Mencuci Piring

" Lalu rencana kalian mau bagaimana...?" tanya Bu Juwanti kepada Dewa dan Alina.

" Kami akan kembali ke Jakarta Bu...?" jawab Dewa.

" Eits, bukan kami. Tapi saya akan kembali ke Jogjakarta Bu. Soalnya saya tinggal dengan nenek saya...." jawab Alina.

" Terserah kalian , tapi alangkah baiknya nak Dewa ketempat nak Alina tinggal. Dan meminta ijin untuk membawa istrinya pulang. Karena itu sudah menjadi kewajiban seorang suami..." kata Bu Juwanti.

Akhirnya Bu Juwanti keluar dari ruangan. Dan meninggalkan Dewa serta Alina di dalam. Bu Juwanti membantu kegiatan posyandu yg sudah dimulai.

" Gara gara elo nih, kita menikah. Mana ditempat asing lagi...." kata Dewa tampak emosi.

" Hei, rupanya lebih baik mati kamu ini. Siapa juga yg mau menikah denganmu. Lebih baik Sono pulang sendiri. Aku mah rumahnya dekat dari sini. Jalan kaki juga sampai...." jawab Alina santai.

" Ngapain juga elo nyelametin gw. Toh tidak ada manfaatnya kan buat elu..." jawab Dewa.

" Hiiihh...."

Alina tampak geram karena sikap dari Dewa. Kemudian berdiri dari duduknya. Dan kemudian melangkah keluar.

" Woy ratu tawon, mau kemana lu...?" tanya Dewa yg ditinggalkan.

" Pulang, ngapain disini...?" jawab Alina tanpa menoleh ke belakang.

Alina pamit kepada orang orang yg berada di aula desa itu untuk kembali ke rumahnya. Dan Dewa pun mau tak mau mengikuti Alina.

****

Sesampainya dijalan raya Alina tampak celingukan mencari sesuatu. Karena siang ini sudah begitu lapar. Ia mendapati dewa di belakangnya.

" Ngapain kamu ngikutin aku...?" tanya Alina kepada Dewa.

" Lo udah jadi istri gw. Jadi elu tanggung jawab gw sekarang....!" jawab Dewa tegas.

" Ya udah, saya lapar. Beliin makanan kek. Sama minuman..." kata Alina.

Dewa hanya garuk garuk kepala, karena uang dikantonginya sudah tidak ada. Tadinya ada sisa delapan ribu. Itupun untuk mahar nikahnya. Dewa celingukan jadinya.

" Uangku udah buat mahar tadi. Dompet dan ponselku hilang entah kemana..." jawab Dewa lemas.

" Terus...?" Alina.

" Yaaa....intinya elu jadi tanggung jawab gw. Kalau soal makan, bagaimana dengan uang delapan ribu tadi, bisa buat isi tenaga...."

"Ok sekarang gw ngikutin elu buat bisa ketemu keluargamu. Sekaligus ingin membicarakan selanjutnya..." lanjut Dewa.

" Yeeee enak aja. Ini kan sudah menjadi hak aku sebagai istri. Harusnya mah kurang. Masa mahar nikah delapan ribu doang. Is, dasar pelit..." jawab Alina.

" Berarti elu sudah menerima jika kita suami istri.....?" kata Dewa.

" Enak aja, kewajiban dulu. Mana ....?, aku udah lapar...." jawab Alina sambil menengadahkan tangan kanannya.

" Yah, mau bagaimana lagi. Masa gw harus nyopet..." ketus Dewa.

" Makanya jangan sok sokan, ingin tanggung jawab. Di mintai makan saja udah menyerah...." kata Alina.

" Bukan menyerah ratu tawon, ini lagi mencari solusi selain nyopet...." jawab Dewa.

" Ratu tawon...?, Hello....wanita secantik ini dibilang ratu tawon. Saya punya nama kali....!" teriak Alina.

" Ck, iya Alina ku sayang...." jawab Dewa lemah lembut.

Alina yg mendengar pun tampak gugup dengan jawaban itu. Pipinya memerah. Alina kemudian memalingkan wajahnya.

" Cie, salting...." kata Dewa.

" Bodo...." Alina.

Alina kini melangkah menuju ke sebuah warung makan. Dan di sana Alina pun masuk. Namun Dewa yg mengikutinya pun tampak ragu.

" Mau makan ngga...?" tanya Alina kepada Dewa.

Dewa mengangguk dan kemudian masuk ke warung makan.

" emang punya duit...?" tanya Dewa.

Alina masih diam, kemudian memesan makanan nasi rames di warung itu.

" Ya entar kamu cuci piring sehabis makan. Buat bayar..." jawab Alina tanpa menatap Dewa.

Dewa termenung sejenak atas perkataan Alina. Ia tak menyangka disaat saat seperti ini, harus bekerja mencuci piring hanya untuk sekedar makan. Dan Dewa masih mematung, memperhatikan Alina yg sudah asik makan.

" Gw harus bisa , setidaknya untuk sementara ini mengalah. Agar gw bisa secepatnya kembali ke Jakarta. Entah orang di sana mencari atau tidak. Gw belum tahu pastinya. Dan terpaksa harus menuruti ratu tawon saat ini..." batin Dewa.

