilas memang, namun cukup membuat Gelya terbang ke langit tinggi.

"Have A nice dream, baby!" kata Zoran sebelum pergi.

Gelya memegang bibirnya. Ciuman pertamanya. Ia kemudian membuka pintu secara perlahan. Namun saat ia sudah berada di dekat kamarnya, di lihatnya seorang lelaki kekurangan dari kamar bibinya. Lelaki itu juga adalah pria bule. Gelya ingat pesan Zoran. Ia hanya tersenyum sekilas lalu segera membuang muka dan dengan cepat membuka pintu kamarnya dan masuk ke sana.

***********

Siapa lelaki bule itu?

SELAMAT IDUL FITRI ya bagi teman2 yang merayakannya.

Terpopuler

Comments

⒋ⷨ͢⚤ Icʝιвяιℓ ємєя_Adinda wait

⒋ⷨ͢⚤ Icʝιвяιℓ ємєя_Adinda wait

makin misterius saja ini bibi dan ponakan sama2 jatuh cinta pada bule, janga2 mereka sama-sama vampire

2024-04-24

1

Eka elisa

Eka elisa

kyaknya yg dktin glya dn bibi nya vampire juga kah.....?

2024-04-17

2

Eka elisa

Eka elisa

kluar atau... kekurangan mak...

2024-04-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!