Om Mustafa

Dewa pun akhirnya menuju rumah sakit tempat om Mustafa. Walaupun Rio sudah memperingatkan dewa jika tempat itu sangat berbahaya, namun Dewa mencoba untuk percaya perkataan Alina. Karena semenjak kedatangan Alina. Banyak sekali kejanggalan dalam diri Alina.

Bagi Dewa, Alina telah menolongnya ketika dibius dan dibuang di Jogja. Sehingga dalam alam bawah sadar Dewa, ia merasa berhutang nyawa terhadap Alina. Walau kadang gadis itu bar bar. Serta banyak teka teki didalamnya. Dan hari kemarin ia pun sedikit tahu. Jika ternyata Alina bisa bela diri serta menguasai senjata tajam. Dan juga tentang preman yg telah mengeroyoknya semalam, yg paginya dibuat babak belur. Dewa yakin itu perbuatan Alina. Walau Alina tampak tenang ketika bertemu dengannya. Dan tidak menimbulkan kecurigaan sama sekali.

Dan saran rumah sakit saat ini pun adalah ide dari Alina. Yang kemungkinan berkaitan dengannya. Entah itu, Dewa hanya mengikuti nalurinya saja.

Sesampainya dirumah sakit, Dewa segera menuju ruangan om Mustafa. Dan ruangan telah dipindah di ruang VVIP. Dewa sempat protes. Namun semua sudah ada yg ngatur. Sehingga Dewa mau tak mau mengikutinya.

Om Mustafa saat ini sedang terlelap. Akibat minum obat yg diberikan oleh suster perawat. Dewa duduk dibangku dekat tempat tidur pasien. Kemudian memeriksa ponselnya. Dewa mencoba menghubungi Alina. Namun ponsel Alina tidak ada jawaban.

Tak berselang lama, om Mustafa pun terbangun. Karena mendengar Dewa menggerutu akibat telponnya tidak diangkat Alina.

" Tuan muda..." om Mustafa berpaling menghadap ke arah Dewa.

Om Mustafa bermaksud ingin duduk. Namun Dewa mencegahnya.

" Tiduran saja om. Dan jangan panggil tuan muda..." kata Dewa.

Om Mustafa tersenyum atas perintah itu. Dan kemudian berusaha menggerakkan tangannya kanannya. Karena kaki dan tangan kirinya terluka akibat serangan dari orang tak dikenal. Dan kepalanya sempat terkena pukulan. Beruntung bagian dada dan perut terlindungi oleh laptop yg telah hancur kini.

" Baiklah, kalau begitu saya panggil mas ya...?" kata Om Mustafa.

Dewa mengangguk mengiyakan perkataan om Mustafa. Dewa tampak lega karena hal itu. Terlebih dia tidak ingin orang lain tahu. Jika dirinya adalah putra Angkasa.

" Bagaimana keadaan om sekarang...?" tanya Dewa. Setelah semalam dirawat dirumah sakit yg direkomendasikan oleh Alina.

" Alhamdulillah mas, semakin membaik. Bahkan memar yg kemarin sempat bengkak. Kini sudah mulai pulih. Entah obat apa yg mereka berikan..." jawab om Mustafa.

Dewa mengerutkan keningnya. Sebab untuk memar yg dialami oleh om Mustafa begitu parah. Namun pagi ini sudah berangsur angsur pulih. Hal ini mirip dengan Alina ketika tersengat lebah di hutan. Dan Dewa semakin dibuat penasaran.

" Pekerjaan Ratu tawon..." gerutu Dewa.

" hah, ratu tawon. Siapa...? Tanya om Mustafa.

" Ah engga om..." jawab Dewa panik.

Dewa keceplosan nama Ratu tawon. Yg tak lain adalah Alina. Dan om Mustafa semakin penasaran.

" Apakah ada hubungannya dengan gadis yg menolong kemarin...?" tanya om Mustafa.

Dewa kikuk atas pertanyaan om Mustafa. Namun mau bagaimana lagi. Ia terlanjur mengetahuinya. Walaupun belum secara detail.

Dewa menghela nafas panjangnya. Ia ingin cerita tentang kegundahan hatinya. Terlebih tentang Alina yg selama ini ia kenal, banyak sekali kejadian dan kejanggalan. Sehingga Dewa dibuat shock setiap kali Alina diam diam membantunya.

" Iya om. Namun banyak sekali kejanggalan dalam diri gadis itu...?" kata Dewa.

Tampak om Mustafa berfikir sejenak. Karena kemungkinan gadis itu mengenal Dewa.

" Apakah mas Dewa mengenalnya. Maksud om, apakah mas Dewa akrab dengannya...?" tanya om Mustafa.

Dewa tampak ragu untuk menjelaskannya. Namun saat ini hanya om Mustafa saja yg tahu tentang dirinya. Serta dialah satu satunya yg mau membantunya saat ini.

