Bab 5 Lala, Si OB Lugu

Ethan masih merasakan ketegangan yang semakin meningkat padahal pakaiannnya sudah sangat santai sekali. Celana pendek hitam selutut yang dipadupadankan dengan t-shirt berwarna senada.

Ethan mengajak Lala duduk di atas sofa berukuran besar, di depan mereka ada sebuah tv layar besar yang menggantung. Di atas meja tidak apa-apa. Karena mereka bukan untuk menonton.

"Kau yakin tidak lapar?." Tanya Ethan guna mengusir ketegangannya sendiri.

"Tidak, Tuan Ethan." Sebelum pulang Lala memang menyempatkan diri untuk makan terlebih dahulu.

"Apa Tuan Ethan lapar?. Tanya balik Lala.

Bagaikan sebuah angin segar ketika mendengar pertanyaan Lala. Dengan cepat Ethan mengangguk sambil mengajak Lala ke dapur.

"Mie instan saja" ucap Ethan mengambil dua bungkus mie rebus lalu menyerahkannya pada Lala sambil tersenyum.

"Kau harus makan juga, jangan menolak lagi." Lala mengangguk. Ethan sendiri merasa jauh lebih santai.

Dua mangkuk mie instan sudah tersaji di meja makan, milik Lala tidak memakai toping apapun. Berbeda dengan milik Tuan nya yang dipenuhi dengan telur, keju dan kornet.

"Ini pasti sangat enak" tebak Ethan yang sebenarnya pasti akan enak. Bukan karena racikan Lala tetapi melainkan racikan mie instannya sendiri.

"Begini aja Lala sudah enak" Lala mematahkan argumen Tuanya.

Lala dan Ethan pun mulai menyantap makanan mereka. Sesekali Ethan mencuri pandang ke arah Lala. Wajah polos itu terlihat sangat menikmati makanannya.

"Kapan Tuan Ethan mau memberitahu pada Lala?." Tanya Lala tiba-tiba memecah kehilangan diantara mereka sejak makan tadi.

Untung saja Ethan sudah selesai menghabiskan mie instannya. Jadi sudah memiliki tenaga dan cara untuk menjawab setiap pertanyaan Lala.

"Ok, ikut aku." Ethan bangkit lalu mengitari meja dan menarik tangan Lala pelan. Namun tetap saja Lala terseret-seret karena langkah lebar Tuan nya.

Masuklah mereka ke sebuah ruangan yang biasa digunakan Ethan untuk bekerja jika sedang berada di apartemen.

Ethan mengarahkan Lala supaya duduk di kursi kebesarannya. Kemudian Ethan menyalakan laptop, sebenar dia berselancar mencari artikel yang dimaksudnya lalu menampilkannya untuk Lala.

"Kau lihat layar monitornya, kau baca baik-baik isi artikelnya. Kalau tidak ada yang kau pahami kau boleh bertanya apapun padaku. Mengerti?."

"Baik" Lala mengangguk lalu mulai membaca perlahan. Sedangkan Ethan yang duduk di depan Lala mengamati setiap ekspresi wajah Lala yang suka berubah-ubah. Terlihat sesekali jari Lala menggerakkan untuk mengklik sesuatu yang tidak dapat dilihat Ethan dari posisinya.

45 menit telah berlalu, kedua mata Lala masih betah menatap layar monitor. Entah karena mengerti, tertarik dengan isi artikel atau sebenarnya Lala tidak mengerti sama sekali. Namun ada yang aneh ketika wajah Lala memerah dibarengi keringat yang berada pada bagian wajah Lala.

Pasti ada yang tidak beres dan Ethan pun segera bangkit berdiri lalu menghampiri Lala, "Oh shit!!!."

Tatapan Lala dan Ethan bertamu untuk beberapa detik lalu Ethan sendiri memutusnya.

"Kenapa bisa ada gambar dan video ini di sini?" gerutu Ethan sambil mengambil alih laptop dengan posisi Ethan ada di samping Lala.

Tubuh Lala terasa panas dingin dengan apa yang dilihatnya dari dalam laptop Ethan. Jari telunjuk Lala terlalu nakal untuk menekan tanda panah dan enter sehingga harus melihat apa yang tidak seharusnya. Lala mengusap keringatnya yang mulai bercucuran.

"Sepertinya aku salah dengan melakukan ini." Ucap Ethan sangat menyesali tindakannya. Lala mengangguk menyetujui.

Ethan mematikan laptop lalu menatap Lala dengan sangat fokus. Jakun Ethan naik turun ketika melihat keringat Lala meluncur ke arah leher dan menghilang di balik koas oblong kebesaran Lala.

