Bab 15 Lala, Si OB Lugu

Ethan dan Lala sama-sama duduk tegak dengan tatapan yang saling mengunci. Tangan mereka pun saling menggenggam dengan sangat erat.

"La, kau mengerti dengan pertanyaanku 'kan?." Tanya Ethan cukup khawatir kalau pertanyaannya tidak tersampaikan dengan baik pada targetnya.

Lala hanya mengangguk namun belum berkata-kata.

Hening mengambil alih situasi dari mereka. Keduanya sama-sama berpikir namun dengan kapasitas yang berbeda. Lala hanya berpikir pada sebatas ini pasti Tuan nya sedang mengerjainya. Berbeda dengan Ethan yang benar-benar menanti jawaban dari Lala.

"La, bagaimana?."

"Ah Tuan Ethan pasti bercanda." Lala menarik tanganya lalu memukul pelan dada Ethan sambil tertawa kecil.

"Aku serius, La." Ethan kembali memegang tangan Lala dan menggenggam erat, sangat erat.

Lala yang tadi tertawa kecil kini bungkam.

Situasi mereka kembali hening hingga terdengar suara yang sanggup membuat tubuh Ethan panas dingin dari adegan film yang diputarnya. Sedangkan Lala menoleh ke arah sumber suara.

"Aaaaaaaaa...." Spontan Lala menarik tangannya lalu menutupi kedua matanya sambil berteriak.

Sedangkan Ethan menekan tombol power hingga adegan itu menghilang dari layar tv.

"Sudah, La." Ethan menurunkan tangan Lala dan benar saja tv layar besar itu sudah mati.

Lala menarik nafas panjang lalu mengusap dadanya berulang kali. Merasa lega dengan situasi mereka saat ini.

Pun dengan Ethan yang membuang nafasnya melalui mulut. Lalu melirik Lala yang ternyata sedang menatapnya.

Kemudian keduanya tertawa pelan, menertawakan kekhawatiran masing-masing.

Pertanyaan Ethan beberapa menit lalu menguap begitu saja ketika rasa lapar melanda keduanya. Ethan dan Lala pun memutuskan memasak bersama untuk makan siang mereka.

Selain sangat pintar mengurus bisnis, Ethan juga ternyata sangat jago dalam mengolah bahan makanan. Ternyata itu dikarenakan Ethan yang lebih suka hidup mandiri ketimbang diurus oleh orang lain. Kedua orang tua Ethan sangat sibuk dengan urusan bisnis mereka yang tersebar dimana-mana.

"Terima kasih untuk makanan yang super lezat ini, Tuan Ethan." Ucap Lala setelah dua kali melahap habis makanannya.

"Ethan, bukan Tuan Ethan."

"Hiii...hiii...hiii" Lala cekikikan merasa lucu namun tetap tidak mau memanggil Ethan tanpa Tuan.

"Lala!!!!!."

"Maaf" wajah Lala kembali serius.

"Ok, mungkin masih perlu waktu." Gumam Ethan mengelus dada. Merasa prihatin dengan perasaannya yang masih bertepuk sebelah tangan.

.....

Pagi-pagi sekali Ethan sudah berada di kantor, ada informasi yang dibawa Sebastian guna mencari kebenaran untuk Lala.

Tanpa berlama-lama lagi Sebastian segara memperlihatkan sebuah percakapan melalui pesan antara dirinya dan bagian HRD. Di sana ada sebuah pengakuan yang cukup membuat Ethan sangat marah sekaligus lega.

Ya, percakapan dan pengakuan itu itu diperoleh Sebastian dengan menggunakan nama besar Ethan. Mustahil menemukan cara dalam waktu singkat. Terlebih orang dalam sendiri. Akhirnya cara paling terakhir yang digunakan Sebastian. Menekan bagian HRD karena dia yang berwenang untuk memberhentikan dan menerima seseorang.

"Sebelum wanita itu yang keluar dari perusahaan, aku ingin dia meminta maaf dan mengakui perbuatannya pada Lala." Ucap Ethan setelah selesai membaca semua isi percakapan tersebut.

Ethan segara menghubungi Lala dan memintanya datang ke kantor dengan pakaian biasa.

"Baik, Tuan Ethan."

"Kau berikan meeting pertama pada Elena. Supaya saat kita menyelesaikan masalah Lala tidak ada dia yang akan berisik pada Grandma."

"Baik, Tuan Ethan. Aku akan ke ruangannya sekarang."

"Ok, terima kasih."

"Iya, Tuan Ethan. Sama-sama."

