Bab 17 Lala, Si OB Lugu

Ethen dibuat kelimpungan karena Lala tidak ada dimana-mana. Padahal hari sudah malam. Ethan juga sudah mengecek CCTV dan Lala sudah masuk area parkir. Namun ini malah tidak ada sampai jam segini.

Ethan yang tidak bisa pulang tanpa Lala lebih memilih menginap di kantor, ternyata ada Sebastian yang mau ikut menemaninya sambil mencari tahu dimana keberadaan Lala. Dia juga sudah meminta bantuan pada orang yang lebih paham menangani orang-orang hilang. Dia sangat berharap kalau Lala tidak kenapa-kenapa.

"Kau tidak pulang?." Tanya Elena yang baru keluar dari ruangannya saat melihat Ethan dan Sebastian berdiri tidak jauh dari ruang kerjanya.

"Masih ada pekerjaan." Sahut Ethan seadanya.

"Padahal aku ingin pulang bareng, tapi ya sudah mungkin besok-besok lagi." Balas Elena sambil berlalu pergi dari hadapan kedua pria itu.

Ethan tidak meresponnya lagi. Itu tidak lebih dari sebuah angin lalu yang dibiarkannya lewat.

Kemudian Ethan dan Sebastian kembali melihat CCTV ulang, siapa tahu ada yang terlewat oleh mereka. Ibu Dewi sudah mereka hubungi dan memberikan informasi benar tentang titik posisi mereka berpisah. Setelah itu Lala masih terlihat berjalan menuju tempat parkir sebelum menghilang.

Tidak ada juga satu pun mobil yang keluar di area parkir yang bertepatan dengan menghilangnya Lala.

"Apa Lala masih ada di sini?" tanya Ethan dengan mata yang terus melihat layar CCTV. Hal sekecil apapun jangan sampai lolos dari penglihatannya.

"Ada kemungkinannya, Tuan Ethan." Sahut Sebastian ikut fokus pada CCTV.

Sementara itu baru saja Elena tiba di rumah, Grandma menyambutnya hangat di meja makan.Di sana ada juga Sam yang sedang asyik memainkan laptopnya.

"Kau sudah pulang, Elena?."

"Iya, Grandma. Jalanan tidak terlalu macet."

"Hai, Sam." Elena duduk di depan Sam.

"Hai." Sam mengangkat wajahnya sebentar lalu kembali pada layar laptop lagi.

"Mana Ethan?." Tanya Grandma pada Elena.

"Masih di kantor, mungkin sampai pagi di sana."

"Lala juga belum pulang?."

"Kalau itu aku tidak tahu, Grandma."

"Grandma sudah menghubunginya namun tidak aktif."

Elena mengangkat bahunya tinggi-tinggi, benar-benar tidak tahu keberadaan Lala.

"Coba Grandma hubungi Uncle Ethan.". Saran Sam sambil menutup laptopnya.

"Iya." Grandma segera menghubungi nomer Ethan dan langsung terhubung.

Ethan pun harus berbohong dengan mengatakan kalau Lala bersamanya di kantor. Membantu pekerjaannya yang masih sangat banyak. Grandma pun percaya dan mengakhiri sambungan teleponnya.

"Sekarang Grandma sudah tenang, Lala ada bersama Ethan." Kata Grandma memberitahu Elena dan Sam.

Makan malam pun usai, Grandma lebih dulu masuk ke kamar. Meninggalkan Elena yang masih duduk di ruang tengah bersama Sam.

"Kau tidur di sini, Sam?."

"Hmmm" jawab Sam hanya berdehem.

"Kau tidak ingin memiliki kekasih lagi?."

"Belum, aku hanya ingin fokus menyelesaikan kuliah."

Elena menggeser bokongnya hingga kini sangat dekat dengan Sam.

"Apa kau belum melupakan aku?." Tanya Elena sangat menggoda tepat pada telinga Sam.

Sam menoleh dan wajah mereka hanya berjarak beberapa centi meter saja. Memang Sam masih menyimpan perasaannya terhadap Elena. Karena bagaimana pun Elena merupakan cinta pertamanya. Walau usia mereka terpaut 6 tahun lebih muda Sam.

Itu lah cintanya Sam terhadap Elena.

Jarak keduanya semakin dekat dan entah siapa yang memulai lebih dulu, kini bibir mereka saling menempel satu sama lain. Sam mencium Elena penuh dengan perasaan cintanya, namun berbeda dengan Elena yang hanya merasakan gairah yang belum tersalurkan.

.....

