Bab 4 Lala, Si OB Lugu

"Ternyata Lala sangat murahan sekali."

"Iya benar, tidak selugu wajah dan penampilannya. Itu hanya kedok aja."

"Hati-hati saja sama modusnya Lala."

"Iya benar-benar."

"Tarif satu malamnya berapa, La?. Dari kalian ada yang udah pernah tidur sama Lala belum?."

"Kalau aku sih mikir-mikir dulu ya. Apa dalam diri Lala yang bisa bayar? Di kasih gratis pun aku tidak sudi."

"Ha...ha...ha...ha..."

"Lala berarti suka gonta-ganti pasangan ya? Enggak takut penyakit kelamin La?."

"Si OB lugu dikira cupu ternyata suhu, sampai-sampai harus membawa pengaman kemana-mana."

Ibu Emma dan yang lainya melayangkan banyak tuduhan keji terhadap Lala.

Lala yang sangat tersudutkan tidak bisa membela diri selain mulai meneteskan air mata. Itu pun masih dituduh air mata palsu. Selain karena mereka semua orang-orang yang cukup berpengaruh di tempat kerja. Lala pun tidak tahu harus menjelaskannya seperti apa. Karena Lala tidak pandai bicara seperti mereka yang berpendidikan tinggi.

Hal itu berlangsung sampai pemilik perusahaan yang ditemani asistennya datang untuk memimpin jalannya meeting.

"Selamat siang, Pak Ethan." Sapa mereka semua.

"Selamat siang." Balas Ethan.

Lalu mereka mencari posisi duduk yang strategi untuk bisa menatap wajah tampan Ethan yang memiliki wajah blasteran Indonesia-Spanyol. Tidak terkecuali para pria juga sangat mengakui ketampanan Ethan Agam.

"Hei, kamu sedang apa berdiri di situ?." Tanya asisten Ethan yang menghampiri Lala.

Seketika Ethan ikut menoleh.

Deg

Ethan melihat Lala dan sekeliling Lala. Lala tertunduk dalam dan sesekali mengusap hidungnya. Ethan tahu itu penyebabnya adalah permen palsu itu. Yang dikarenakan dirinya juga.

"Sialan, brengsek" umpatnya dalam hati. Semua karena kon*dom yang tidak pernah dipakainya lagi setelah putus lari Laura. Dan kamar itu baru dirapikan lagi setelah terakhir dipakainya bersama sang pujaan hati juga. Baru kemarin pagi meminta Lala untuk merapikan dan kini menjadi malapetaka seperti sekarang ini untuk Lala.

"Meeting siangnya akan di re-schedule, segera tinggalkan tempat ini!."

"Baik, Tuan Ethan."

Peserta meeting harus kecewa karena Ethan membatalkan meeting. Padahal jarang-jarang bisa melihat wajah Ethan dari dekat dan secara langsung. Mereka pun satu persatu mulai meninggalkan ruang meeting sambil menatap sinis pada Lala.

"Sebastian, tinggalkan kami" perintah Ethan yang langsung dipatuhi asistennya tanpa banyak bertanya.

Tubuh tinggi menjulang Ethan sudah ada di hadapan Lala. Lalu jangan lupakan suara baritonnya saat bicara pada Lala. "Kenapa kau harus menunduk?."

"Ingus Lala banyak, pasti belepotan sana sini karena Lala usap asal."

Ethan menghela nafas panjang karena jawaban seperti itu tidak ada dalam pikirannya.

"Bukan karena mereka tadi?."

Lala terdiam, memang karena mereka Lala menangis dan menjadi ada ingus yang cukup banyak karena air mata Lala juga tidak berhenti turun.

Jas dengan harga puluhan juta Ethan relakan untuk menghapus air mata dan ingus Lala. "Pakai ini."

Dengan cepat tanpa pikir apapun Lala segera mengambil jas yang disodorkan Tuan Ethan. Lala gunakan untuk menutupi wajahnya dan menangis sesenggukan tanpa memikirkan lagi ingusnya.

Masih dalam posisi mengisi dengan wajah tertutup, Lala berjalan karena tubuh mungilnya di dorong pelan Tuan nya sampai berhenti di sebuah sofa panjang.

Mereka pun duduk bersampingan.

Setelah beberapa lama, Lala membuka penutup wajahnya. Jas mahal Ethan terlihat sudah sangat basah dengan air mata bercampur ingus Lala. Ethan menjadi geli sendiri namun tidak dia tunjukkan di depan Lala. Anggap saja untuk menebus kesalahan.

"Kau sudah tenang?."

