Bab 13 Lala, Si OB Lugu

Sampai di tempat tidur pun Ethan masih terjaga karena terus memikirkan Lala yang sepertinya sudah masuk ke alam mimpi. Tak terhitung lagi ketukan Ethan pada pintu kamar Lala namun tidak ada jawaban sama sekali.

Laura, wanita yang pernah sangat dicintainya kini tergeser keberadaannya karena sosok Lala. Entah sejak kapan pastinya, namun yang pasti Lala yang menempati hatinya saat ini.

Sekarang waktu menujukkan sudah hampir pagi, kedua mata Ethan masih terjaga. Pun dengan pendengarannya.

Ethan segara berlari ke luar saat mendengar pintu kamar Lala terbuka. Benar saja, Ethan melihat punggung Lala yang menghilang ke arah dapur. Ethan menyelinap masuk ke dalam kamar Lala yang tidak di kunci. Dia mengamati kamar yang berantakan. Pikiran Ethan sudah tidak pada tempatnya. Dia membayangkan yang enak-enak bersama Lala.

Ethan tidak sempat bersembunyi ketika Lala membuka pintu dan gadis kecil itu hampir saja berteriak kalau tidak segera Ethan menutup mulut Lala dengan tangannya.

Kenapa tidak menggunakan bibir saja, Ethan?.

"Jangan teriak, aku bukan maling."

Lala mengangguk mengiyakan.

"Hah...hah...hah..." Kemudian Lala mengatur nafas setelah bekapan tangan Tuan nya terlepas.

"Ada apa kemari?." Tanya Lala mengambil jarak dengan duduk di sofa.

"Aku ingin bicara tapi semalam kau sudah tidur."

"Oh."

"Hanya oh saja."

"Lalu Lala harus bagaimana?."

"Kau kehilangan aku tidak? satu harian kemarin tidak bertemu denganku."

Lala menggeleng sebagai jawaban.

"Yang benar?."

"Iya." Jawab Lala singkat.

Lalu Ethan menghampiri dan duduk tepat di samping Lala, sampai-sampai tubuh mereka berdempetan.

"Kenapa Tuan Ethan dekat-dekat? Sofa nya kan masih luas." Lala berusaha bangkit berdiri guna menjauh. Namun tangkapan tangan Ethan begitu cepat pada pergelangan tangan Lala. Lalu menariknya hingga Lala jatuh pada pangkuannya dengan posisi menyamping.

Segera Ethan mengikat Lala dengan kedua tanganya sampai tidak berkutik.

Deg

Deg

Deg

Detak jantung keduanya saling berkejaran dan saling bersahutan.

Kepala Lala tertunduk, menyembunyikan wajah bersemu merah yang dirasakannya. Entah kenapa Lala merasa malu dengan posisi mereka yang lebih dari pada yang sebelumnya.

Ethan tersenyum sambil mengangkat dagu Lala, lalu menghadapkan ke arah wajahnya.

"Kedua pipi kau kenapa, La? Kenapa merah seperti buah cerry?." Goda Ethan sambil menempel hidungnya pada pipi kanan Lala.

Lala menggerakkan kepalanya, berharap rambutnya yang tergarai bisa menutupi pipinya yang memerah.

"Mana ada pipi Lala merah?."

"Merah La, sangat merah malahan seperti kepiting rebus saja."

"Ah, Tuan Ethan mengarang bebas."

Lala menggerakkan tubuhnya guna lepas dari pelukan Tuan Ethan nya. Bukannya lepas justru Lala merasakan sesuatu yang bergerak-gerak di bawah bokongnya.

"Itu apa, Tuan Ethan?." Refleks kedua tangan Lala melingkar pada leher Tuan nya ketika tubuhnya merasa mau terjatuh.

Karena Ethan sendiri tidak nyaman dengan batangnya yang terus bergerak mengeras yang nantinya akan meminta penuntasan. Makanya lebih baik melepaskan dekapannya pada tubuh Lala.

Eh...sekarang malah Lala yang tidak mau turun dari posisinya dengan melingkarkan kedua tanganya.

Keduanya saling menatap wajah lawannya. Fokus Ethan hanya pada bibir Lala yang tipis berwarna merah jambu. Sedangkan Lala sangat fokus pada mata Ethan yang menenangkan.

"Kau jangan pedulikan yang bergerak, La." Ucap Ethan berusaha menutupi ketidaknyamanannya.

"Tapi itu apa?." Tanya Lala sangat penasaran.

"Apa kau mau tahu?." Tanya balik Ethan sangat serius.

Lala mengangguk sambil menunjukkan keseriusannya.