" Dialah yg menolong saya, ketika saya dibius kemudian dibuang di wilayah Jogja. Beruntung gadis itu menolong saya. Sehingga saya bisa bertemu dengan om Mustafa saat ini....' jawab Dewa.

Om Mustafa mengangguk angguk, mendengar penjelasan Dewa. Walaupun masih ada rasa penasaran om Mustafa terhadap Alina.

" Jika dia mampu, menyelamatkan mas Dewa. Berarti dia bukan orang sembarangan. Apakah gadis itu juga yg kemarin menelepon dan memberitahukan, jika kita Dimata matai mas...?" tanya om Mustafa kembali.

" Iya benar om. Dialah yg memberitahu..." jawab Dewa.

" Berarti selain bela diri, ia juga jago dalam dunia hacker... Karena justru dialah yg tahu jika kita diawasi. Bukan kita yg berada ditempat..." Jawab om Mustafa.

Dewa mengangguk angguk setuju dengan perkataan om Mustafa. Karena memang beberapa kali Dewa menemui kejadian ini.

" Apakah kalian sering bertemu saat ini...?" tanya om Mustafa.

Dewa mengangguk. Namun belum bisa menjelaskan dengan detail.

" Apakah ada hubungan khusus dengan mas Dewa, karena melihat dari kejadian kemarin. Ia menyarankan untuk mas Dewa membawa saya kerumah sakit ini...?" Tanya om Mustafa.

Karena jika bukan orang dekat tidak mungkin menyarankan rumah sakit mana untuk merawatnya. Karena dimanapun rumah sakit akan sama saja.

" Ya mungkin karena akrab om..." jawab Dewa.

" Rumah sakit ini rumah sakit khusus. Hanya orang tertentu yg bisa berobat disini. Bahkan rumah sakit ini mempunyai penjagaan yg ketat. Setiap pasien diperiksa setiap setengah jam sekali...." kata om Mustafa.

" Dan saya rasa dia ada hubungannya dengan pemilik rumah sakit ini. Karena kemarin begitu mudah masuk. Dan kemudian ditangani oleh dokter khusus. Karena saya sadar ketika itu...." Lanjut om Mustafa.

" Dan saya rasa dia juga mengenal baik saya. Namun saya tidak tahu siapa dia..."

" Siapakah pemilik rumah sakit ini om...?" tanya Dewa penasaran.

" Romulus Robertson..." Jawabnya.

" Tapi dia orang Jogja om. Bukan bule..." kata Dewa.

" Tidak semua orang bule bernama seperti itu. Dan tidak semua orang kita memakai nama bangsa kita..." jawab om Mustafa.

Dewa mengangguk, dan semakin penasaran dengan Romulus Robertson tersebut. Karena dengan diterimanya om Mustafa di rumah sakit ini. berarti ada orang penting yg bisa memasukkannya ke lingkup rumah sakit ini. Entah Itu siapa. Namun dewa mencurigai Alina.

Dewa dan om Mustafa pun bercakap cakap sebelum waktu besuk selesai. Sehingga iapun merencanakan untuk membawa om Mustafa ketempat yg aman. Setelah keluar dari rumah sakit ini.

" Bagaimana om. Saya rasa mereka akan menginterogasi om setelah keluar dari sini..." kata Dewa.

" Tidak, om tetap akan seperti biasa. bukankah orang yg mengetahui kita sudah tewas oleh gadis itu ..?"

" Karena om masih harus bisa menemui tuan Angkasa. Jika saya bersembunyi maka tidak akan ada kesempatan. Justru mereka akan mencurigai om..." kata om Mustafa.

" Baiklah. Saya percaya sama om. Dan saya berharap, om untuk hati hati..." kata Dewa.

Om Mustafa mengangguk, karena ada beberapa yg harus ia selesaikan sebelum semuanya terjadi. Dan Dewa pun pamit undur diri. Karena ada beberapa keperluan terkait pekerjaan nya.

" Pasti bocah itu mencari motornya. Kan gw pakai. Xixixi.... Sementara motor gw masih di kafe, tempat gw ketemu om Mustafa...." monolog Dewa dalam hati.

Ia lupa , jika kedatangannya ke rumah sakit ini menggunakan motor milik Alina. Dan motornya sendiri masih tertinggal di kafe. Lebih sialnya, kafe tersebut bukan kafe miliknya sendiri. Sehingga harus mencari waktu untuk mengambilnya. Itupun jika tidak hilang.

Dewa juga ingat, jika mobil milik om Mustafa saat ini ada di basemen rumah sakit. Karena ia yg bawa untuk mengantarkan om Mustafa.

Dewa pun akhirnya pulang ke rumah. Karena tidak enak hati kepada Alina. Terlebih karena motor milik Alina ia bawa tanpa memberitahu sebelumnya.

Sesampainya di rumah, rumah tampak sepi. Namun pintu dan pagar tidak terkunci. Dan Dewa berharap, Alina tidak pergi dari rumah tersebut. Karena ia juga tidak mendapatkan pesan maupun telpon dari Alina.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!