CINTA KOK BEGITU

CINTA KOK BEGITU

Dewa Angkasa

Seorang pemuda tersadar, ketika wajahnya begitu dingin. Sebab rintik hujan sudah mulai turun. Dan air hujan itu mengenai wajahnya. Sayup sayup terdengar binatang malam mulai bersahutan. Dan disinilah seorang pemuda bernama Dewa Angkasa di buang oleh seseorang yg telah membiusnya. Sebuah Hutan yg sangat rimbun dan lebat. Entah berada di daerah mana saat ini.

" Aku masih hidup ternyata. Dan bagaimana bisa aku berada disini..." Kata Dewa Lirih

Kemudian pemuda bernama Dewa tersebut berusaha untuk bangkit dari tanah saat ini. Kemudian mencari sandaran sebuah pohon di sebelahnya. Sesaat Dewa merenung atas apa yg terjadi pada dirinya. Hingga sampai di tempat ini.

Suasana hutan begitu gelap. Hal itu membuat Dewa bergidik, karena memang belum pernah berada di tengah hutan, apalagi sendirian. Dewa merasakan jika kakinya terluka. Darah kering telah menodai pakaiannya. Sesaat ia termenung kembali. Ia ingat ketika sebelumnya berada di sebuah pesta di Hotel kota Jakarta. Dewa saat itu minum jus buah yg disediakan oleh temannya. Namun setelah itu ia tak sadarkan diri.

Dewa memang tampan. Tubuhnya atletis karena sering bermain Volly serta mempunyai hobi berenang. Tinggi badannya 185 cm. Berkulit bersih, kuning langsat. Rambutnya sedikit bergelombang. Bahkan seringkali dibiarkan panjang. Namun hanya menutupi telinga dan mata.

Penampilan Dewa sangatlah sederhana. Ia seringkali menutupi jati dirinya. Serta menutupi ketampanannya. Dengan berpakaian sederhana dan menggunakan kacamata sedikit tebal, agar terlihat cupu.

Saat ini Dewa baru naik ke kelas 12. Karena usia Dewa baru 17 tahun lebih 5 bulan. Sebenarnya Dewa adalah anak yg cerdas. Bahkan sebenarnya ia bisa lompat kelas dengan mudah. Namun ia tidak ingin melewatkan masa remajanya ketika berada dibangku SMA seperti saat ini.

Kejadian sebelumnya adalah dewa menghadiri acara ulang tahun teman sekolahnya di sebuah hotel. Dewa tidak menyangka jika kedatangannya di ikuti oleh salah satu musuh bebuyutan orang tuanya. Karena Dewa sempat mencurigai, jika salah satu teman sekolahnya adalah kaki tangan dari musuh orang tuanya tersebut.

Dewa sebenarnya mempunyai sahabat yg selalu bersama disaat pulang dari sekolahnya. Namun ketika acara tersebut ia tidak bersama sahabatnya. Sahabatnya bernama Roy. Roy sendiri tidak mengikuti acara tersebut. Selain tidak mendapat undangan, juga karena dianggap orang tidak penting di sekolahnya. Terlebih Roy adalah orang sibuk bekerja setelah sekolah selesai. Roy kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta ayah dan adiknya. Dan Dewa sering membantu Roy. Begitu pula sebaliknya. Saat kejadian di hotel, Roy tidak tahu menahu, jika Dewa telah dicelakai oleh musuhnya.

Dewa mencoba berdiri karena hari semakin larut. Dewa sebenarnya takut berada ditempat asing, terlebih tidak ada kehidupan di tempat itu. Rintik hujan yg turun lama kelamaan menjadikan kepalanya basah. Dewa mampu untuk berdiri saat ini. Dan mencoba bergerak berjalan perlahan. Walaupun kakinya masih terasa sakit dan terluka. Dewa tetap berusaha untuk melangkah. Dewa mencari secercah cahaya yg memungkinkan untuk bisa keluar dari tempat itu.

Malam semakin dingin, Dewa menggigil dibuatnya. Rintik hujan sudah mulai berhenti perlahan. Dewa melangkahkan kakinya, tangannya mencoba untuk meraba raba ranting didepannya. Namun karena kondisinya masih lemas. Dewa seketika ambruk kembali.

" Haus, dimana ada air. Ahhh...kenapa hujannya berhenti..." kata Dewa lirih.

Dewa terduduk ditempat itu. Ia sudah tidak mampu berdiri kembali. Tangan dewa mencoba meraba raba sekitarnya. Tangannya masih gemetar. Ia masih terus mencari sesuatu, untuk mendapatkan apapun sekedar menghilangkan rasa dahaganya. Namun kosong, hanya dedaunan kering dan rerumputan yg ia dapatkan.

Mata Dewa semakin lama semakin redup. Dan Dewa kembali terbaring lemah.

" Apa ini efek obat bius atau obat yg aku minum ya...?" batin Dewa.

Semakin lama semakin tertutup matanya dan ambruk tak sadarkan diri.

