NovelToon NovelToon

CINTA KOK BEGITU

Dewa Angkasa

Seorang pemuda tersadar, ketika wajahnya begitu dingin. Sebab rintik hujan sudah mulai turun. Dan air hujan itu mengenai wajahnya. Sayup sayup terdengar binatang malam mulai bersahutan. Dan disinilah seorang pemuda bernama Dewa Angkasa di buang oleh seseorang yg telah membiusnya. Sebuah Hutan yg sangat rimbun dan lebat. Entah berada di daerah mana saat ini.

" Aku masih hidup ternyata. Dan bagaimana bisa aku berada disini..." Kata Dewa Lirih

Kemudian pemuda bernama Dewa tersebut berusaha untuk bangkit dari tanah saat ini. Kemudian mencari sandaran sebuah pohon di sebelahnya. Sesaat Dewa merenung atas apa yg terjadi pada dirinya. Hingga sampai di tempat ini.

Suasana hutan begitu gelap. Hal itu membuat Dewa bergidik, karena memang belum pernah berada di tengah hutan, apalagi sendirian. Dewa merasakan jika kakinya terluka. Darah kering telah menodai pakaiannya. Sesaat ia termenung kembali. Ia ingat ketika sebelumnya berada di sebuah pesta di Hotel kota Jakarta. Dewa saat itu minum jus buah yg disediakan oleh temannya. Namun setelah itu ia tak sadarkan diri.

Dewa memang tampan. Tubuhnya atletis karena sering bermain Volly serta mempunyai hobi berenang. Tinggi badannya 185 cm. Berkulit bersih, kuning langsat. Rambutnya sedikit bergelombang. Bahkan seringkali dibiarkan panjang. Namun hanya menutupi telinga dan mata.

Penampilan Dewa sangatlah sederhana. Ia seringkali menutupi jati dirinya. Serta menutupi ketampanannya. Dengan berpakaian sederhana dan menggunakan kacamata sedikit tebal, agar terlihat cupu.

Saat ini Dewa baru naik ke kelas 12. Karena usia Dewa baru 17 tahun lebih 5 bulan. Sebenarnya Dewa adalah anak yg cerdas. Bahkan sebenarnya ia bisa lompat kelas dengan mudah. Namun ia tidak ingin melewatkan masa remajanya ketika berada dibangku SMA seperti saat ini.

Kejadian sebelumnya adalah dewa menghadiri acara ulang tahun teman sekolahnya di sebuah hotel. Dewa tidak menyangka jika kedatangannya di ikuti oleh salah satu musuh bebuyutan orang tuanya. Karena Dewa sempat mencurigai, jika salah satu teman sekolahnya adalah kaki tangan dari musuh orang tuanya tersebut.

Dewa sebenarnya mempunyai sahabat yg selalu bersama disaat pulang dari sekolahnya. Namun ketika acara tersebut ia tidak bersama sahabatnya. Sahabatnya bernama Roy. Roy sendiri tidak mengikuti acara tersebut. Selain tidak mendapat undangan, juga karena dianggap orang tidak penting di sekolahnya. Terlebih Roy adalah orang sibuk bekerja setelah sekolah selesai. Roy kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta ayah dan adiknya. Dan Dewa sering membantu Roy. Begitu pula sebaliknya. Saat kejadian di hotel, Roy tidak tahu menahu, jika Dewa telah dicelakai oleh musuhnya.

Dewa mencoba berdiri karena hari semakin larut. Dewa sebenarnya takut berada ditempat asing, terlebih tidak ada kehidupan di tempat itu. Rintik hujan yg turun lama kelamaan menjadikan kepalanya basah. Dewa mampu untuk berdiri saat ini. Dan mencoba bergerak berjalan perlahan. Walaupun kakinya masih terasa sakit dan terluka. Dewa tetap berusaha untuk melangkah. Dewa mencari secercah cahaya yg memungkinkan untuk bisa keluar dari tempat itu.

Malam semakin dingin, Dewa menggigil dibuatnya. Rintik hujan sudah mulai berhenti perlahan. Dewa melangkahkan kakinya, tangannya mencoba untuk meraba raba ranting didepannya. Namun karena kondisinya masih lemas. Dewa seketika ambruk kembali.

