Bab 19 Lala, Si OB Lugu

Kecupan singkat pada bibir Lala meninggalkan sejuta rasa yang baru datang menyapa Lala begitu pun bagi Ethan walau ini bukan yang pertama kalinya. Rasa yang sama-sama mereka rasakan harus segera berakhir bersamaan pintu ruangan Lala yang terbuka lebar. Ternyata Grandma yang datang dengan sejuta khawatirannya terhadap Lala.

"Apa yang terjadi, Lala? Kenapa bisa kamu bisa ada di gudang dan tidak sadarkan diri? Bagaimana caranya? Siapa yang yang melakukan itu padamu? Apa kamu ada yang menyekap? Kamu tahu enggak siapa orangnya? Kalau tidak, Ethan harus segera menemukan siapa pelakunya."

Ethan segera bangkit dan merapikan jas, kemudian menyambut uluran tangan Grandma hendak meraih tangan Lala.

"Pasti, Grandma. Secepatnya aku akan menemukan siapa pelakunya." Grandma sudah duduk sambil mengelus lengan Lala.

"Kamu sudah lebih baik kan?."

"Iya, Grandma" Jawab Lala sambil mengangguk.

"Kalau ada yang sakit beritahu dokter segera, supaya dapat ditangani dengan biak."

"Iya, Grandma." Lala begitu sangat senang menerima perhatian dari Grandma yang terlihat begitu sayang padanya. Lala merasa tidak sebatang kara lagi setelah bertamu dengan Grandma dan Tuan nya.

Ethan segara mengirim pesan pada Sebastian yang saat ini berada di kantor.

Grandma yang begitu setia menemani Lala membuat Ethan tidak leluasa menujukkan perhatian dan perasaannya terhadap Lala setelah kecupan singkat tadi. Fokus Ethan terus saja tertuju pada bibir Lala yang secepat kilat dirasakannya namun sangat membekas dan kini ingin mengulangnya lagi.

"Kau kembali saja ke kantor, Lala biar sama Grandma." Kata Grandma sambil menatap wajah Ethan yang sedang fokus menatap Lala.

"Ah, iya Grandma. Pekerjaan ku hari ini tidak terlalu banyak. Sebastian juga bisa menghandle nya. Lebih baik Grandma yang pulang saja, biar aku yang menunggui Lala. Aku bisa menjaganya sambil bekerja, sebentar lagi Sebastian ke sini mengantar pekerjaan buat besok." Sahut Ethan panjang lebar.

Grandma menatap intens sang cucu yang kini terlihat jelas menujukkan perhatiannya terhadap Lala. Binar pada kedua mata Ethan tampak jelas menaruh rasa terhadap gadis yang pernah menolongnya. Apa ada hal yang tidak diketahui olehnya antara Ethan dan Lala?. Karena Lala tidak menujukkan sikap yang sama seperti Ethan.

Kemudian Grandma tersenyum, "Kalau begitu, biar Lala sendiri yang tentukan. Mau Grandma atau kau yang menjaganya di sini?."

Tangan Lala meremas kuat selimut yang dipakainya. Tidak tahu harus menjawab apa dan memilih siapa diantara Grandma dan Tuan nya. Memilih Grandma, sudah pasti akan merepotkan wanita sepuh itu. Kalau memilih Tuan nya, Lala sangat takut kalau hal seperti tadi terulang lagi. Rasanya yang tadi saja masih menempel, apalagi nanti kalau ditambah. Bisa dipastikan Lala akan terus mengingatnya.

"Bagaimana, Lala?." Tanya Ethan.

"Grandma" dengan cepat Lala menjawabnya.

"Lala!!!" geram Ethan sambil menatap tajam Lala.

Lala hanya diam menundukkan kepalanya.

"He...he...he..." Grandma tertawa senang karena sudah berhasil mengerjai Ethan. Padahal sebenarnya Grandma tidak bisa menginap menemani Lala sebab malam ini Grandma mau menemui seseorang.

.....

Ethan sudah berganti pakaian santai yang dibawakan Sebastian sekalian dengan pekerjaannya. Wajah tampan dan seri Ethan sanggup memanah Lala tepat pada jantung hatinya.

Debar-debar jantung Lala kian jelas bisa didengarnya terhadap Tuan Ethan. Hingga tanpa sadar Tuan nya sudah duduk dengan jarak yang sangat dekat.

"Apa yang kamu lamunkan? Kecupan tadi kah?. Masih mau?." Tanya Ethan setengah berbisik di telinga Lala. Sampai-sampai Lala menoleh dengan mata yang melebar.

"Tadi itu ciuman pertama kamu kan?."

Lala mengangguk lalu kemudian menunduk malu.

