Bab 20 Lala, Si OB Lugu

Sepanjang perjalanan pulang, Elena menggerutu kesal. Karena dia pun tahu kalau saat ini Ethan yang menemani Lala di rumah sakit. Dia yakin kalau Ethan menaruh hati pada Lala. Dan itu sangat membuatnya murka, masa gadis level rendah yang disukai Ethan.

"Kenapa tidak mati saja tuh si Lala? Nyusahin aja."

"Kenapa tidak di bawa ke tempat yang jauh saja? Kalau perlu buang ke laut sekalian."

"OB itu tidak bisa aku anggap remeh, pasti dia telah menggunakan ilmu hitam untuk menarik perhatian Ethan."

"Ah...sialan."

Si supir taksi hanya bisa menarik nafas panjang lalu sesekali melirik pada Elena melalui kaca spion. Tanpa terasa pun mobil sudah berhenti tepat di depan rumah Ethan.

"Ambil kembaliannya." Ucapnya ketus pada si supir taksi sambil melempar uang dua lembar pecahan 100 rb.

Elena berniat masuk ke kamar Lala guna mencari tahu apa yang dimiliki OB itu sampai-sampai Ethan bisa tertarik. Itu sangat aneh menurutnya. Namun ternyata setelah masuk ke sana dan memeriksa semuanya, Elena tidak menemukan apapun. Hanya paper bag yang berisi pakaian baru yang belum dipakai Lala. Itu pasti dibelikan Ethan. Tebaknya.

.....

Waktu sudah menjelang pagi ketika Ethan sudah berhasil menyelesaikan semua dokumen karena paginya akan diambil lagi oleh Sebastian. Hati dan tenaganya sudah full charger karena Lala.

Senyum bahagia selalu terukir pada wajah tampan Ethan sejak bertemu Lala, terlebih sekarang Ethan sudah merasakan apa yang diinginkannya walau belum semunya. Perlahan namun pasti semua akan menjadi miliknya.

Hatinya begitu tenang bisa melihat wanita yang dicintainya tertidur pulas. Ya, Lala adalah wanita yang sangat berarti dalam hidupnya walau dari kelas yang berbeda dengan dirinya. Namun Ethan akan buktikan kalau itu bukan suatu kendala.

Keesokan paginya...

Sebastian yang ditemani Elena mengambil dokumen ke rumah sakit karena mereka berdua harus segera meeting bersama. Hati Elena begitu sakit melihat langsung perhatian dan perasaan Ethan terhadap Lala. Sungguh sangat menyakitkan dirinya bisa kalah saing dari seorang OB.

"Ini obatnya" Ethan membantu Lala meminum obat.

Lala menerimanya dengan senang hati. Ethan mengusap lembut pucuk kelapa Lala lalu mengecupnya di depan Elena dan Sebastian. Ethen ingin menunjukkan pada Elena kalau dirinya dan Lala sekarang memiliki hubungan yang lebih dekat lagi.

"Kalau dokumennya sudah selesai lebih baik kita jalan lagi" kata Elena begitu ketus pada Sebastian.

"Baik, Ibu Elena." Sebastian melihat wanita itu keluar dari ruangan Lala tanpa sepatah kata lagi.

Ethan mengangguk karena apa yang diinginkannya telah tercapai. Sebastian pun pamit dari mereka.

"Kamu sudah boleh pulang dan kita akan kembali ke apartemen."

"Kenapa tidak ke rumah saja?."

"Nanti kamu tidak bisa istirahat, pasti akan ada yang menganggu kamu."

"Siapa yang akan menganggu Lala?."

"Ulet bulu yang suka bikin kulit gatal." Ucap Ethan sambil tidak segan lagi mendaratkan kecupan singkat pada pipi Lala.

Percuma Lala protes yang ada Tuan nya akan melakukannya lagi dan lagi.

Semua administrasi untuk kepulangan Lala telah diurus oleh Ethan, dia pun sudah mengatakan pada Grandma kalau mereka akan pulang ke apartemen untuk beberapa hari.

Lala dan Ethan sudah berada di dalam unit apartemen. Lala begitu dimanja dan diperlakukan dengan sangat manis.

"Lala bisa jalan! Tidak perlu digendong." Lala begitu malu dan risih dengan sikap Ethan yang begitu berlebihan menurutnya. Tapi Ethan sungguh sangat menikmatinya.