" Haus, dimana ada air. Ahhh...kenapa hujannya berhenti..." kata Dewa lirih.

Dewa terduduk ditempat itu. Ia sudah tidak mampu berdiri kembali. Tangan dewa mencoba meraba raba sekitarnya. Tangannya masih gemetar. Ia masih terus mencari sesuatu, untuk mendapatkan apapun sekedar menghilangkan rasa dahaganya. Namun kosong, hanya dedaunan kering dan rerumputan yg ia dapatkan.

Mata Dewa semakin lama semakin redup. Dan Dewa kembali terbaring lemah.

" Apa ini efek obat bius atau obat yg aku minum ya...?" batin Dewa.

Semakin lama semakin tertutup matanya dan ambruk tak sadarkan diri.

Kicau burung bersahutan menyambut pagi. Walaupun hari masih terlihat gelap. Namun langit sudah mulai membuka terang, walaupun berselimut awan. Saat ini masih sangat pagi. Sehingga suasana ditempat Dewa masih terlihat gelap. Kabut pagi menyelimuti perlahan tempat itu. Dewa perlahan mengerjapkan matanya. Perlahan, tangan Dewa berusaha untuk gerak. Kemudian kaki dan bagian tubuh lainnya. Dewa menggigil, karena pakaiannya sudah basah oleh embun pagi.

Dewa berusaha kembali bangkit berdiri. Tangan dewa meraih pepohonan disekitarnya. Sehingga saat ini bisa tegak berdiri, walau masih gemetar. Dalam pendengarannya, suara deru ombak terdengar lirih. Dewa pun termenung.

" Dimanakah ini berada...?" kata Dewa. Yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.

" Hutan, ombak...?"

" Apakah aku memang dibuang ke tempat yg jauh seperti ini...?" lirih kata Dewa.

Dewa pun perlahan berjalan. Yg ia inginkan hanyalah air untuk minum. Karena dari sejak berada di tempat ini, ia belum minum sama sekali. Membuat kerongkongannya begitu kering.

Lambat laun , langit terbuka. Membuat jalan setapak tampak terlihat oleh mata Dewa. Dan Dewa pun melangkahkan kakinya melewati setapak jalan yg sedikit tertutup oleh semak belukar.

" Sepertinya belum lama ada yg lewat tempat ini. Karena ranting dan semak ini seperti sebagai tanda..." kata Dewa lirih.

Dewa kembali melangkah melalui tanda dari semak tersebut. Dan akhirnya terlihat tanah yg lapang. Dan diujung sana hamparan lautan luas. Namun lautan tampak berada di bawah.

" Mungkin di depan sana ada tebing yg tinggi..." Kembali Dewa berkata pada dirinya sendiri.

Dewa perlahan melangkah. Kali ini tangannya memegang perut dan lututnya untuk melangkah. Perut dewa seperti mual dan ingin muntah.

Sesaat Dewa tertegun, didepannya ada sosok wanita yg sedang berdiri memunggunginya. Tangan wanita itu mengelus kedua pipinya kanan dan kiri. Kemudian beralih ke muka dan kepala. Wanita itu seperti seorang gadis seusianya. Rambutnya tergerai panjang ter tepa angin laut yg melintas.

Dari belakang Dewa memperhatikan wanita itu. Wanita dengan pakaian kaos putih polos namun banyak sekali noda kotoran. Jaket wanita itu di ikat di pinggangnya. Dan celana pendek sebatas dengkul berwarna coklat melekat ditubuhnya. Sepatu kets pun masih terpasang dikakinya.

Didepan wanita itu ada setumpuk batu batuan dan beberapa daun-daunan yg mungkin sengaja dipetik. Dan beberapa bunga berserakan di kanan kirinya.

" Ehemm....!!"

Dewa mencoba berinteraksi. Dan wanita itupun sadar jika dibelakangnya ada yg sedang mengintai dirinya. Perlahan wanita itu berhenti dengan kegiatan menepuk pipinya. Dan perlahan juga wanita itu membalikkan badannya.

" Aaaaa.........!!!!!!!"

