Wanita Penolong Yang Sial

Sayup sayup mata Dewa perlahan terbuka. Sudah beberapa waktu ia tak sadarkan diri. Kini Dewa teringat jika ia kembali tertidur setelah melihat makhluk mengerikan didepannya. Dewa tersentak karena mengingatnya. Kemudian matanya membola ketika makhluk wanita itu berada tak jauh dari dirinya.

" Heehh...Jangkung. Badan gede doang, melihat beginian takut , dasar cemen...!!!!" kata wanita itu.

Dewa masih terdiam membisu dan menutup matanya. Tak menyangka, wanita yg sempat membuatnya terkejut itu masih berada ditempat itu. Dewa menganggapnya hantu yg sedang berjemur. Dan Dewa merapatkan tangan untuk menutup mukanya. Namun justru wanita didepannya malah tertawa terbahak bahak.

" Hahahaha.....!!!!"

" Heh, jangkung. Gara gara kamu ni, mukaku disengat tawon. Dan kamunya malah pingsan, bukannya nolongin kek atau ngobatin gitu....!!!" kata wanita itu.

" Cih....!!!"

Perlahan mata Dewa pun dibuka. Dan melihat wanita didepannya.

" Kenapa hijau kaya Hulk...." kata Dewa Lirih. Namun masih didengar oleh wanita itu.

" Heh, ini ramuan. Dari daun daun di dalam hutan...."

" Beruntung kamunya ngga di sengat tuh tawon....."

" Ya kali tawonnya tahu, kalau nyengat kamu, tawonnya ikut pingsan. Karena salah nyengat orang yg kena bius...." kata wanita itu tanpa henti sambil terkekeh.

" Ba...bagaimana kamu tahu...?" kata Dewa perlahan.

" Ck, beruntung kamu, saya selametin sebelum di lempar ke tebing itu..." jawabnya.

" cakep juga nih cowok, kalau dari tampangnya. Mirip oppa oppa Korea. Udah tinggi lagi. Wah bisa memperbaiki keturunan nih...!" monolog wanita tersebut.

Nafas Dewa sedikit tersengal. Bagaimana wanita itu tahu jika dirinya dibius dan dibuat tak sadarkan diri. Namun Dewa masih membisu. Karena itu memang kenyataannya. Dan wanita didepannya tahu jika Dewa membutuhkan air minum. Kemudian wanita itu mengambil buah kelapa yg sudah terkupas. Dan sepertinya dibuka menggunakan bebatuan. Dan tampilan kelapanya pun acak acakan. Namun terlihat tempurungnya masih utuh dan hanya ada lubang kecil sebagai tempat untuk minum airnya. Wanita itu pun memberikan kelapa itu kepada Dewa.

Dewa pun meneguk air dari kelapa itu hingga tandas.

" Bilang apa, terima....ka...sih..." kata wanita itu sambil nyengir. Wanita itu memperhatikan Dewa dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Dewa masih diam membisu. Kemudian mengumpulkan tenaganya untuk mencoba berdiri. Namun lamunannya kini kembali ke perkataan wanita itu. Jika dirinya akan dibuang ke tebing.

" Terimakasih..." kata Dewa Lirih.

" Hah...apa..?, ga denger...?!" jawab wanita itu menggoda.

" Namamu siapa...?" tanya Dewa.

" Saya Dewa, dari Jakarta..." sambungnya.

" Oh ngajak kenalan, ehemm..." jawab wanita itu. Namun tidak melanjutkan perkataannya. Masih memperhatikan wajah Dewa.

Sedangkan Dewa masih menunggu jawaban dari wanita didepannya. Karena ia penasaran dengan wanita didepannya itu. Dan dirinya dibuat salting karena diperhatikan terus menerus. Dewa kembali teringat, apalagi menurut Dewa bagaimana mungkin wanita didepannya itu menyelamatkannya ketika dirinya akan dibuang ke tebing didekatnya. Karena menurut perkiraan Dewa, orang yg mencoba membunuhnya bukanlah orang sembarangan. Terlebih mereka pastinya jago bela diri. Lalu bagaimana wanita didepannya ini mengaku telah menyelamatkannya. Dan dimana orang yg telah mencelakainya itu.

" Namaku....??, mau tahu..?, atau mau tahu banget..." jawab wanita itu santai.

Dewa mengernyitkan keningnya, karena kata kata itu seakan meledeknya. Namun karena tenaganya belum pulih benar. Maka dewa biarkan saja dirinya jadi bahan candaan seperti itu.

" Setidaknya saya bisa mengetahui siapa nama wanita yg telah menolongku ini. Dan akan aku ingat sampai kapanpun..." jawab Dewa.

" Oh, so sweet...." jawab wanita itu sedikit manja.

Namun tetap saja ia tidak memberitahukan namanya. Sehingga dewa sedikit kesal. Terlebih wanita itu seperti anak manja namun cerewet.

Dewa pun kembali tersadar, dan menerka terka. Apakah wanita dihadapannya ini yg telah melumpuhkan orang orang yg menculiknya. Hal itu menghantui pikirannya.

" semoga lambat laun terkuak siapa sebenarnya wanita ini. Karena wajahnya masih terkena ramuan dedaunan. Tapi nada suaranya sangat manis. Tapi cerewetnya minta ampun. Apakah wajahnya secantik suaranya...?" batin Dewa sambil memperhatikan penampilan wanita didepannya itu. Terlebih bagian wajahnya penuh dengan ramuan dedaunan yg ditumbuk.

" Eh, ngapain kamu liat liat mukaku. Mesum ya....?" kata wanita itu ketus. Kemudian memalingkan wajahnya

Dewa hanya menggelengkan kepala. Kemudian mencoba berusaha berdiri dari tempatnya. Tangannya berusaha meraih dahan didekatnya agar mampu berdiri.