" Mau makan tidak....?" tanya Alina.

Dewa mengangguk , kemudian memesan nasi rames seadanya. Serta seminimal mungkin, agar murah. Selain karena memang tidak memegang duit, yg penting bisa kenyang.

Dewa akhirnya makan nasi rames disebelah Alina. Dewa tidak menyangka, jika Alina lebih cepat makannya. Bahkan kaki kiri Alina berada di bangku ketika makan dan tanpa sendok. Dewa terus memperhatikan. Terlebih ketika Alina minum teh hangat miliknya.

" Dah, kamu tunggu disini. Setelah selesai makan cuci piring untuk mengganti membayar kita makan. Tadi aku sudah bilang ke yang punya warung. Jika kamu bersedia mencuci piring setelah makan...." kata Alina lalu berdiri.

Dewa melotot mendengar perkataan Alina yg sudah keburu keluar. Namun sebelum keluar Dewa sempat bertanya ke Alina, yg diabaikan begitu saja. Dewa geram dibuatnya, sehingga mau tak mau mengikuti perkataan Alina. Perutnya sudah minta diisi. Alhasil setelah makan terpaksa cuci piring.

Setelah selesai makan, Dewa membawa piring bekasnya dan juga milik Alina ke dalam. Dan menuju ke tempat cucian piring. Dewa tanpa berbicara segera cuci piring yg ada di tempat itu. Kebetulan pemilik warung juga lagi keluar warung sebentar.

Piring yg dicuci Dewa sudah lebih dari setumpuk, kemudian Dewa membilasnya. Agar tempatnya bisa untuk menaruh piring yang bersih.

" Lho mas, kok cuci piring sih...?" kata pemilik warung seorang ibu ibu.

" Eh iya, Bu. Tadi cewek yg bersama saya menyuruhnya untuk mengganti membayar makan dengan cuci piring....." jawab Dewa polos.

" Hahaha......mas mas. Kamu dikerjai sama Alina. Lha wong Alina kenalan saya. Dan yg kasih modal warung ini juga Alina kok. Jadi ga usah bayar. Apalagi mencuci piring. Itu sudah ada yg ngerjain nanti mas..." kata ibu pemilik warung.

Dewa melotot dibuatnya, tangannya mengepal. Namun Dewa terlihat sungkan terhadap ibu pemilik warung itu. Sehingga Dewa menahan nafas sebentar. Untuk menahan emosinya saat ini.

" Lha Alina tidak bilang Bu, kalau ibu saudaranya...?" kata Dewa.

" haha, sampeyan dikerjain mas....!!. Sudah sudah, sampeyan tunggu saja Alina didepan. Nanti biar diterusin sama mbak Lastri. Alina lagi ambil tas yg sengaja dilempar dari mobil kemarin...." Kata ibu pemilik warung.

Akhirnya Dewa berhenti dari mencuci piringnya. Kemudian membasuh tangan serta mengelap tangannya. Ibu pemilik warung pun memberikan minum sambil senyum senyum.

****

Sementara Alina kini sedang berada tak jauh dari warung itu. Ia menemui salah satu orang kepercayaannya.

" Lek, mau ambil tas. Yang kemarin Alina lempar..." kata Alina kepada seorang lelaki paruh baya.

" Oalah nduk, kok kemarin main lempar lempar saja to. Aku ga mudeng maksudnya. Tapi pas setelah itu aku tuh di telpon sama mas Budi, bapakmu. Katanya suruh menyimpan. Yo tak simpan to tasnya...."

" Jadi apa yg terjadi kemarin...?" tanya lelaki paruh baya itu. Yang tak lain adalah Yamto. Yg sudah dianggap saudara oleh Ayah Alina.

Alina pun menceritakan kejadian kemarin dan hari ini. Bahkan kisah kisahnya terkena senget lebah maupun di patuk ular di hutan yg tak jauh dari tempat itu.

" Untung kamu hapal daerah sini nduk. Coba kalau dibawa ketempat lain. Entah bagaimana nasib mu...." kata Lek Yamto sambil geleng geleng kepala.

Alina tidak menceritakan tentang dia yg dinikahkan paksa oleh warga kampung sebelah. Sehingga Lek Yamto tidak tahu menahu tentang hal itu.

" Ya udah lek, makasih ya. Alina mau menemu Daddy setelah ini...." kata Alina sambil mencium punggung tangan Lek Yamto. Kemudian keluar dari tempat itu.

Alina mengambil ponsel yg ditaruh di tas miliknya. Kemudian menelepon Ayahnya atau Daddy-nya. Beruntung Lek Yamto mengisi daya ponsel miliknya. Sehingga ketika dinyalakan pun kini menjadi penuh.

Tak berselang lama akhirnya ponsel milik Alina terhubung dengan Daddy-nya.

" Halo Daddy, Daddy tega amat sama Alin, masa dinikahkan mendadak seperti itu sih. Engga banget deh. Awas yah kalau Alina sampai ke tempat eyang..." kata Alina ketus terhadap Daddy-nya.

Namun hanya tawa terdengar diseberang sana. Alina pun dibuat geram oleh Daddy nya sendiri.

Terpopuler

Comments

Utayi💕

Utayi💕

tapi buat pahala ada manfaatnya loh🙃

2024-05-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!