Dewa berteriak karena melihat wanita itu. Kedua pipinya besar. Hidungnya besar sebelah. Dan keningnya juga terdapat benjolan benjolan. Dan yg lebih membuatnya terkejut adalah mukanya yg berwarna hijau.

Nafas Dewa tak beraturan. Dewa shock setelah melihat wajah wanita itu. Padahal jika dari belakang tadi terlihat seperti wanita yg sexy dan cantik. Terlebih ketika melihat kaki wanita itu yg masih terlihat mulus. Namun setelah membalikkan badannya, Dewa melihat muka wanita itu sangat menakutkan.

Dewa terduduk kembali, nafasnya masih memburu. Dewa ingin lari, namun apa daya. Tenaganya sudah terkuras habis. Bahkan saat ini tenggorokannya sudah mengering karena kehausan. Sehingga teriakannya pun tidak terlalu keras. Bahkan suaranya sudah serak karenanya.

Dewa menutup mukanya, ia sangatlah ketakutan dibuatnya. Apalagi wanita itu perlahan mendekati dirinya. Dan tak lama kemudian tubuhnya lunglai dan membuatnya pingsan kembali.

Dewa tak sadarkan diri, tangan kirinya masih memegang perut. Dan tangan kanannya masih berada di wajahnya untuk menutup matanya.

Wanita itu kemudian mendekati dewa sambil geleng geleng kepala. Kedua tangannya kini berkacak pinggang. Tepat di depan Dewa.

" Cemen....!!"

" Sialan....!!!, goro goro dapurmu, aku di antup tawon...!"

( gara gara kamu, aku disengat lebah/tawon)

Kata wanita itu masih berkacak pinggang dan berdiri didepan tubuh Dewa ya pingsan kembali.

Wanita Penolong Yang Sial

Sayup sayup mata Dewa perlahan terbuka. Sudah beberapa waktu ia tak sadarkan diri. Kini Dewa teringat jika ia kembali tertidur setelah melihat makhluk mengerikan didepannya. Dewa tersentak karena mengingatnya. Kemudian matanya membola ketika makhluk wanita itu berada tak jauh dari dirinya.

" Heehh...Jangkung. Badan gede doang, melihat beginian takut , dasar cemen...!!!!" kata wanita itu.

Dewa masih terdiam membisu dan menutup matanya. Tak menyangka, wanita yg sempat membuatnya terkejut itu masih berada ditempat itu. Dewa menganggapnya hantu yg sedang berjemur. Dan Dewa merapatkan tangan untuk menutup mukanya. Namun justru wanita didepannya malah tertawa terbahak bahak.

" Hahahaha.....!!!!"

" Heh, jangkung. Gara gara kamu ni, mukaku disengat tawon. Dan kamunya malah pingsan, bukannya nolongin kek atau ngobatin gitu....!!!" kata wanita itu.

" Cih....!!!"

Perlahan mata Dewa pun dibuka. Dan melihat wanita didepannya.

" Kenapa hijau kaya Hulk...." kata Dewa Lirih. Namun masih didengar oleh wanita itu.

" Heh, ini ramuan. Dari daun daun di dalam hutan...."

" Beruntung kamunya ngga di sengat tuh tawon....."

" Ya kali tawonnya tahu, kalau nyengat kamu, tawonnya ikut pingsan. Karena salah nyengat orang yg kena bius...." kata wanita itu tanpa henti sambil terkekeh.

" Ba...bagaimana kamu tahu...?" kata Dewa perlahan.

" Ck, beruntung kamu, saya selametin sebelum di lempar ke tebing itu..." jawabnya.

" cakep juga nih cowok, kalau dari tampangnya. Mirip oppa oppa Korea. Udah tinggi lagi. Wah bisa memperbaiki keturunan nih...!" monolog wanita tersebut.

Nafas Dewa sedikit tersengal. Bagaimana wanita itu tahu jika dirinya dibius dan dibuat tak sadarkan diri. Namun Dewa masih membisu. Karena itu memang kenyataannya. Dan wanita didepannya tahu jika Dewa membutuhkan air minum. Kemudian wanita itu mengambil buah kelapa yg sudah terkupas. Dan sepertinya dibuka menggunakan bebatuan. Dan tampilan kelapanya pun acak acakan. Namun terlihat tempurungnya masih utuh dan hanya ada lubang kecil sebagai tempat untuk minum airnya. Wanita itu pun memberikan kelapa itu kepada Dewa.

