Bab 18 Lala, Si OB Lugu

"Aku membawakan sarapan yang dibuat Grandma." Ucap Elena sambil masuk ke ruangan Ethan. Meletakkannya tempat makan di depan Ethan.

"Hmmm."

"Grandma juga nanyain si Lala, mana dia?." Elena mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan Ethan. Meski dia sudah tahu tentang Lala yang tidak ada. Karena sebelum ke ruangan Ethan, terlebih dulu Elena mampir ke ruangan OB.

"Nanti biar aku yang bicara pada Grandma, lebih baik kau ke ruangan sekarang. Sebastian sudah menunggu di sana." Ethan mengusir Elena dari ruangannya. Harinya semakin kacau kalau ada dia.

Elena pun sambil tersenyum tipis meninggalkan ruangan Ethan. Berharap kalau Lala tidak pernah kembali atau kalau ditemukan pun semoga saja sudah tidak bernafas.

Elena sudah mendapatkan pekerjaan yang sangat banyak hari ini dari Ethan. Sehingga bisa dipastikan kalau satu harian ini dirinya akan terus berada di dalam ruangannya sendiri.

"Apa tidak salah Ethan memberiku pekerja sebanyak ini?." Keluh Elena.

"Ibu Elena bisa tanyakan sendri pada Tuan Ethan kalau tidak percaya atau merasa keberatan dengan semua pekerjaan-pekerjaan tersebut."

Secepat kilat Elena menggeleng, setidaknya dengan pekerjaan-pekerjaan itu dia akan membuktikan pada Ethan kalau dia layak berada di perusahaan.

"Ok, kalau ada perlu apa Ibu Elena bisa menghubungi saya."

"Iya." Sahut Elena lemas. Kemudian dia pun menutup pintu ruangan kerjanya setelah Sebastian pergi meninggalkan ruangannya.

Sambil menggigit bibir bawahnya Elena menatap tumpukan pekerjaan yang diberikan Ethan.

Sementara itu sudah ada beberapa Maintenance yang telah dimintai tolong oleh Ibu Yanti. Mereka sedang bekerja sama membuka kunci dengan paksa. Karena tidak ada kunci yang sejenis. Sedangkan Ibu Yanti membutuhkan segera dokumen yang sudah diminta pihak terkait.

"Nanti tinggal diganti rumah kuncinya kan ya?."

"Iya, Bu."

"Iya, saya juga harus membuat laporan pada Tuan Ethan. Semoga saja Tuan Ethan akan mengerti."

"Setahu ku, Tuan Ethan memang orang yang baik. Pasti akan mencoba mengerti."

"Iya, Tuan Ethan memang baik."

Setelah hampir tiga puluh lima menit membongkar lubang kunci, akhirnya mereka bisa membukanya juga. Pintu pun terbuka dengan lebar. Dan mereka sangat kaget dengan sesosok wanita yang tergeletak membelakangi tidak jauh dari pintu.

"Siapa itu?." Beberapa orang melontarkan pertanyaan yang sama terkait apa yang mereka lihat.

"Kenapa bisa masuk? Padahal kan kuncinya sama Lala?." Tanya Ibu Yanti yang tidak berani mendekati.

Ibu Yanti pun segara meminta Maintenance untuk memeriksa siapa yang tergeletak di sana. Salah seorang Maintenance bergerak maju hingga dia menyebut satu nama, "Lala."

"Lala?." Ucap yang lain serentak sambil menghampiri.

"Cepat bawa ke ruangan kesehatan! nafasnya sudah lemah." Ucap Maintenance yang memeriksa denyut nadi Lala.

"Ayo, cepat!" Ibu Yanti mengikuti Maintenance yang sudah menggendong Lala dan segera membawanya ke ruangan kesehatan.

Lala sudah dibaringkan di tempat tidur. Mereka semua selain Ibu Yanti menunggu di luar. Tenaga medis pun segera memeriksa Lala dan tidak lama kemudian menyarankan untuk langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

Mereka pun membawa Lala ke rumah sakit menggunakan mobil operasional kantor. Di tengah perjalanan, Ibu Yanti mengirimkan pesan pada Tuan Ethan tentang mereka yang telah menemukan Lala.

Sebuah ruangan sudah ditempati Lala dan pemeriksaan lanjutan pun dilakukan dokter. Untungnya Lala segera dibawa ke rumah sakit. Jadi keadaan Lala masih bisa dibilang baik-baik saja. Lala hilang kesadaran karena kurangnya pasokan oksigen dan lambung yang bermasalah karena tidak terkena makanan dan minuman.

