Bab 12 Lala, Si OB Lugu

Pagi-pagi di meja makan

"La, kata Ethan kamu libur?. Temani aku merapikan taman ya?."

"Iya, Nyonya Sierra."

Ethan meminta Lala merahasiakan kejadian di kantor pada Grandma. Karena Ethan akan mencari tahu dulu kebenarannya.

"Panggil aku Grandma seperti yang lain. Aku senang masih mendengarnya."

"Tapi, Nyonya Sierra."

"Coba kamu panggil aku Grandma? biasa kan itu ya, La."

"G...Grand...Grandma." Ucap Lala akhirnya.

Tentu saja Grandma Sierra sangat senang.

Grandma dan Lala melihat Elena yang sudah siap pergi dengan penampilan yang rapi dan sangat cantik. Lala aja mengakui sebagai wanita mengakui hal itu. Sangat jauh berbeda dengan dirinya.

"Oh iya Ethan, kedua orang tua Elena sedang ada masalah keuangan. Kau tolong bantu dia, berikan satu posisi untuk Elena di kantor. Selain cantik Elena juga bisa bekerja dan bisa diandalkan."

"Posisi di kantor sudah penuh semua, tidak menerima pegawai lagi." Sahut Ethan menyudahi sarapannya.

"Apa saja boleh, Ethan. Asalkan aku punya uang untuk diriku sendiri." Ucap Elena mengiba.

"Kata Sebastian posisi sekretaris sudah lama kosong, apa salahnya kau berikan pada Elena?." Paksa Grandma pada Ethan.

Ethan harus mau menerima Elena bekerja di kantor. Itu merupakan kesepakatan Grandma dan Elena. Karena Grandma sudah meminta Elena untuk tidak berharap lagi pada Ethan. Tentu saja Grandma sangat percaya Ethan sudah memiliki calon. Apalagi kini kedua orang tua Elena ada dalam kesulitan.

Ethan menatap tajam Grandma yang sesuka hati mengaturnya. Bukannya seharusnya Elena sudah kembali ke Jerman? Kenapa ini masih ada di rumah?.

"Sekali ini saja penuhi keinginanku dan bantu Elena. Kalau dia tidak bekerja sesuai dengan apa yang kau harapkan, kau boleh memecatnya."

"Ok, hanya satu kesempatan."

"Terima kasih, Ethan" ucap Grandma dan Elena bersamaan.

Ethan bangkit berdiri lalu berangkat ke kantor tanpa membalas ucapan terima kasih Grandma dan Elena. Dua wanita yang sangat menyebalkan.

Elena terpaksa menaiki taksi karena Ethan lebih dulu berangkat tanpa mau mengajaknya. "Kau harus melihat seberapa menariknya aku." Batin Elena saat dalam perjalanan ke kantor.

Di rumah, Grandma dan Lala sudah berada di taman belakang. Banyak bunga yang tidak terurus dengan baik. Padahal bunganya sangat cantik-cantik.

Lala mengumpulkan rumput-rumput liar yang telah dicabutnya langsung pakai tangan. Tekstur tanahnya yang sudah disirami air sebelumnya menjadikan lebih sedikit lembek.

"Banyak juga ya La rumputnya?."

"Iya, Grandma."

"Ada pot baru juga La, semalam Grandma baru beli sama Elena. Coba kamu masukin bunga itu pada pot, biar tambah cantik."

"Iya, Grandma." Dimana pun dan bersama siapa pun Lala bekerja akan mengerjakannya sepenuh hati.

Grandma sangat puas dengan hasil kerja Lala, pandai mengatur belakang lebih menjadi rapi dan lebih tertata. Kelihatan lebih menarik lagi.

"La." Panggil Grandma saat mereka ada di gazebo. Grandma mengistirahatkan tubuh lelahnya. Sedangkan Lala merapikan sisa-sisa tanaman yang tidak terpakai lagi.

"Iya, Grandma."

"Kamu pernah jatuh cinta?."

"Jatuh cinta itu seperti apa, Grandma?."

"Kamu belum tahu?."

Lala pun menggeleng sambil tersenyum menoleh ke arah Grandma.

"Kamu masih polos ternyata."

"Jatuh cinta itu perasaan kamu berbunga-bunga, berdebar-debar, bahagia, senang, malu, senyum-senyum sendiri." Lanjut Grandma menjelaskan. Berharap Lala akan mengerti maksud dari ucapannya.

"Oh seperti itu jatuh cinta." Lalu Lala mencuci tangan setelah meletakkan sampah-sampah tanaman pada tempatnya.

"Iya. Apa kamu pernah merasakan itu terhadap seorang pria?." Grandma mengikuti pergerakan Lala dari tempat cuci tangan hingga Lala duduk di bawah.

