Bab 8 Lala, Si OB Lugu

Grandma Sierra yang mengantar Lala sampai rumah, cukup kaget saat tahu kalau rumah yang dulu dibelikannya untuk Lala dimiliki orang lain. Lala hanya menempati sebagian kecil rumah tersebut. Merasa ada yang tidak adil terhadap Lala, maka Grandma turun tangan sendiri dengan bicara pada Rizal dan Mama nya tanpa ditemani Lala dan Ethan.

"Bagaimana bisa rumah ini atas nama kalian?."

"Lala sendiri yang memberikannya pada kami karena kami sudah sangat baik pada Lala sewaktu orang tuanya masih ada dan sakit-sakitan."

"Ok, kalau itu benar. Tapi kalau sampai aku tahu kalian menipu Lala. Kalian akan berurusan dengan pihak berwajib."

"Jangan begitu, Nyonya!." Rizal sangat tidak mau jikalau hal itu sampai terjadi. Pekerjaannya akan menjadi pertaruhannya. Sementara dia bekerja keras supaya dapat menikahi Lala kalau Lala sudah berumur 19 atau 20 tahun. Dia pun pasti sudah memiliki banyak tabungan.

Mama Yanti hanya menunduk dengan perasaan takut. Karena sebenarnya mereka mendapatkan rumah itu dengan cara menipu Lala. Meminta Lala menandatangani surat kosong yang kemudian digunakan untuk mengambil alih rumah Lala.

"Aku tidak akan mempersulit hidup kalian asalkan bicara jujur padaku."

"Baik Nyonya, aku akan bicara jujur." Akhirnya Mama Yanti bicara dan mengatakan yang sebenarnya tanpa ada yang ditutupinya lagi.

Kini Rizal yang tertunduk lesu, kesempatannya untuk memperistri Lala sudah hilang karena kejadian ini. Pasti setelah ini Lala akan sangat membencinya.

"Ok, karena aku sudah tidak berminat lagi pada rumah ini. Kalian harus membayar penuh rumah ini karena Lala akan aku bawa pergi malam ini juga."

"Tapi Nyonya, bagaimana kami bisa membayar rumah ini dengan uang sebanyak itu?." Tanya Mama Yanti sudah berurai air mata.

"Kau bisa menyicilnya ke nomor rekening itu.". Selembar kertas kecil bertuliskan no rek dari Grandma.

"Baik, Nyonya Sierra. Terima kasih."

Sedangkan di dalam mobil, Ethan dan Lala sama-sama terdiam menunggu Grandma yang sedang bicara di dalam rumah.

"La..." panggil Ethan menoleh ke arah Lala setelah terdiam beberapa lama.

"Iya, Tuan Ethan." Sahut Lala menoleh.

"Apa sekarang jantung kau berdebar kencang?." Tanya Ethan sambil memegangi jantungnya sendiri.

Lala pun mengikuti Ethan, memegangi dadanya yang berdetak normal seperti biasa. Lalu Lala pun menggeleng sebagai jawaban dengan tangan masih pada dada.

"Apa kau yakin?. Coba dengar dan rasakan baik-baik."

"Yakin" sahut Lala cepat.

"Jangan terlalu cepat menjawab, La. Coba kau rasakan lagi, lebih kau rasakan lagi." Paksa Ethan tanpa sadar.

"Lala yakin, coba aja Tuan Ethan pegang sendiri dada Lala kalau tidak percaya." Dengan wajah polosnya Lala memajukan dadanya yang masih dipegangnya.

Ethan menelan ludahnya kasar, bagaimana pun Lala seorang wanita yang mampu membangunkan benda sensitifnya.

"La, apa kau yakin aku boleh meletakkan tanganku di sana?." Tunjuk Ethan pada dada Lala.

"Hmmm" Lala mengangguk.

Kemudian menurunkan tanganya supaya Tuan nya bisa merasakan jantungnya berdetak normal.

Ujian tersendiri bagi Ethan untuk melakukannya.

Karena sebenarnya, Ethan sangat percaya dengan apa yang dikatakan Lala. Mungkin Lala termasuk orang yang akan sangat lambat dalam jatuh cinta kalau bukan pria nya yang bekerja keras menunjukkan cinta itu sendiri.

Tatapan keduanya sangat intens, semakin lama semakin dalam mengunci. Ethan seolah berusaha menghipnotis Lala dengan wajah rupawannya. Dan berhasil saat tanpa Lala sadari kini tangan Ethan sudah bertengger pada dada Lala yang memang berdetak normal. Justru kerja jantungnya sendiri yang semakin bermasalah. Wajah dan sikap lugu Lala yang menarik Ethan semakin dalam pada perasaannya.