Sepasang mata baru terbuka setelah beberapa jam lamanya terpejam karena pengaruh obat bius yang dihirupnya. Tidak ada satu pun cahaya yang dapat dilihatnya, sampai-sampai Lala tidak tahu keberadaannya saat ini ada di mana. Masih sore kah atau sudah malam atau mungkin sudah pagi pun Lala tidak mengetahuinya.

"Tuan Ethan" gumam Lala sambil memegangi kepala.

Bukan hanya kepalanya yang terasa berat karena pusing, perutnya pun terasa sangat lapar. Tubuhnya terasa lemas. Keringat juga mulai bercucuran.

Lala berusaha mengulurkan tanganya, mencari sesuatu yang bisa dipegangnya sebagai tumpuan. Hingga tanganya menyentuh dinding tembok.

Dengan tubuh gemetar Lala berusaha bangkit, menyusuri setiap jengkal dinding tembok, berharap menemukan pintunya atau saklar untuk menghidupkan lampu.

"Tuan Ethan, tolong Lala." Gumamnya begitu lirih, Lala tidak memiliki tenaga untuk berteriak kencang. Cukup lama Lala berjalan hingga tangannya memegang handle pintu.

"Pintu" Lala merasa ada harapan untuk segera keluar dari tempat yang tidak diketahuinya juga.

Dor Dor Dor

Dengan tenaga yang tersisa Lala menggedor pintu tersebut. Berulang kali menggedornya namun tidak ada yang datang menolongnya. Lala pun ambruk di atas lantai dengan tangan yang terus menggedor pelan pintunya.

"Tolong...tolong...tolong..." Lala mulai menangis. Namun nyatanya suara tangisannya tidak sanggup menolongnya keluar dari tempat itu.

"Tuan Ethan."

"Lala!!" Ethan yang tertidur sepersekian detik itu tersentak karena merasa Lala sedang membutuhkan pertolongannya.

Ethan mengusap wajahnya kasar, melihat ke sekeliling namun Lala tidak ada. Sebastian juga yang sedari tadi duduk di depan CCTV entah menghilang kemana.

"Lala, kamu di mana?." Ethan berjalan keluar menuju ke area parkiran. Ternyata di sana juga sudah ada Sebastian yang seperti mencari sesuatu.

"Kau menemukan sesuatu?." Tanya Ethan menghampiri Sebastian.

"Entah lah, Tuan Ethan. Aku cek tidak ada." Ucap Sebastian menjauh dari ruangan yang beberapa menit lalu didatanginya.

Ethan mengangguk sambil mengedarkan pandangannya ke tempat dimana Lala menghilang.

Keesokan paginya...

Ibu Dewi yang baru sampai di kantor berpapasan dengan Sebastian yang akan menuju ruangan Ethan sambil membawa makanan dan minuman.

"Selamat pagi, Pak Sebastian." Sapa Ibu Dewi sopan.

"Selamat pagi." Sebastian menghentikan langkahnya.

"Oh iya, Pak Sebastian. Maaf mau tanya." Sebastian mengangguk mengizinkan.

"Apa terjadi sesuatu dengan Lala?."

"Dari kemarin Lala belum ada pulang, aku masih mencarinya."

"Iya, Pak Sebastian. Semoga saja Lala bisa secepatnya pulang."

"Itu yang sangat diharapkan." Ucap Sebastian kemudian pamit undur diri dari hadapan Ibu Dewi.

Ibu Dewi juga melanjutkan perjalanannya menuju ruangan OB. Pikiran Ibu Dewi juga tidak lepas dari Lala. Tidak mungkin Lala bisa pergi jauh, tapi kemana perginya Lala?.

Lala yang belum ada kabar sampai pagi ini ternyata sudah sampai ke telinga Ibu Yanti juga. Dia pun merasa heran kenapa Lala bisa sampai tidak pulang.

"Oh iya, Wi. Semua dokumen yang sudah di arsip ada di gudang ya?."

"Iya, Bu. Sudah lama ada di gudang."

"Kuncinya siapa yang megang?."

"Kalau tidak salah yang terakhir megang ya, Lala, Bu."

"Waduh, bagaimana ini?. Coba kamu cari dulu di loker Lala." Ibu Yanti juga membantu mencari di beberapa laci yang ada di ruangan.

"Iya, Bu" Ibu Dewi segara menggeledah loker Lala yang hanya di isi oleh seragam Lala saja.

"Tidak ada, Bu."

"Iya, di sini juga tidak ada. Ya udah nanti minta tolong Maintenance untuk membuka kuncinya."

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kalo yang nyekap si Elena apa iya, kan dia baru di kantor itu,,,

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

Lala dikunci di gudang

2024-04-09

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!