Bab 16 Lala, Si OB Lugu

Lala merasa sedih dan merasa bersalah atas pemecatan dengan tidak hormat pada Ibu Emma dan Ibu Natalia. Namun keputusan Ethan sudah tidak bisa diganggu lagi karena ini menyangkut kejujuran dan tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan. Apalagi posisi mereka bukan posisi yang sembarangan. Jadi harus mengambil tindakan tegas.

"Setiap perbuatan selalu ada konsekuensinya, La. Itu sudah sangat setimpal untuk membayar kesalahan mereka berdua."

"Iya, Lala tahu. Tapi kan..."

"Udah jangan kau pikirkan lagi mereka. Terpenting kau besok sudah bisa kerja lagi dan ingat tugas pertama kau. Aku, dan seluruh yang ada di dalam ruangan ini menjadi prioritas kau ya, La?."

"Siap, Tuan Ethan." Sahut Lala sangat berantusias. Dia sangat senang bisa kembali bekerja.

Lala yang tidak memiliki kepentingan di sana langsung berpamitan pada Tuan nya. Namun Ethan tetap meminta Lala di ruangan pribadinya, menunggu Tuan nya sampai pulang kantor.

"Di rumah juga kau tidak ada kerjaan kan?."

Lala segera menggeleng.

Lalu Ethan membawa Lala ke ruangan pribadinya, meninggalkannya dengan tv yang menyala supaya Lala merasa tidak bosan.

Sementara Ibu Emma yang merasa marah hanya bisa melampiaskannya memukul-mukul setir mobil. Kecurigaannya ternyata benar, kalau Ethan menyukai Lala dan tidak salah kalau dia menyingkirkan Lala. Meski sekarang dirinya yang harus benar-benar tersingkir karena Lala kembali bekerja dan dekat dengan Ethen.

"Arrrgggh" teriak Ibu Emma sangat kesal.

Di tengah pikirannya yang sedang kalut, berkendara pula tiba-tiba melintas seseorang yang harus dihubunginya.

Secercah harapan datang ketika mereka bisa ketemu setelah jam makan siang. Ibu Emma pun mau bersabar menunggunya.

Sampai pada waktu yang telah dijanjikan, mereka pun bertemu. Ibu Emma menceritakannya secara detail perihal yang menimpanya pada Elena. Ya, orang yang ditemui Ibu Emma saat ini adalah Elana.

"Ok, kita akan memberikan pelajaran pada OB itu." Ucap Elena.

"Kau punya rencana apa?." Tanya Ibu Emma.

"Nanti aku beritahu. Sekarang aku harus kembali dulu ke kantor. Ethan sudah menunggu hasil meeting."

"Ok, aku tunggu infonya."

"Hmmm."

Elena segera bergegas meninggalkannya Ibu Emma. Dia pun tidak ingin terlihat bersamanya karena tidak ingin ada masalah dikemudian harinya. Kalau pun mereka harus bekerja sama untuk menyingkirkan Lala, mereka harus bermain pintar dan cantik. Dia juga tidak ingin membayakan posisinya baik di rumah atau di kantor.

Elena sampai di kantor berbarengan dengan waktu orang-orang pulang kantor. Elena semakin mempercepat langkahnya menuju ruangan Ethan. Karena dokumen hasil dari meetingnya akan dibawa oleh Sebastian.

Detak jantung Elena begitu memburu ketika sampai di ruangan kerja Ethan yang terbuka, memperlihatkan perhatian Ethan pada Lala si OB menyebalkan. Salah satu tanganya terkepal dibalik dokumen yang dipegangnya. "Dasar sialan" umpat Elena dalam hati.

"Memang kau gadis kecil. Makan aja sampai belepotan begitu." Ucap Ethan sambil membersihkan sisa-sisa makanan dari pinggiran bibir Lala.

"Maaf, Tuan Ethan." Keduanya tertawa pelan.

Tawa keduanya terhenti saat Elena mau tidak mau mengetuk pintu dari pada bermasalah dengan Ethan di depan si OB.

Tok Tok

"Oh, kau sudah datang. Letakkan dokumennya di meja Sebastian, nanti dia ke sini."

"Ok."

"Oh ya, Ethan. Aku pulang bareng kau ya?."

"Kau naik taksi saja, aku dan Lala ada urusan dulu."

"Oh, ok" setelahnya Elena keluar dengan wajah merah padam.

Lala yang merasa tidak memiliki urusan menghampiri Tuan nya. "Memang kita ada urusan apa, Tuan Ethan?."

"Urusan hati, Lala."

"Urusan hati" gumam Lala mengucapkan kembali kata-kata Tuan nya.

