Bab 14 Lala, Si OB Lugu

Ethan segera menghampiri Lala dan Grandma yang membawa banyak kantung plastik pada kedua tangan mereka. Pria itu dengan sigap mengambil alih apa yang dibawa Lala dan Grandma. Pemandangan itu justru sangat merusak kedua mata Elena. Hingga dia harus segera mencari cara supaya Lala pergi dari rumah ini dan Ethan.

Elena tidak mau ada wanita lain lagi selain dirinya. Cukup sewaktu dulu dia yang mengalah pada Laura. Namun tidak untuk sekarang. Ethan harus menjadi miliknya, tidak peduli jika harus menyakiti Samuel.

"Kenapa kalian tidak mengajakku kalau mau belanja sebanyak ini?." Omel Ethan pada Lala dan Grandma.

"Ini pekerjaan wanita ya, La? Jadi kita bisa mengerjakan sendiri." Ucap Grandma dengan bangga. Diusianya yang sudah menyentuh angka 67 tahun namun masih bisa melakukan pekerjaan yang sangat disukainya.

"Betul, Grandma" sahut Lala mendukung apa yang diucapkan Grandma.

"Iya tahu, kalian adalah wanita-wanita hebat" mau tidak mau Ethan pun harus mengakuinya.

"He...he...he..." Lala dan Grandma tertawa senang.

Usai memasak, makan pagi bersama dan merapikan kembali peralatan dapur yang kotor. Kini Lala berada di dalam kamar. Tidak melakukan apapun karena tidak ada yang harus dikerjakannya. Ethan juga harus mengantar Grandma ke rumah Samuel, dimana adiknya Grandma tinggal saat ini.

Tok Tok

Lala segera membuka pintu dan ternyata Elena sudah berdiri di sana.

"Nona Elena."

"Kau OB di kantor Ethan bukan?."

"Iya, Nona Elena."

"Tapi kenapa kau bertingkah seperti seorang putri di sini?."

"Saya tidak seperti yang Nona Elena tuduhkan."

"Cih! Ethan dan Grandma hanya kasihan saja pada kau, jadi jadi berpikir kalau mereka benar-benar baik dan mau menerima orang miskin seperti kau ini."

"Dari dulu mereka berdua sangat baik pada saya, jadi saya tidak pernah meragukannya."

"Cih! Sudah OB, maling juga."

Seketika Lala terdiam, tidak ada keberanian untuk membela diri karena dia telah mengakui dan bukti itu memang ada padanya.

"Tapi, ngomong-ngomong apa Grandma tahu kalau kau tidak lebih dari seorang pencuri? Apa jangan-jangan kau mencuri juga di rumah ini?."

Ya, tentu saja informasi sangat mudah didapatkan Elena. Itu berbekal karena perkenalannya dengan Ibu Emma sewaktu di dalam toilet.

Lala menggeleng dengan mata sudah mengembun. Perasaan takut itu kembali datang setelah kemarin Ethan berhasil menenangkan dan menjamin bahwa Grandma tidak akan tahu kejadian tersebut.

"Dasar tikus kecil" ucap Elena begitu puas melihat raut wajah ketakutan pada Lala. Kemudian pergi Itu meninggalkan Lala. Dengan itu Elena bisa mendapatkan senjata ampuh untuk mengusir Lala.

Tapi tentunya Elena tidak ingin terburu-buru, hanya beberapa waktu saja untuk bisa memberikan pelajaran dulu pada Lala.

Lala yang sejak tadi merasa tenang, kini tidak lagi. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Menghubungi Tuan Ethan atau apa? Apa lebih baik pergi sekarang saja? Atau bagaimana?.

Akhirnya Lala duduk termenung di pojokan jendela. Berharap semuanya akan membaik dengan sendirinya.

Ethan yang hanya mengantar Grandma langsung putar balik membawa mobilnya dengan kecepatan sedang guna kembali ke rumah. Rencananya dia akan membawa Lala ke apartemen. Tentunya setelah Ethan menyapa hewan peliharaannya. Karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan Lala, dia jadi jarang mendatangi singa kesayangannya.

Setibanya di rumah, Ethan langsung menuju kandang singa dan memberinya makan. Terakhir dia datang ke sini saat menghukum Lala.

Kalau dulu Ethan betah berlama-lama di sana, tidak lagi dengan sekarang. Rasanya mau cepat-cepat pergi dan menemui Lala nya.

Ethan tahu pasti Lala ada di dalam kamar, hingga tidak segan lagi Ethan masuk tanpa permisi dulu.