Kicau burung bersahutan menyambut pagi. Walaupun hari masih terlihat gelap. Namun langit sudah mulai membuka terang, walaupun berselimut awan. Saat ini masih sangat pagi. Sehingga suasana ditempat Dewa masih terlihat gelap. Kabut pagi menyelimuti perlahan tempat itu. Dewa perlahan mengerjapkan matanya. Perlahan, tangan Dewa berusaha untuk gerak. Kemudian kaki dan bagian tubuh lainnya. Dewa menggigil, karena pakaiannya sudah basah oleh embun pagi.

Dewa berusaha kembali bangkit berdiri. Tangan dewa meraih pepohonan disekitarnya. Sehingga saat ini bisa tegak berdiri, walau masih gemetar. Dalam pendengarannya, suara deru ombak terdengar lirih. Dewa pun termenung.

" Dimanakah ini berada...?" kata Dewa. Yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.

" Hutan, ombak...?"

" Apakah aku memang dibuang ke tempat yg jauh seperti ini...?" lirih kata Dewa.

Dewa pun perlahan berjalan. Yg ia inginkan hanyalah air untuk minum. Karena dari sejak berada di tempat ini, ia belum minum sama sekali. Membuat kerongkongannya begitu kering.

Lambat laun , langit terbuka. Membuat jalan setapak tampak terlihat oleh mata Dewa. Dan Dewa pun melangkahkan kakinya melewati setapak jalan yg sedikit tertutup oleh semak belukar.

" Sepertinya belum lama ada yg lewat tempat ini. Karena ranting dan semak ini seperti sebagai tanda..." kata Dewa lirih.

Dewa kembali melangkah melalui tanda dari semak tersebut. Dan akhirnya terlihat tanah yg lapang. Dan diujung sana hamparan lautan luas. Namun lautan tampak berada di bawah.

" Mungkin di depan sana ada tebing yg tinggi..." Kembali Dewa berkata pada dirinya sendiri.

Dewa perlahan melangkah. Kali ini tangannya memegang perut dan lututnya untuk melangkah. Perut dewa seperti mual dan ingin muntah.

Sesaat Dewa tertegun, didepannya ada sosok wanita yg sedang berdiri memunggunginya. Tangan wanita itu mengelus kedua pipinya kanan dan kiri. Kemudian beralih ke muka dan kepala. Wanita itu seperti seorang gadis seusianya. Rambutnya tergerai panjang ter tepa angin laut yg melintas.

Dari belakang Dewa memperhatikan wanita itu. Wanita dengan pakaian kaos putih polos namun banyak sekali noda kotoran. Jaket wanita itu di ikat di pinggangnya. Dan celana pendek sebatas dengkul berwarna coklat melekat ditubuhnya. Sepatu kets pun masih terpasang dikakinya.

Didepan wanita itu ada setumpuk batu batuan dan beberapa daun-daunan yg mungkin sengaja dipetik. Dan beberapa bunga berserakan di kanan kirinya.

" Ehemm....!!"

Dewa mencoba berinteraksi. Dan wanita itupun sadar jika dibelakangnya ada yg sedang mengintai dirinya. Perlahan wanita itu berhenti dengan kegiatan menepuk pipinya. Dan perlahan juga wanita itu membalikkan badannya.

" Aaaaa.........!!!!!!!"

Dewa berteriak karena melihat wanita itu. Kedua pipinya besar. Hidungnya besar sebelah. Dan keningnya juga terdapat benjolan benjolan. Dan yg lebih membuatnya terkejut adalah mukanya yg berwarna hijau.

Nafas Dewa tak beraturan. Dewa shock setelah melihat wajah wanita itu. Padahal jika dari belakang tadi terlihat seperti wanita yg sexy dan cantik. Terlebih ketika melihat kaki wanita itu yg masih terlihat mulus. Namun setelah membalikkan badannya, Dewa melihat muka wanita itu sangat menakutkan.

Dewa terduduk kembali, nafasnya masih memburu. Dewa ingin lari, namun apa daya. Tenaganya sudah terkuras habis. Bahkan saat ini tenggorokannya sudah mengering karena kehausan. Sehingga teriakannya pun tidak terlalu keras. Bahkan suaranya sudah serak karenanya.

Dewa menutup mukanya, ia sangatlah ketakutan dibuatnya. Apalagi wanita itu perlahan mendekati dirinya. Dan tak lama kemudian tubuhnya lunglai dan membuatnya pingsan kembali.

Dewa tak sadarkan diri, tangan kirinya masih memegang perut. Dan tangan kanannya masih berada di wajahnya untuk menutup matanya.

Wanita itu kemudian mendekati dewa sambil geleng geleng kepala. Kedua tangannya kini berkacak pinggang. Tepat di depan Dewa.

" Cemen....!!"

" Sialan....!!!, goro goro dapurmu, aku di antup tawon...!"

( gara gara kamu, aku disengat lebah/tawon)

Kata wanita itu masih berkacak pinggang dan berdiri didepan tubuh Dewa ya pingsan kembali.

Terpopuler

Comments

puspa sari

puspa sari

owh, ternyata gara2 di sengat tawon maka hidung nya besar sebelah 😭😭😆😆

2024-05-10

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Bahasa daerah mana ini Kak?

2024-05-08

1

antie putri 90

antie putri 90

aku mampir kak
ceritanya sangat menarik

2024-05-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!