Lala mengangguk pelan sambil merapikan rambut, mengelap sisa-sisa air mata dan ingus yang dirasa Lala masih ada pada wajahnya. Jas pun berada dalam pangkuan Lala.

Lagi-lagi Ethan hanya bergidik geli, betapa jorok gadis lugu itu.

"Kenapa belum kau buang permen palsunya?."

"Lala lupa."

"Hmmm." Ethan tidak bisa berkata-kata lagi.

"Itu memangnya apa, Tuan Ethan?."

"Ok, setelah ini kita ke tempat ku."

"Memang di sana ada banyak?."

Ethan memegangi tengkuk lehernya yang terasa pegal. Ethan sangat tegang harus menjelaskan hal sensitif itu pada Lala yang masih polos. Ethan pun belum menemukan kata-kata yang pas untuk menjelaskannya. Yang akan langsung dimengerti oleh Lala. Supaya tidak lama membahasnya.

"Di tempat ku semuanya akan aku beritahu."

"Harus di tempat Tuan Ethan ya?."

"Lala!!!."

"Iya, Tuan Ethan. Lala enggak banyak tanya lagi."

"Hmmm, good."

Lala mengangguk walau tidak tahu apa artinya good.

.....

Lala kembali bekerja lagi tanpa boleh mendengar apa omongan orang terhadapnya, setidaknya itu yang dipesankan Tuan nya pada Lala. Lala harus menutup telinganya rapat-rapat terhadap perkataan-perkataan yang nantinya akan membuat sakit hati.

Pun dengan Ethan kembali ke ruangan kerjanya. Guna melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Sekaligus memastikan Lala aman dari mereka yang akan menganggunya. Ethan mengecek setiap CCTV yang terhubung langsung dengan pekerjaan Lala di setiap tempatnya. Tidak luput kejadian yang ada di dalam ruang meeting.

"Kenapa aku menawarkan Lala tempat lain kalau di kantor akan lebih aman?." Ethan baru menyesali kebodohannya.

"Tidak mungkin aku membawa Lala ke rumah dan masuk ke dalam kamar bersamaku?." Berbeda dengan kedatangan mereka yang hanya ke kandang singa dan area tempat makan.

"Ah kenapa aku mempersulit diri sendiri? Kenapa juga aku harus menjelaskan pada Lala?." Ethan memegangi leher belakangnya sambil memutar otak untuk membatalkan janjinya sendiri pada Lala.

Ethan menatap layar monitor dan berusaha menyibukkan diri dengan pekerjaan siapa tahu dapat cara yang bisa dipakainya.

Sampai sore pun tiba, Ethan justru malah meminta Lala untuk menunggunya di halaman parkir. Lupa dengan apa yang dipikirkan sebelumnya. Bahkan Ethan telah memiliki ide supaya tidak akan ada yang curiga dengan kepergian mereka. Sebab Lala diminta Ethan untuk membawa beberapa folder yang akan diperiksanya di rumah. Tentu saja itu hanya sebagai tamengnya saja.

.....

"Ini gedung kantor Tuan Ethan juga?." Tanya Lala saat mereka sampai di lobby apartemen.

"Ini namanya gedung apartemen." Bisik Ethan sedikit membungkuk.

"Tempat tinggal juga atau apa?."

"Iya, tempat tinggal."

"Oh gitu."

Lala sudah berada di dalam unit apartemen milik Tuan Ethan. Apartemen yang super mewah, difasilitasi barang-barang canggih. Yang sebagiannya ada yang bisa dioperasikan Lala karena sama persis dengan yang ada di kantor.

"Ambil saja sesuatu di dalam lemari pendingin kalau mau minum atau makan."

"Tidak, Tuan Ethan. Terima kasih."

"Terserah kau saja. Aku ganti pakaian dulu."

"Iya, Tuan Ethan."

Ethan segera pergi menuju ke kamar, meninggalkan Lala yang masih berdiri di dekat sofa.

Sesampainya di sana, Ethan langsung memegangi dadanya yang berdesir untuk kedua kalinya saat berdekatan dengan Lala.

"Apa yang sebenarnya terjadi denganku?." Tanya Ethan pada hatinya.

Bersambung...

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

nah lho sumpah ponakannya beneran akan dituai si Ethan nih,,,

2024-05-06

1

nila alhidayah09

nila alhidayah09

hhh...baru awal awal dah ngakak aja bacanya😂😂

2024-04-26

0

Atik Marwati

Atik Marwati

kau jatuh cinta sama Lala ethan

2024-04-02

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!