Dewa pun meneguk air dari kelapa itu hingga tandas.

" Bilang apa, terima....ka...sih..." kata wanita itu sambil nyengir. Wanita itu memperhatikan Dewa dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Dewa masih diam membisu. Kemudian mengumpulkan tenaganya untuk mencoba berdiri. Namun lamunannya kini kembali ke perkataan wanita itu. Jika dirinya akan dibuang ke tebing.

" Terimakasih..." kata Dewa Lirih.

" Hah...apa..?, ga denger...?!" jawab wanita itu menggoda.

" Namamu siapa...?" tanya Dewa.

" Saya Dewa, dari Jakarta..." sambungnya.

" Oh ngajak kenalan, ehemm..." jawab wanita itu. Namun tidak melanjutkan perkataannya. Masih memperhatikan wajah Dewa.

Sedangkan Dewa masih menunggu jawaban dari wanita didepannya. Karena ia penasaran dengan wanita didepannya itu. Dan dirinya dibuat salting karena diperhatikan terus menerus. Dewa kembali teringat, apalagi menurut Dewa bagaimana mungkin wanita didepannya itu menyelamatkannya ketika dirinya akan dibuang ke tebing didekatnya. Karena menurut perkiraan Dewa, orang yg mencoba membunuhnya bukanlah orang sembarangan. Terlebih mereka pastinya jago bela diri. Lalu bagaimana wanita didepannya ini mengaku telah menyelamatkannya. Dan dimana orang yg telah mencelakainya itu.

" Namaku....??, mau tahu..?, atau mau tahu banget..." jawab wanita itu santai.

Dewa mengernyitkan keningnya, karena kata kata itu seakan meledeknya. Namun karena tenaganya belum pulih benar. Maka dewa biarkan saja dirinya jadi bahan candaan seperti itu.

" Setidaknya saya bisa mengetahui siapa nama wanita yg telah menolongku ini. Dan akan aku ingat sampai kapanpun..." jawab Dewa.

" Oh, so sweet...." jawab wanita itu sedikit manja.

Namun tetap saja ia tidak memberitahukan namanya. Sehingga dewa sedikit kesal. Terlebih wanita itu seperti anak manja namun cerewet.

Dewa pun kembali tersadar, dan menerka terka. Apakah wanita dihadapannya ini yg telah melumpuhkan orang orang yg menculiknya. Hal itu menghantui pikirannya.

" semoga lambat laun terkuak siapa sebenarnya wanita ini. Karena wajahnya masih terkena ramuan dedaunan. Tapi nada suaranya sangat manis. Tapi cerewetnya minta ampun. Apakah wajahnya secantik suaranya...?" batin Dewa sambil memperhatikan penampilan wanita didepannya itu. Terlebih bagian wajahnya penuh dengan ramuan dedaunan yg ditumbuk.

" Eh, ngapain kamu liat liat mukaku. Mesum ya....?" kata wanita itu ketus. Kemudian memalingkan wajahnya

Dewa hanya menggelengkan kepala. Kemudian mencoba berusaha berdiri dari tempatnya. Tangannya berusaha meraih dahan didekatnya agar mampu berdiri.

" Eh ratu tawon, saya tanya nama kamu tapi belum kamu jawab....!" kata Dewa.

" Jangkung sialan.....mau aku cemplungin ke tebing....?!!!" jawab wanita itu. Sambil berkacak pinggang.

" Mumpung masih banyak tenaga nih...." lanjutnya.

Dewa malah tertawa dibuatnya. Bagaimana tidak tertawa karena tingkah dari wanita didepannya itu.

Kemudian wanita itu berpaling dari hadapan Dewa. Kemudian mengambil beberapa ranting pohon yg panjang.

" Mau disini atau mau ke kampung sebelah. Kalau mau disini ya udah aku tinggal. Kalau mau ke kampung ya udah ayok aku antar...." kata wanita itu sambil melangkah memunggungi Dewa. Dan meninggalkan Dewa.