Ethan menarik dagu Lala supaya wajah mereka berhadapan. Jari Ethan merapikan rambut Lala yang sebagian menutupi wajahnya. Menyelipkannya di balik daun telinga.

"Hati mu berdebar kencang lagi?."

Lala mengangguk sambil memberanikan diri menatap manik Tuan nya.

"Selalu berdebar kencang saat kita dekat seperti ini?."

Lagi, Lala hanya mengangguk.

"Kamu bahagia saat bersama ku?."

Dan lagi, Lala hanya mengangguk.

"Saat aku cium pun?."

Cup

Belum sempat Lala merespon pertanyaan Ethan, bibirnya kembali menyatu dengan bibir Tuan nya. Ah bisa-bisa Lala lama di rumah sakitnya. Kerja jantungnya semakin tidak keruan dikarenakan bibir mereka yang masih menempel. Kedua mata Lala masih terbuka sempurna, beradu pandang dengan mata Tuan nya.

Perlahan tangan Lala meremas ujung t-shirt yang dikenakan Tuan nya ketika bibir Tuan Ethan perlahan bergerak lembut di atas permukaan bibir bawahnya. Kedua mata yang tadi terbuka kini perlahan menutup bersamaan dengan gelombang besar yang menghantam tubuh Lala. Hal pertama yang tidak akan pernah sanggup Lala lupakan seumur hidupnya.

Begitu juga dengan Ethan. Mengikuti gerakan mata Lala yang sudah tertutup sempurna. Memperdalam ciumannya terhadap Lala yang tidak meresponnya.

Meninggalkan sejenak mereka yang sedang berciuman, kini Grandma sudah berada di tempat orang yang ditemuinya.

Grandma melihat seorang wanita yang duduk lemas tidak berdaya di atas kursi roda sambil memegangi sebuah bingkai foto. Walau tidak terlihat foto siapa yang sedang dipeluknya erat namun Grandma sangat bisa menebaknya. Sudah sejak lama wanita itu duduk di kursi roda, hampir semua aktivitasnya sangat bergantung pada benda tersebut. Karena tidak bisa menggerakkan kedua kakinya karena kecelakaan.

"Padahal Ethan sangat terpukul dengan kepergian Laura saat itu."

"Aku pun bisa apa kalau Laura memutuskan untuk pergi dari hidup Ethan karena kondisinya. Aku sudah habis-habisan untuk menyembuhkan Laura namun sepertinya aku sudah menyerah dan tidak bisa melanjutkan pengobatan lagi karena hasilnya sama saja. Tidak ada perubahan sama sekali."

"Apa Laura tidak memiliki keinginan untuk sembuh?."

"Mungkin Ethan bisa menjadi penyemangatnya. Makanya aku meminta Grandma untuk datang dan menjenguk Laura. Aku tahu sampai sekarang belum ada wanita yang bisa menggantikan Luara, jadi harapan itu masih ada untuk Laura kembali pada Ethan. Aku ingin Luara bahagia."

Grandma mengangguk lalu menarik nafas.

"Kapan kau akan membawa Laura menemui Ethan?."

"Secepatnya, itu akan lebih baik bagi kesembuhan Luara."

"Iya, itu lebih baik sebelum semuanya terlambat." Sahut Grandma bernada pelan diakhir kalimatnya. Namun Nadia masih jelas mendengarnya.

"Terlambat kenapa?." Nadia sangat penasaran.

"Ya, kita sama-sama tahu kalau Ethan belum memiliki wanita lain sebagai pengganti Laura. Tapi kan kita tidak tahu, mungkin saja saat ini Ethan sudah memiliki seseorang yang belum di publikasinya." Secara tidak langsung Grandma memberikan warning pada Nadia tentang sosok wanita lain.

"Iya, hal itu bisa saja terjadi. Tapi aku yakin kalau hati Ethan masih milik Laura."

"Hmmm....semoga saja."

Kita kembali lagi pada Ethan dan Lala yang sedang menikmati manisnya madu perasaan mereka yang sedang meletup letup bahagia.

Ciuman Ethan harus berakhir karena gadis lugu itu kehabisan oksigen. Lala sendiri merasakan ada yang yanh berbeda pada bibirnya. Terasa jauh lebih tebal dari biasanya.

"Kamu menyukainya?."

Seketika wajah Lala memerah lantaran pertanyaan Ethan yang membuatnya sangat malu. Walau belum bisa membalas, akan tetapi Lala sangat menikmatinya.

Bersambung...

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘

Mohon maaf lahir bathin ya...🙏🙏

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah si Laura kecelakaan apa yah, ko si grandma tahu dan Ethan ngga,,,

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!