"Sekarang Tuan Ethan percaya?."

"Hmmm" Ethan menurunkan tangannya. Kemudian meraih tangan Lala, membawanya naik sampai ditaruh pada dadanya yang semakin kencang bertalu-talu.

Tangan dingin Lala dapat merasakan debaran jantung Tuan nya. Lala yang tidak mengerti kenapa bisa begitu, langsung bertanya pada si pemilik jantungnya.

"Kenapa berisik sekali di dalam dada Tuan Ethan?."

"Itu karena kau, La."

"Lala kenapa? Dari tadi Lala di sini?. Tidak masuk ke dalam dada Tuan Ethan."

Ethan tersenyum lalu mengusap pipi kanan Lala dengan punggung jari telunjuknya.

"Karena keberadaan kita yang cukup dekat, Lala. bukan berarti kamu harus masuk bertamu ke dalam hati ku, Lala. Paham?."

Lala mengangguk walau tidak sepenuhnya memahami ucapan Tuan nya. Kemudian menurunkan tanganya. Keduanya kembali duduk secara normal. Bertepatan dengan itu Grandma datang menghampiri.

"Ada apa, Grandma?." Tanya Ethan setelah menurunkan kaca mobil.

"Segera kemasi semua barang-barang kamu, Nurmala. Kamu akan tinggal di rumah bersama kami."

"Tapi, kenapa Nyonya Sierra?."

"Nanti di rumah aku jelaskan. Ethan kau bantu Nurmala berkemas."

"Iya, Grandma."

Ethan dan Lala keluar dari mobil, segera masuk ke dalam rumah lalu mengambil beberapa kebutuhan Lala yang memang terbilang sedikit.

.....

Setibanya di rumah, Grandma langsung menjelaskan semuanya pada Lala. Bisa dikatakan kalau saat ini Lala tidak memiliki tempat tinggal lagi. Sebagai gantinya Lala akan tinggal di rumah Ethan.

Lala tidak marah atas tindakan Rizal dan Mama nya. Merasa sedih juga enggak karena setidaknya dia masih memiliki pekerjaan dan sedikit tabungan.

Menerima perintah Grandma Sierra juga tidak, karena Lala tidak ingin merepotkan siapa-siapa lagi. Lala harus bisa berdiri sendiri dan mandiri atas kebutuhan hidupnya. Bantuan dari keluarga Tuan nya sudah sangat lebih daripada cukup.

"Terima kasih sebelumnya, Nyonya Sierra. Tapi Lala kan sudah ada pekerjaan. Bagaimana kalau Lala mengontrak saja?."

"Jangan! Untuk apa kau ngontrak? Kalau ada rumah nyaman bisa kau tinggali." Justru malah Ethan yang tidak setuju dengan rencana Lala yang kini akan hidup di luar seorang diri. Dengan segala kepolosan dan keluguannya, bisa-bisa Lala abis oleh pria-pria tidak bertanggung jawab.

Grandma pun sangat setuju dengan Ethan, pengecualian diberikan hanya untuk Lala seseorang. Tinggal bersama mereka di rumah megah yang telah dibangun Ethan. Lala telah bertaruh nyawa untuknya dengan sangat tulus tanpa pamrih, selamanya tidak akan pernah bisa Grandma bayar dengan uang nominal berapa pun.

"Hidup di luar sangat tidak aman untuk anak gadis sebaik kamu. Rizal dan Mama nya menjadi salah satu contohnya. Orang baik dan tulus seperti kamu akan banyak dimanfaatkan orang untuk kepentingan mereka sendiri."Jelas Grandma panjang lebar. Memberikan sedikit gambaran kalau Lala hidup di luar sana. Pastinya akan berbeda dengan tinggal di rumah mereka yang akan terlindungi.

Lala terdiam, memikirkan apa yang dikatakan Grandma Sierra. Namun hatinya kecilnya masih menolak kebaikan mereka lagi. Bukan karena apa-apa, hanya tidak enak hati harus selalu berlindung di bawah mereka yang membantunya.

"Lagi pula kamu berangkat dan pulang kerja bisa bareng sama Ethan. Sudah bisa dipastikan kalau itu akan aman. Tolong jangan menolak niat baik ini, Nurmala. Anggap saja kami sebagai keluarga kamu." Tutur Grandma Sierra lagi.

Bersambung...

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

walo si grandma baik ke Lala, tapi kalo dijadikan istri sama si Ethan dia setuju ga tuh,,,

2024-05-06

1

Atik Marwati

Atik Marwati

grandma baik sekali...

2024-04-06

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!