"Ok, tapi kau harus janji dulu" Lala hanya mengangguk. "Kau tidak akan berteriak atau lari." Lalu Lala menggelengkan kepalanya.

Ethan mengangkat tubuh Lala lalu menurunkannya. Kemudian Ethan mengambil jarak, berdiri di dekat pintu supaya Lala bisa melihat jelas keperkasaannya.

Dengan wajah polosnya Lala begitu santai melihat sekaligus menikmati setiap detik perjuangan seorang Tuan nya. Yang sedang ingin menujukkan apa yang bergerak mengenai bokongnya.

Ethan menelan ludahnya kasar, ternyata jauh lebih mudah menurunkan celananya di depan wanita dewasa yang sudah terbiasa. Ketimbang pada Lala yang belum tahu apa-apa dan entah akan seperti apa reaksinya nanti.

Tangan Ethan pun gemetar, panas dingin, menjadi kurang percaya diri, merasa seperti orang bodoh dan gila dihadapan seorang anak SD. Memegangi celana yang akan dilepasnya.

Sayangnya dan bersyukurnya kegilaan Ethan pagi itu harus terhenti karena suara Grandma dari luar kamar yang memanggil nama Lala berulang kali.

"La...Lala...bangun La. Lala..."

"Grandma" ucap Lala dan Ethan bersamaan. Ethan segara masuk ke dalam kamar mandi sebelum Lala membuka pintu untuk Grandma.

"Iya, Grandma Ma. Lala udah bangun." Lala membuka pintu sambil mengucek mata.

"Kita ke pasar tradisional yuk! Di sana banyak sayuran dan ikan segar. Grandma sekalian mau jalan-jalan pagi."

"Iya, Grandma. Lala siap-siap dulu ya."

"Ok, Grandma tunggu di meja makan ya."

"Ok, Grandma."

Lala segera mengganti pakaian dan langsung menyusul Grandma. Ethan pun bisa bernafas lega dan segera kembali ke kamarnya.

Ethan melepaskan pakaiannya, hanya menyisakan boxer saja. Dia berjalan ke arah kamar mandi guna mendinginkan batangnya yang semakin tegang mengeras.

Di bawah guyuran air shower, Ethan merasa cukup rileks. Rasa yang menyiksanya telah berakhir. Namun Ethan tidak menyadari kalau ada bahaya yang sejak tadi mengintainya. Hingga Ethan benar-benar merasakan sebuah tangan yang melingkar pada pinggang dengan tubuh mereka yang menempel.

Secepat kilat Ethan balik badan sambil menyingkirkan tangan dari pinggangnya.

"Kau?."

"Ya, ini aku."

Elena memberikan sebuah kejutan pada Ethan dengan ikut mandi bersama tanpa busana. Sebagai laki-laki normal tentu saja pemandangan tubuh Elena sungguh menggoda di tengah rasa yang tadi sempat menyiksa. Namun Ethan sadar, tidak ingin terjebak dalam permainan wanita satu itu.

"Cepat keluar!" Ethan segara mematikan shower dan meraih handuk lalu dilemparkan pada tubuh Elena.

Akan tetapi dengan sengaja Elena menjatuhkan handuk tersebut. Kemudian melangkah mendekati Ethan.

"Aku tahu kau pernah merasakannya bersama Laura. Dan itu sudah sangat lama, pastinya sekarang kau menginginkan hal yang sama. Aku rela menjadi pengganti Laura." Ucap Elena penuh percaya diri.

"Cih! Dasar wanita murahan. Sekarang kau keluar biak-baik atau aku seret?." Ancam Ethan tidak main-main.

Ethan tidak habis pikir, bagaimana Sam bisa jatuh cinta pada wanita seperti Elena.

"Ethan, kau menolakku? Bahkan aku tidak pernah melakukan bersama Sam. Karena yang aku inginkan hanya kau. Setiap malam aku selalu bermimpi kita berbagi tempat tidur dan..."

"Cukup!!!." tanpa pikir panjang lagi Ethan langsung menarik tangan Elena dan mengeluarkan dari kamar mandi.

"Jangan memancing amarahku lagi, cepat keluar dari kamarku!!." Bentak Ethan menatap benci pada wanita itu.

"Kau akan menyesal telah mengabaikan aku" Elena segera memungut pakaiannya dan keluar dengan wajah penuh amarah.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

perempuan seperti apa aslinya si Elena ini, apa cuma sama Ethan aja dia seperti itu,,,

2024-05-06

0

Atik Marwati

Atik Marwati

CK...CK..CK... elena kamu kok gitu sih

2024-04-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!