" Eh ratu tawon, saya tanya nama kamu tapi belum kamu jawab....!" kata Dewa.

" Jangkung sialan.....mau aku cemplungin ke tebing....?!!!" jawab wanita itu. Sambil berkacak pinggang.

" Mumpung masih banyak tenaga nih...." lanjutnya.

Dewa malah tertawa dibuatnya. Bagaimana tidak tertawa karena tingkah dari wanita didepannya itu.

Kemudian wanita itu berpaling dari hadapan Dewa. Kemudian mengambil beberapa ranting pohon yg panjang.

" Mau disini atau mau ke kampung sebelah. Kalau mau disini ya udah aku tinggal. Kalau mau ke kampung ya udah ayok aku antar...." kata wanita itu sambil melangkah memunggungi Dewa. Dan meninggalkan Dewa.

" Tunggu, aku ikut...." jawab Dewa.

Dewa pun mengikuti wanita itu ke dalam hutan kembali. Namun berbeda dari tempatnya tersadar dari pingsannya tadi. Sebuah jalan setapak entah menuju kemana. Dewa hanya mengikuti wanita itu dari belakang.

" Sepertinya wanita itu sangat hapal dengan daerah ini...." kata Angga lirih.

Wanita didepannya sempat menoleh ke belakang. Namun kemudian melangkah kembali ke dalam hutan. Dewa masih terus mengikutinya, walaupun dengan tertatih tatih. Karena luka di kakinya masih sangat terasa.

Wanita didepannya berhenti. Sekilas melihat kanan kiri dan ke atas. Dan wanita itu pun meraih dahan kering disebelahnya. Kemudian melemparkannya ke atas.

Bruuugghhh......!!!

Ternyata wanita itu melempar dahan kering itu ke pohon buah buahan. Buah manggis liar berada di hutan. Tampak kehitaman pertanda jika buah tersebut sudah masak. Kemudian wanita itu memungut beberapa buah yg terjatuh.

" Mau...?" kata wanita itu kepada Dewa.

Dewa mengangguk, dan wanita itu memberikan beberapa buah kepadanya. Dewa mengupas lalu memakan buah manggis tersebut.

Perut lapar Dewa kini sedikit terisi oleh buah yg diberikan wanita yg menolongnya itu. Beberapa buah ternyata sudah masuk ke dalam perutnya. Dan kini Dewa lebih sumringah karena bertambah stamina. Walaupun belum sepenuhnya tenaganya kembali. Tapi setidaknya bisa menambah tenaga untuk keluar dari hutan ini.

Wanita yg menolong Dewa pun mengajaknya melangkah kembali. Dewa mengikutinya, sambil mengambil dahan yg belum sempat dilempar wanita tadi untuk mengambil buah. Dahan tersebut dibuat untuk tongkat membantu jalan Dewa. Kakinya masih terasa perih dan ngilu. Bahkan Dewa sendiri tidak tahu, kenapa kakinya terluka.

Wanita yg menolong Dewa masih terus melangkah. Seakan tidak merasa kelelahan. Sementara Dewa sudah sangat lelah. Sampai matahari bersinar menerangi alam semesta. Dan wanita yg di ikuti oleh Dewa sejenak berhenti sesaat.

Aaaaaaaa......!!!!

Teriak wanita itu , sambil melompat kesana kemari. Membuat Dewa semakin mendekatkan diri ke arah wanita itu. Dewa melihat seekor ular yg berusaha menyerbu wanita penolong itu.

Cussssss.....!!!!

Wanita penolong itu terkena gigitan ular tersebut. Dan wanita itu berteriak sekencang kencangnya. Sehingga Dewa mempercepat langkahnya. Beruntung ia membawa dahan yg dipakai untuk tongkat dirinya. Dahan itu lalu di arahkan ke ular tersebut. Dewa segera membunuh ular yg sempat menggigit wanita itu.

Ular yg mati dibuang begitu saja oleh Dewa. Kemudian mendatangi wanita yg digigit ular itu, kemudian berjongkok.

" Mana yg digigit....?" tanya Dewa.

Wanita itu diam saja, lalu tak lama kemudian wanita dihadapannya ambruk pingsan.

Dewa mengambil jaket yg berada di pinggang wanita itu kemudian merobeknya. Kemudian mengikat kaki bagian yg digigit ular. Dewa tidak tahu, apakah ular itu berbisa atau tidak. Karena memang tidak paham tentang binatang melata yg ada di hutan ini. Sesaat Dewa tertegun karena di kaki wanita itu terdapat sebuah tato bergambar naga kecil, tepat diatas betis kakinya.

Dewa memeriksa sekitar tempat itu, kemudian melangkah ke arah depan dan tampak area perkebunan milik penduduk. Dewa bermaksud meminta pertolongan kepada warga sekitar.

Dewa memaksakan dirinya membopong wanita itu keluar hutan. Walau jalannya masih tertatih, Dewa tetap melangkahkan kaki setapak demi setapak.

" Nah ini ni, yang berbuat mesum di atas bukit tadi malam. Ayo tangkap mereka....!!!"

Teriak seseorang dalam sebuah rombongan warga. Tepat berada di hadapan Dewa yg membopong wanita penolong itu.

Terpopuler

Comments

Kikan Dwi

Kikan Dwi

aku kasih 2 iklan ya kak

2024-05-11

1

Utayi💕

Utayi💕

Memang sih disengat tawon sakit nya minta ampun awalnya tapi kelamaan hilang tapi aku gak pernah obatin biarin aja ntar sembuh sendiri 😁

2024-05-11

0

antie putri 90

antie putri 90

karyamu sangat bagus kk,ada rasa tegang namun lucu

2024-05-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!