" Tunggu, aku ikut...." jawab Dewa.

Dewa pun mengikuti wanita itu ke dalam hutan kembali. Namun berbeda dari tempatnya tersadar dari pingsannya tadi. Sebuah jalan setapak entah menuju kemana. Dewa hanya mengikuti wanita itu dari belakang.

" Sepertinya wanita itu sangat hapal dengan daerah ini...." kata Angga lirih.

Wanita didepannya sempat menoleh ke belakang. Namun kemudian melangkah kembali ke dalam hutan. Dewa masih terus mengikutinya, walaupun dengan tertatih tatih. Karena luka di kakinya masih sangat terasa.

Wanita didepannya berhenti. Sekilas melihat kanan kiri dan ke atas. Dan wanita itu pun meraih dahan kering disebelahnya. Kemudian melemparkannya ke atas.

Bruuugghhh......!!!

Ternyata wanita itu melempar dahan kering itu ke pohon buah buahan. Buah manggis liar berada di hutan. Tampak kehitaman pertanda jika buah tersebut sudah masak. Kemudian wanita itu memungut beberapa buah yg terjatuh.

" Mau...?" kata wanita itu kepada Dewa.

Dewa mengangguk, dan wanita itu memberikan beberapa buah kepadanya. Dewa mengupas lalu memakan buah manggis tersebut.

Perut lapar Dewa kini sedikit terisi oleh buah yg diberikan wanita yg menolongnya itu. Beberapa buah ternyata sudah masuk ke dalam perutnya. Dan kini Dewa lebih sumringah karena bertambah stamina. Walaupun belum sepenuhnya tenaganya kembali. Tapi setidaknya bisa menambah tenaga untuk keluar dari hutan ini.

Wanita yg menolong Dewa pun mengajaknya melangkah kembali. Dewa mengikutinya, sambil mengambil dahan yg belum sempat dilempar wanita tadi untuk mengambil buah. Dahan tersebut dibuat untuk tongkat membantu jalan Dewa. Kakinya masih terasa perih dan ngilu. Bahkan Dewa sendiri tidak tahu, kenapa kakinya terluka.

Wanita yg menolong Dewa masih terus melangkah. Seakan tidak merasa kelelahan. Sementara Dewa sudah sangat lelah. Sampai matahari bersinar menerangi alam semesta. Dan wanita yg di ikuti oleh Dewa sejenak berhenti sesaat.

Aaaaaaaa......!!!!

Teriak wanita itu , sambil melompat kesana kemari. Membuat Dewa semakin mendekatkan diri ke arah wanita itu. Dewa melihat seekor ular yg berusaha menyerbu wanita penolong itu.

Cussssss.....!!!!

Wanita penolong itu terkena gigitan ular tersebut. Dan wanita itu berteriak sekencang kencangnya. Sehingga Dewa mempercepat langkahnya. Beruntung ia membawa dahan yg dipakai untuk tongkat dirinya. Dahan itu lalu di arahkan ke ular tersebut. Dewa segera membunuh ular yg sempat menggigit wanita itu.

Ular yg mati dibuang begitu saja oleh Dewa. Kemudian mendatangi wanita yg digigit ular itu, kemudian berjongkok.

" Mana yg digigit....?" tanya Dewa.

Wanita itu diam saja, lalu tak lama kemudian wanita dihadapannya ambruk pingsan.

Dewa mengambil jaket yg berada di pinggang wanita itu kemudian merobeknya. Kemudian mengikat kaki bagian yg digigit ular. Dewa tidak tahu, apakah ular itu berbisa atau tidak. Karena memang tidak paham tentang binatang melata yg ada di hutan ini. Sesaat Dewa tertegun karena di kaki wanita itu terdapat sebuah tato bergambar naga kecil, tepat diatas betis kakinya.

Dewa memeriksa sekitar tempat itu, kemudian melangkah ke arah depan dan tampak area perkebunan milik penduduk. Dewa bermaksud meminta pertolongan kepada warga sekitar.

Dewa memaksakan dirinya membopong wanita itu keluar hutan. Walau jalannya masih tertatih, Dewa tetap melangkahkan kaki setapak demi setapak.