Sebastian segara melaksanakan apa yang diperintahkan Tuan nya.

Tiba di ruang kerja Elena, Sebastian langsung memerintahkan Elena untuk segera meluncur ke tempat lokasi meeting. Membekalinya dengan beberapa dokumen materi meeting mereka.

"Kau dan Ethan tidak ikut?." Elena menerima dokumen-dokumennya.

"Tidak, aku ada meeting juga di sini. Tuan Ethen sedang memeriksa berkas."

"Ok."

"Aku kembali ke ruangan."

"Iya, Bas."

Sebastian langsung meninggalkan ruangan Elena dan memastikan kalau mereka yang rencananya akan dicopot hari ini masih aman ada di dalam kantor.

Kepergian Elena meeting dengan menggunakan mobil kantor, bersamaan dengan Lala yang baru tiba dengan menggunakan ojek pangkalan.

"Kembaliannya ambil aja ya, Bang" ucap Lala menyerahkan uang satu lembar pecahan lima puluh ribu. Tarif yang seharusnya dibayarkan hanya tiga puluh ribu saja, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Tuan nya.

"Terima kasih, Neng. Ini penglaris saya."

"Iya, Bang. Sama-sama" Lala menyerahkan helm lalu menatap gedung yang menjulang tinggi. Semoga saja rezekinya masih ada di gedung itu.

Lala yang datang melalui jalan pribadi Tuan nya karena permintaan Tuan nya yang sangat memaksa. Mau tidak mau harus mengikutinya.

Tujuan Ethan melakukan itu supaya tidak ada yang melihat kedatangan Lala dan mereka tidak berpikir yang buruk tentang Lala nya.

Lala yang sudah berada di depan ruang kerja Ethan langsung mengetuk pintu dan tentu saja Ethan langsung menyebutnya.

"Kenapa kau lama sekali?." Tanya Ethan serius setelah membuka pintu.

Perasaan Lala cuma tiga puluh menit dari pas diminta datang sampai sekarang berada di depan Tuan nya. Apanya yang lama?.

"Kalau dari tadi kan kau bisa membersihkan ruangan pribadiku?."

"Jadi Tuan Ethan meminta Lala ke sini untuk membersihkan ruangan? Ok, Lala Bersih-bersih sekarang. Tahu gitu kan Lala bawa peralatan kebersihan dari rumah Tuan Ethan" Sahut Lala serius menanggapi perkataan Taun Ethan nya. Karena sebenarnya Ethan sendiri masih merahasiakan pertemuan yang akan terjadi.

Ethan memegangi kedua bahu Lala sambil tersenyum. "Kenapa kau percaya ucapan ku yang seperti ini? Saat aku mengatakan perasaan ku kau menganggap sebuah candaan."

Lala tersenyum tipis lalu menggerakkan tangannya memegang ujung jas yang dikenakan Tuan nya.

"Iya kan kalau bersih-bersih memang pekerjaan Lala. Kalau untuk soal perasaan Tuan Ethan, mana benar itu karena Tuan selalu mengerjai Lala."

Ethan tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Lala, kemudian Ethan pun memasang wajah tersenyum sebelum Ethan akan mempertemukan mereka dengan Lala.

Sepuluh menit setelah keberadaan Lala di ruangan Ethen, kini Ibu Emma dan Ibu Natalia sudah bersama mereka di ruangan kerja Ethan.

Sontak saja perasaan Ibu Emma yang sedari senang akan bertemu pujaan hati kini berubah menjadi sebuah ketakutan. Dimana dia akan segara kehilangan pekerjaan karena kesalahannya. Namun berbeda dengan sikap yang ditunjukkan Ibu Natalia yang biasa-biasa saja.

Tanpa basa-basi lagi Ethan minta Ibu Emma dan Ibu Natalia untuk meminta maaf pada Lala serta mengakui perbuatan mereka. Dengan sangat terpaksa Ibu Emma meminta maaf dan mengakui perbuatannya sedangkan Ibu Natalia sangat tulus dan bersungguh-sungguh meminta maaf pada Lala.

Lala merasa terharu dengan janji yang telah ditepati Tuan Ethan nya hingga matanya berkaca-kaca.

Dengan mudahnya Lala memaafkan Ibu Emma dan Ibu Natalia. Sekaligus Lala pun sengat senang karena bisa kembali bekerja lagi.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

benar si Lala kalo dibiarkan sendiri gampang dimanfaatin orang saking lugunya sih,,,

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

senangnya Lala bisa dekat dengan tuan Ethan lagi dikantor... meski dirumah juga dekat sih

2024-04-08

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!