Ibu Yanti merasa lega mengetahui kondisi Lala yang baik-baik saja. Lala pun sudah mulai siuman dan orang yang pertama dicari Lala adalah Tuan nya.

"Tuan Ethan."

Si pemilik nama pun berlari ke arah Lala lalu segara memeluknya sangat erat tanpa melihat ada siapa saat ini di ruangan Lala.

"Aku sangat khawatir sama kamu, La. Jangan pernah pergi sendiri lagi, kamu harus selalu dalam penglihatan ku, Lala."

Lala hanya bisa mengangguk tanpa bisa membalas pelukan hangat Tuan nya.

Ibu Yanti mengerti satu hal kalau diantara Lala dan Tuan Ethan ada perasaan manis yang sanggup membuatnya tersenyum. Karena tidak ingin menganggu, dia pun keluar dan menutup rapat pintu ruangan Lala.

"Tuan Ethan , Lala enggak bisa nafas." Ucapnya pelan dengan nafas yang terputus-putus.

Ethan melonggarkan pelukannya tanpa mau melepasnya, sampai-sampai Ethan ikut merebahkan tubuhnya di samping Lala.

"Aku kangen sama kamu, La." Bibir Ethan mendarat sempurna pada pipi Lala. Lala hanya diam dengan perasaan yang pernah dikatakan Grandma Sierra.

Sepasang mata Ethan tidak lepas dari Lala hingga membuat Lala salah tingkah dan malu sekaligus.

"Kamu janji jangan pernah pergi tanpa aku, ya?."

"Iya."

"Kamu harus selalu ada di dekat aku, mengerti?."

"Mengerti." Dan lagi kecupan singkat mendarat pada pipi Lala yang mampu menghantarkan getar-getar yang menggelitik hatinya.

Lala mendongak menatap Tuan nya dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskannya. Pun dengan Ethan yang menatap balik Lala dengan penuh cinta kasih dan kehangatan.

"Lala lapar." Ucapnya Lala segera memutus tatapannya karena tak sanggup lagi menerima tatapan balik Tuan nya.

Di dalam hatinya sedang mempertanyakan semua ucapan Grandma. Apa iya? Tapi rasanya tidak mungkin?. Namun hatinya meletup-letup bahagia.

"Iya, aku suapi ya?." Ethan segera bangkit dan melihat makanan yang sudah ada di meja. Ethan pun duduk di sebalah Lala, mengambil piring dan mulia menyuapi.

"Lala bisa makan sendiri, Tuan Ethan" ucap Lala setelah menerima suapan pertama. Lala begitu malu sekaligus senang dengan perlakuan manis Tuan nya.

Lala merasa begitu canggung dengan kedekatan mereka sekarang ini.

"Iya, aku tahu. Tapi aku mau kamu makan dari tangan aku melalui sendok ini." Ethan menyuapi Lala lagi yang kedua kalinya.

Lala pun mengangguk, dia pasrah karena itu juga yang diinginkannya. Dan dengan cepat makanan itu dihabiskan Lala. Obat pun sudah diminum juga.

"Aku sudah menelepon Grandma, mungkin sebentar lagi dia akan sampai di sini. Nanti bilang saja kamu sibuk bekerja. Karena Grandma tidak tahu kalau kamu ada di gudang OB."

"Iya, Lala juga bingung kenapa Lala dimasukkan ke dalam gudang?.

"Sebastian sedang mencari tahu siapa orangnya."

Lala pun menceritakan apa yang dialami dan diingatnya pada Tuan nya. Kini Lala sudah menangis.

Dengan sigap Ethan memeluk Lala dan mengusap rambut Lala yang berantakan. Kemudian berpindah mengelus pipi Lala yang terasa sangat lembut.

Mata keduanya bertemu lagi, sepersekian detik Ethan memberanikan mendekati wajah Lala dan tujuannya adalah bibir Lala.

Bibir pucat itu sangat menarik perhatiannya hingga tanpa menunggu waktu lebih lagi Ethan telah berhasil menyatukan bibir mereka berdua.

 Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Minal Aidin wal Faidzin, mohon maaf lahir bathin ya man teman-teman 🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah si Lala sepertinya juga mulai ada getar" ke Ethan karena seringnya mereka bersama sih,,,

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

semangat Ethan jangan kasih kendor...
Lala si polos udah ga polos lagi dong

2024-04-09

0

aqil siroj

aqil siroj

waduhhhh gercep juga si e

2024-04-09

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!