" Nah ini ni, yang berbuat mesum di atas bukit tadi malam. Ayo tangkap mereka....!!!"

Teriak seseorang dalam sebuah rombongan warga. Tepat berada di hadapan Dewa yg membopong wanita penolong itu.

Memperbaiki Keturunan...??? ( Alina )

Akhirnya Dewa dan wanita penolong itu digelandang menuju ke sebuah Aula di kampung tersebut. Dewa tidak menyangka jika dirinya dan sang penolong dituduh telah berbuat mesum. Sehingga tempat inilah menjadi tempat persidangannya. Sementara wanita penolong tadi diobati terlebih dahulu oleh dokter puskesmas setempat.

" Benar bapak bapak, kami tidak berbuat mesum di tempat itu. Bahkan saya tidak mengenal wanita itu...!" jawab Dewa tegas.

" Alah, alasan kamu saja. Kami warga disini sering memergoki orang orang macam kalian. Dan alasannya selalu sama....!!" kata salah satu bapak bapak diantara kerumunan itu.

" Selalu berkelit..." Sambung salah satu warga.

Para warga tampak begitu geram, karena seringkali tempat di atas pantai pinggir hutan menjadi tempat mesum muda mudi jaman sekarang. Bahkan beberapa kali warga menangkap muda mudi di sana.

" Sudah sudah, kita tunggu wanitanya. Untuk di mintai keterangan...." Kata salah satu warga yg sering dipanggil pak Kadus tersebut.

Semua tampak terdiam karena putus kata dari pak Kadus itu. Kemudian pak Kadus melangkah menuju ke tempat wanita yg sedang diobati.

" Bagaimana pak mantri....?" tanya pak Kadus kepada dokter yg memeriksa wanita penolong Dewa.

" Mukanya disengat lebah, beruntung ia membuat ramuan dari dedaunan dan sudah mulai mengempis. Semoga tidak beracun..." jawab Dokter yg disebut pak mantri tadi.

" Dan luka patukan ular juga sudah mulai mengempis. Karena bukan ular berbisa. Mungkin dia kelelahan sehingga pingsan tadi..." sambungnya.

" Apakah belum ada tanda tanda , ia akan sadar...?" tanya pak Kadus.

Dokter tersebut hanya menggeleng.

" Sebaiknya kasih minum terlebih dahulu. Sepertinya mereka tidak membawa bekal apapun..." kata dokter.

Pak Kadus mengangguk, kemudian memerintahkan kepada beberapa ibu ibu yg ikut berada ditempat itu untuk membuatkan minuman hangat. Dan tak berselang beberapa lama, air minum teh hangat pun jadi. Salah satunya diberikan kepada Dewa.

Perlahan mata wanita penolong itu terbuka, kemudian melihat sekelilingnya. Ia tampak terkejut, karena banyaknya pasang mata menatapnya.

" Sudah sadar nak...?" tanya salah satu ibu ibu di sebelahnya.

Wanita itu mengangguk, dan berusaha untuk duduk di balai balai. Dan ibu ibu disebelahnya membantu untuk duduk dan bersandar di dinding ruangan itu. Wanita itu segera dikasih air minum oleh salah satu warga. Ia pun meminumnya perlahan.

" matur nuwun Bu..." kata wanita itu kepada pemberi air minum.

Ibu ibu itu pun mengangguk. Beruntung ibu ibu itu sangat ramah dan murah senyum.

" Coba ceritakan, siapa cah ayu ini kok bisa berada di tempat terlarang bagi adat kami..." tanya ibu ibu itu perlahan lahan.

" Na...nama saya Alina Bu, saya dari Magelang. Tadinya saya nebeng mobil arah ke Jogja. Tapi ternyata mobil itu adalah mobil penculik lelaki itu..." kata Alina menjelaskan. Sambil menunjuk arah Dewa.

" Oh lelaki yg ada di sana itu penculik....?" kata ibu ibu disebelahnya.

" Bukan, lelaki itu diculik dan mau di buang kelaut saat pingsan...." jawab Alina.