"Kau kenapa, La?." Tanya Ethan menghampiri lalu berjongkok di depan Lala.

Gadis itu begitu sedih, padahal baru beberapa jam saja ditinggal olehnya.

"Lala pergi saja dari sini? Lala tidak ingin membuat Tuan Ethan apalagi Grandma malu karena Lala pencuri."

"Ssssttttt..." Ethen menempelkan telunjuk pada bibirnya.

"Kau percaya padaku, bukan?."

"Iya."

"Ini tidak akan lebih dari tiga hari, La. Kau akan mendapatkan nama baik kau lagi. Aku janji, La."

"Iya."

Sekarang pelukan Tuan nya menjadi tempat ternyaman bagi Lala, hingga tanpa segan langsung memeluk tubuh Tuan nya. Berlindung dalam dekapan kokoh sang Tuan.

Pun Ethan, mendapatkan pelukan Lala hal yang sangat diinginkan. Dengan begitu Lala akan semakin tahu dirinya dan tentang perasaannya. Dia ingin menjadikan Lala sangat bergantung dan hanya berlindung padanya.

"Sekarang kau jangan sedih lagi, lebih baik kita ke apartemen ku saja." Ethan bangkit menarik tangan Lala untuk berdiri setelah pelukan mereka terlepas.

"Untuk apa kita ke sana?." Tanya Lala ketika mereka sudah berjalan keluar dari kamar Lala.

"Nanti kau juga tahu."

"Tapi bukan untuk yang aneh-aneh bukan?."

"Yang enak-enak, Lala."

Lala hanya mengerucutkan bibirnya. Ethan yang tidak mendapat sahutan Lala seketika menengok ke belakang. Oh sungguh menggemakan sekali Lala nya. Apalagi bibirnya, ah rasanya sudah tidak tahan untuk mencicipinya.

Kebersamaannya dengan Ethan mampu membuat Lala akan kesedihannya. Yang ada hanya kebahagiaan dan kebahagiaan.

Tiba di apartemen Ethan, Lala segera menyiapkan makanan ringan yang baru mereka beli. Lala menyalinnya ke dalam piring. Kemudian membawanya ke ruangan yang ada tv besar.

Lala duduk di tempat yang menurutnya sangat pas dengan posisi tv layar besarnya yang telah menyala.

Ethan memutar salah satu film kesukaannya. Biasanya di setiap akhir pekan, satu harian penuh Ethan akan berada di apartemen seorang diri. Bisa menonton tujuh sampai sepuluh film.

Sekarang, ada yang berbeda. Untuk pertama kalinya Ethan mengajak Lala ke tempat persembunyiannya di akhir pekan.

"Film bahasa inggris Lala enggak ngerti?" jujur Lala mengakuinya.

"He....he...he..." Ethan tertawa pelan sambil duduk tepat di sebelah Lala. Meluruskan kedua kakinya di atas sofa single.

"Kan nanti ada teks bahasa Indonesia nya La."

"Iya, tapi kan kalau begitu Lala jadi tidak fokus pada gambarnya. Karena Lala harus terus membaca teks nya supaya mengerti alur ceritanya." Protes Lala.

"Ha...ha...ha..." Ethan tertawa terbahak-bahak sampai menyembunyikan wajahnya pada punggung Lala. Dan sekarang melingkarkan tanganya membelit pinggang Lala.

"Kali ini kau tidak perlu tahu alur ceritanya bagaimana, La. Kau hanya perlu melihat adegan demi adegannya saja. Aku jamin ada benang merah yang bisa kau tarik kesimpulannya." Lanjut Ethan sambil mengusak wajahnya pada pinggang Lala. Sampai-sampai Lala meresponnya dengan mengatakan geli sembari tertawa.

"Geli...geli...Tuan Ethan."

"Kau panggil aku Ethan saja, La?." kini wajah serius Ethan sudah menatap intens Lala.

"Mana boleh begitu?."

"Boleh, La. Itu hanya pengecualian buat kau saja. Kau panggil aku Ethan atau yang lainnya."

"Lala lebih senang memanggil Tuan Ethan. Tuan Ethan itu bos yang sangat baik." puji Lala sangat tulus.

"Kalau bos yang baik ini menjadi suami kau bagaimana, La?." Akhirnya Ethan mengeluarkan kata-kata yang sering ingin diucapkannya pada Lala.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

macam Lala dilamar sama Ethan mah dia ga heboh, paling ditanggapi biasa aja nanti😉😉

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

mau tuan Ethan kata Lala🤭🤭🤭🤭

2024-04-07

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!