"Sekarang kau tahu yang kau kira permen itu ternyata bukan."

Lala mengangguk lemah tanpa berkata sambil membalas tatapan Tuan nya.

"Kau sudah tahu nama dan kegunaan serta bentuknya walau secara tidak langsung?."

Lala mengangguk, "Iya."

"Ok, cukup penjelasan dariku dan sebaiknya kau pulang."

Lala mengangguk lagi, "Iya."

Lala bangkit dari duduknya, namun sayang tubuh Lala oleng karena kedua kakinya terasa lemas. Untung saja ada kedua tangan Ethan yang menahannya. Posisi mereka sekarang pun sangat intim.

"Tadi apa yang Lala tonton? Apa yang mereka lakukan? Rasanya seperti apa?. Kenapa mereka terlihat kesakitan?." Lala sudah terpengaruh tontonan yang berdurasi sangat singkat tersebut.

"Tubuh Lala gemetar, jantung Lala berdebar kencang, Lala gerah, Lala enggak tahu gimana tapi jadi begini." Lanjut Lala sambil berpegangan pada kedua tangan Ethan sangat erat. Seolah menggantungkan seluruh tubuhnya pada kedua tangan kekar Tuan nya.

Ethan mengeratkan pegangan pada tubuh Lala. Pertanyaan Lala sanggup membuatnya panas dingin juga. Apalagi posisi mereka sangat intim.

Sekuat tenaga Ethan menahan rasa yang tidak pernah dirasakannya lagi karena Ethan selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Terlebih Ethan selalu menjauhi makhluk yang namanya wanita. Namun sekarang ada Lala yang secara perlahan masuk dalam hidupnya.

"Tuan Ethan...tubuh Lala lemas...kenapa tubuh Lala jadi begini?. Lala..." tiba-tiba kepala Lala terkulai lemas pada dada bidang Ethan. Ternyata gadis polos itu pingsan.

Ethan segera menggendong tubuh Lala lalu merebahkannya di atas tempat tidur miliknya.

"Lolos dari kon*dom sekarang adegan dewasa yang harus aku jelaskan pada Lala."

"Sial...sial...sial...mana sudah lama lagi aku tidak pernah melakukannya. Apes...apes."

Ethan mengoceh sendiri sambil memukul pelan kepalanya berulang. Lalu Ethan mengompres Lala yang ternyata demam. Hanya karena adegan dewasa yang ada di dalam laptopnya. Entah bagaimana juga Lala bisa menonton film itu.

Di tengah-tengah pikiran kacau Ethan, tiba-tiba handphonenya bergetar. Pada layar handphone tersebut tertera Grandma Sierra. Ethan segara menjawab panggilan tersebut sambil keluar dari kamar.

"Iya, Grandma."

"Kau dimana?."

"Aku sedang di luar, Grandma. Ada apa?."

"Kau pulang ke rumah kan?."

"Memangnya kenapa, Grandma?."

"Kau pulang saja ke rumah, ada kejutan."

"Hmmm...aku tutup dulu Grandma. Urusanku di luar sudah mau selesai."

Ethan menakutkan kedua alisnya, apa kejutan yang dimaksud Grandma nya. Tidak mungkin tentang wanita lagi karena masih ada waktu enam bulan sampai Ethan menemukan pasangannya sendiri.

"Lalu apa?." Tanyanya pada diri sendiri.

Tatapan Ethan terfokus pada pintu kamar, sepertinya Lala sudah sadar. Ethan pun segera menuju kamar dan tiba-tiba saja terdengar suara.

Brak

"Lala!!!" teriak Ethan sambil membuka pintu dan melihat Lala yang sudah berbaring di atas lantai.

Wajah Lala sangat pucat dan terasa dingin saat tidak sengaja Ethan bersentuhan dengan kulit Lala.

"Kau masih lemah, La. Kenapa kau tidak memanggilku?." Ethan kembali menggendong Lala, menaruhnya lagi di atas tempat tidur.

"Kau mau kemana?."

Lala berusaha bangkit, beringsut dari tempat tidur walau sangat lemas.

"Lala mau pergi, Lala tidak mau melakukan apa yang Lala tonton tadi. Tuan Ethan laki-laki dan Lala perempuan, jadi ada kemungkinan kita melakukan seperti yang ada di laptop, Tuan Ethan."

Ethan memijat pelipisnya pelan.

Bersambung...

Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

betul La, walo lugu kamu paham mana yang ga boleh dilakukan laki" dan perempuan kalo belum ada ikatan pernikahan,,,

2024-05-06

1

Tya Danill

Tya Danill

ya allah😁😁😁😁

2024-04-25

0

Tya Danill

Tya Danill

ya allahh

2024-04-25

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!