"Belum pernah, Lala belum pernah merasakan apa yang Grandma katakan tadi."

"Apa benar? Laki-laki yang dekat sama kamu siapa aja? Coba kamu ingat baik-baik."

Lala terdiam tampak berpikir namun hanya sebentar saja, lalu kembali bicara.

"Bang Rizal, tetangga Lala yang waktu itu. Sama Tuan Ethan, bos Lala di tempat kerja. Karena Tuan Ethan sering nyuruh Lala ini itu."

"He...he...he...yang dekat, La. Benar-benar dekat, memperlakukan kamu sangat berbeda. Bukan seperti tetangga dan bos kamu itu."

Lala menggeleng, "Selain mereka berdua tidak ada lagi Grandma."

"Ya sudah, La. Kamu memang masih polos. Padahal di usia kamu biasanya udah banyak yang merasakan yang namanya jatuh cinta. Tapi kamu ingat baik-baik saja ya ucapan Grandma. Kalau hati kamu berdebar-debar, senyum-senyum sendiri, senang, bahagia, malu-malu dan berbunga-bunga itu tandanya kamu sedang jatuh cinta."

"Iya, Grandma."

.....

"Maaf kan saya, Tuan Ethan. Saya tidak tahu kalau Nyonya Sierra akan menempatkan seseorang pada posisi sekretaris."

"Sudah lupakan, yang penting kau sudah berada di ruanganku. Biarkan wanita itu kerja di sana."

Ya, Ethan telah menukar tempat kerja sekretaris dengan ruangan Sebastian. Kalau biasanya sekretaris Ethan akan berada satu ruangan bersama Ethan. Namun kali ini tidak.

Ethan yang sedari tadi mengecek semua CCTV, memang tidak melihat Lala secara langsung mengambil cincin Ibu Emma. Hanya saja benar, jika Lala berjongkok tepat di belakang kursi Ibu Emma yang sedikit terhalang tas Ibu Emma.

Jadi mereka mengambil kesimpulan untuk memecat Lala. Secara tidak langsung menuduh Lala yang telah mengambilnya, terlebih barang bukti ada pada Lala.

"Kau bisa mencari informasi tentang Ibu Emma?. Jangan lewat dari tiga hari? Karena aku tidak bisa mencari alasan lagi pada Grandma."

"Biak, Taun Ethan. Akan saya usahakan secepatnya."

"Hmmm."

Mereka kembali bekerja dengan pekerjaan masing-masing. Ethan mengecek berapa dokumen lagi yang akan segera dikirimkan pada pihak terkait.

Sementara itu Elena yang merasa kebelet pipis, segara mencari toilet terdekat. Kebetulan di sana ada Ibu Emma yang sedang merapikan make up nya.

"Pegawai baru ya?." Tanyanya menatap Elena dari pantulan cermin.

"Iya, baru masuk bekerja hari ini" jawab Elana sambil cuci tangan.

"Aku, Elena. Sekretaris Ethan." Elena memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

"Emma, Manager Keuangan." Menyambut uluran tangan Elena.

"Aku duluan" ucap Elena sambil berlalu dari hadapan Ibu Emma, Ibu Emma hanya tersenyum tipis.

Ibu Emma segera menghubungi bagian HRD, padahal dia sangat mengincar posisi itu karena ingin selalu bisa memandang Ethan sampai puas. Ini kenapa sudah ada yang mengisinya.

Ternyata bagian HRD juga tidak mengetahui siapa Elena.

"Baru juga kemarin menyingkirkan Lala, sekarang sudah ada saingan baru. Oh Ethan, kenapa susah sekali menjangkau kamu?." Gumamnya lirih sambil menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga. Lalu Ibu Emma meninggalkan toilet.

Waktu sudah menujukkan pukul 20.00 wib. Ethan masih larut dengan masalah yang menimpa Lala. Tidak mungkin dia menggunakan kekuasaannya untuk mengintimidasi Ibu Emma dan orang-orang yang terkait. Belum lagi kehadiran Elena yang terus berusaha mencari celah dirinya.

"La, kapan kamu akan jatuh cinta? Jatuh cintanya sama aku aja ya. Jangan sampai jatuh cinta sama pria lain." Gumam Ethan sambil mengusap wajah.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

owalah karena mau deketin si Ethan tho sampai si Lala difitnah dan dipecat dari kantor

2024-05-06

0

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

dasar wanita sundal 🤭 hasssieekkk Ethan udah ada rasa nano nano sama Lala😂

2024-05-12

0

A Ama

A Ama

💞💞💞💞💞💝

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!