"Hmmm....ayo!!!." keduanya meninggalkan ruangan dengan tangan Lala yang ditarik pelan.

Urusan hati yang dimaksud Ethan ialah, Ethan mengajak Lala di sebuah butik terdekat sebelum pulang. Rencananya Ethan akan membelikan pakaian yang bisa digunakan jika kantor sedang ada acara. Karena sudah ada dalam agenda, seperti perayaan ulang tahun kantor, acara akhir tahun dan acara kantor tahunan yang biasa diadakan.

"Semua pakaian ini mau Lala pakai kemana?. Di kantor pakai seragam, di rumah masa pakai pakaian bagus ini?. Tanya Lala saat Tuan nya menyerahkan banyak pakaian padanya.

"Jangan bawel, Lala. Cepat masuk dan coba, aku tunggu di sini." Ucap Ethan sambil

duduk di sofa yang disediakan untuk menunggu.

"Iya" sahut Lala cemberut sembari masuk membawa beberapa potong pakaian.

Hampir setengah jam Lala berada di dalam tanpa satu kali pun meminta bantuan Tuan nya. Padahal Ethan sudah sangat berharap akan berada dalam satu ruangan bersama Lama.

"La..."

"Iya" Lala keluar lengkap dengan pakaian yang telah dicobanya.

"Huh..." Ethan membuang nafasnya kasar.

"Pakaiannya pas semua di tubuh Lala, Tuan Ethan." Ucap Lala memberitahu.

"Bawa ke kasir semuanya."

"Jangan! Tabungan Lala enggak cukup buat bayar semua pakaian ini. Tadi Lala udah itung-itung." Lala menarik tangan Tuan nya supaya tidak melanjutkan langkahnya.

Ethan mengambil alih semua pakaian yang ada pada tangan Lala lalu segera membawanya ke kasir. Meninggalkan Lala yang masih bingung cara membayar semua pakaiannya.

Tidak berselang lama Ethan datang dan mengajaknya pulang tanpa barang belanjaan. Akhirnya Lala bisa bernafas lega. Uang tabungannya jadi masih aman.

Namun tidak lama kemudian, Lala dikejutkan dengan beberapa papar bag sudah memenuhi mobil belakang Tuan nya.

"Ini belanjaan Tuan Ethan?."

"Bukan."

"Punya Lala."

"Hmmm. Cepat naik!."

Lala segera duduk kemudian memasang sabuk pengaman. Menatap Tuan nya dengan bibir yang sedikit maju.

Mobil pun sudah melaju, meninggalkan area parkir butik.

Setibanya di dalam kamar Lala, Ethan meletakkan semua papar bag itu di atas tempat tidur.

"Lala masih kurang banyak uangnya." Ucap Lala pada Tuan nya yang hendak keluar. Tangan Lala menyodorkan buku tabungan yang setiap bulannya di isi sebesar 500 rb sisa dari pengeluarannya setiap bulannya.

Ethan melihat sejenak buku tabungan itu. Ethan cukup salut dengan hidup hemat Lala.

"Kau bisa membayarnya dengan cara lain?." Iseng Ethan.

"Bayar pakai apa? Daun?." Lawak Lala sanggup membuat Ethan tertawa, "Ha...ha..ha..."

"Bayar pakai bibir, La." Goda Ethan.

"Hah...." Lala menutup mulut dengan kedua tanganya sangat rapat.

Ethan mendekat menghampiri Lala, seketika Lala mundur karena takut dengan tatapan Ethan.

"Sudah malam, kau tidur saja. Besok jangan lupa kerja." Ethan mengambil jarak lalu balik badan dan keluar dari kamar Lala.

Keesokan paginya...

Lala sudah kembali bekerja seperti biasa, sementara untuk posisi yang kosong diisi oleh Sebastian. Sambil mencari orang yang benar-benar cocok dengan kedua posisi tersebut.

Dewi adalah orang yang paling senang dengan kembalinya Lala di kantor. Sejak pagi sampai mau pulang tidak jauh dari Lala. Mencari obrolan di setiap kesempatan yang dimilikinya. Sebab Ibu Dewi sangat kepo terhadap yang terjadi pada Lala yang sebenar-benarnya.

"Besok saja Lala cerita."

"Benar ya?."

"Iya."

Mereka pun berpisah dan Lala segara ke parkiran guna menunggu Tuan Ethan nya. Namun baru juga Lala sampai di area parkir, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang membekap Lala. Kemudin tubuh mungil itu ditarik kuat tanpa adanya perlawanan. Lalu dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sangat gelap.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

Ethan tolongin Lala mu😅

2024-05-12

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah apa si Lala diculik yah

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

waduhh... elena paling

2024-04-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!