"Iya, aku tahu. Tapi aku ingin tetap melakukannya supaya kamu cepat pulih." Ethan kembali menggendong Lala dari ruangan depan sampai di kamar yang biasa ditempati Ethan. Tapi untuk beberapa hari ke depan akan ditempati Lala. Untuk dirinya sendiri akan tidur di sofa namun masih dalam satu ruangan yang sama.

Lala hanya diam di dalam gendongan Tuan nya yang memang sangat terasa nyaman. Dan tubuh ringan Lala sudah berada di atas tempat tidur.

"Aku akan masak dan itu tidak akan lama. Kamu tunggu dan kita akan makan di sini saja." Lala hanya mengangguk sambil tersenyum. Menatap Tuan nya yang saat ini sedang berdiri dengan gagahnya.

"Senyummu membuatku terbang" goda Ethan sambil duduk di dekat Lala.

"Emang senyum Lala ada sayapnya?."

"He...he...he...kamu itu lucu." Ethan mengusak rambut Lala di bawah bahu.

Lala mengerucutkan bibirnya hingga mengundang gairah Ethan.

"Jangan seiring memperlihatkan bibir seperti itu kalau tidak ingin aku cium."

Secara refleks Lala menutup mulutnya. Mengambil jarak karena tatapan Tuan nya yang terlihat sangat aneh bagi Lala.

"Ha...ha...ha...bisa-bisa aku memakanmu saat ini juga kalau tidak secepatnya menghindar." Ethan bangkit lalu segera pergi meninggalkan Lala.

Di tengah-tengah kesibukan Ethan mempersiapkan makanan, tiba-tiba saja handphonenya berdering dan itu dari Mommy Agatha.

"Iya, Mom."

"Kau dimana?."

"Apartemen. Ada apa?."

"Tidak ada, Mommy hanya ingin bicara saja. Apa tidak boleh?."

"Boleh, Mom. Tentu saja boleh. Kabar Mommy bagaimana?."

"Baik, Mommy sangat baik. Daddy kau juga sangat baik. Hanya saja ada yang sangat membuat kami khawatir."

"Apa itu, Mom?."

"Ini tentang Laura. Laura sudah ada di Indonesia."

Sejenak Ethan menghentikan aktivitas memasaknya. Dia terdiam guna menetralisirkan hatinya yang tiba-tiba saja berdetak lebih kencang ketika mendengar nama Luara lagi. Detak jantungnya masih kuat jika itu menyangkut Laura. Lalu perasaan bahagianya saat bersama Lala, itu apa? Perasaan cintanya pada Lala bagaimana?.

Apa dia salah mengenali perasaannya sendiri?.

"Ethan, kau masih di sana?."

"Iya, Mom."

"Kau sudah dengar tentang Luara."

"Tidak, Mom. Aku rasa itu sudah bukan menjadi urusan ku lagi. Nanti kita bicara lagi ya, Mom. Aku sedang ada keperluan." Ethan lebih memilih menyudahi obrolannya sebelum hatinya semakin tidak menentu.

"Iya, kau hati-hati di sana."

"Iya, Mom. Bye..."

"Bye."

Ethan kembali memasak, secepat kilat menyelesaikan masakannya. Kemudian membawanya ke dalam kamar. Meletakkannya di. depan Lala.

Ethan menjadi tidak fokus saat ini bersama Lala. Informasi tentang Luara cukup menganggu dirinya, terlebih hatinya.

"Tuan Ethan sakit?." Tanya Lala pelan. Ethan pun tidak meresponnya karena tidak mendengarnya. Telinga pun seolah tertutup dengan suara panggilan Laura.

Lala memberanikan diri menyentuh tangan Ethan, sampai pria itu menoleh kearahnya.

"Apa Tuan Ethan sakit?."

Ethan menggeleng lemah.

"Kamu jatuh cinta padaku, La?." Tanyanya serius.

Kemudian Lala pun menceritakan apa yang dikatakan Grandma beberapa waktu lalu tentang jatuh cinta.

"Apa yang Lala rasakan pada Tuan Ethan bisa dikatakan kalau Lala telah jatuh cinta pada Tuan Ethan?." Tanya balik Lala. Lala takut salah dengan perasaannya sendiri.

"Iya, kamu sedang jatuh cinta padaku." Ethan tersenyum mendapati kenyataan bahwa perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah apa sikap Ethan sama perasanny saat ini ke Lala begitu mendengar kabar si Laura

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

semoga semua baik baik saja..

2024-04-11

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!