" ALAH , ALASAN. SUDAH KITA SIDANG MEREKA KALAU PERLU KITA NIKAHKAN MEREKA. KEMUDIAN KITA USIR DARI DESA INI. TITIK....!!!"

kata salah satu warga yg masih tampak emosi. Datang ke ruangan serta berteriak.

" Saya tidak kenal dia pak...." jawab Alina.

" JANGAN BANYAK ALASAN...BAGAIMANA BAPAK BAPAK SETUJU ATAU TIDAK...!!!"

Teriaknya.

" SETUJU.....!!!"

Jawab warga yg masih berkumpul di aula tersebut. Ibu ibu disebelah Alina hanya menggelengkan kepala. Namun tidak bisa berbuat banyak. Terlebih warga tampak begitu marah ketika seringkali memergoki muda mudi yg berbuat mesum di wilayah tersebut.

Pak Kadus tak kuasa untuk melerai kemarahan warga. Sehingga ia memanggil pak Kades agar bisa menyelesaikan permasalahan ini.

Dewa dan Alina pun di interogasi oleh orang orang perangkat desa tersebut. Alhasil keterangan yg diberikan Dewa maupun Alina tidak mampu untuk meyakinkan warga yg sudah terlanjur geram atas ulah dari muda mudi yg sering berbuat asusila di wilayah pedesaan itu. Dan dengan terpaksa Dewa dan Alina dinikahkan secara paksa.

Penghulu pun datang bersama temannya ke tempat itu bersama pak Kadus. Alina mengernyitkan keningnya. Karena salah satu orang tersebut sangat ia kenal. Namun Alina tidak ingin terungkap saat ini. Alina pun mengikuti prosesi acara dadakan plus paksaan saat ini.

" Saya terima nikahnya Alina Prameswari Putri binti Budiawan RR dengan mas kawin uang sebesar delapan ribu rupiah dibayar tunai...!!!

" Sah...!"

" Sah..."

Saat ini resmilah Alina menjadi istri dari Dewa Angkasa. Sesaat Alina mengernyitkan keningnya. Namun ia kemudian mengikuti instruksi dari penghulu dan sesepuh di desa tersebut.

" Wuiiihhh, jadi istri oppa oppa Korea beneran nih. Memperbaiki keturunan. Xixixi...." batin Alina. Namun mimik muka masih datar. Sangat datar sehingga tidak diketahui oleh siapapun jika dirinya ada rasa yg berbeda.

Eh , tapi sepertinya aku pernah mendengar nama Angkasa...?, oh....jadi benar ini orang adalah anak dari om Angkasa...?" batin Alina sambil memikirkan sesuatu.

" Coba kalau tidak banyak orang ataupun Dewa disini. Akan ku maki maki itu orang yg bersama penghulu ini...." lanjutnya.

" Whuaaaa....kenapa menikah impianku jadi begini. Whuaaaa...!!!!" teriaknya dalam hati. Dan mimik muka Alina masih datar.

" Pokoknya aku harus jaga diri dahulu dari laki laki yg sudah menjadi suamiku ini. Aku kan belum begitu mengenalnya...awas saja kalau macam macam...." gerutu Alina masih dalam hati.

Sementara Dewa tampak lebih tenang. setidaknya hukuman yg diberikan oleh warga bukannya diarak keliling kampung dan tanpa busana. Itu sudah lebih dari cukup. Namun Dewa kemudian menatap wanita yg menolong dan bernama Alina Prameswari itu. Tampak dewa sedikit mengerutkan keningnya.

" Sepertinya aku pernah mendengar nama Alina Prameswari, tapi dimana ya. Kok aku lupa. Dan nama ayahnya kok Budiawan dan bagaimana rupanya pun aku tidak tahu...." batin Dewa.

" Akan ku selidiki siapa dia sebenarnya....." Kata Dewa dalam hati.

Kemudian Dewa memperhatikan wajah dari Alina. Lebam akibat sengatan tawan itu semakin berkurang. Dan tampak wajah cantik ayu kini terpampang jelas dihadapannya.

" Cantik juga nih anak...." monolognya dalam hati.

Tak berselang lama, warga segera mengusir mereka berdua. Namun kepala desa serta kepala dusun kembali menenangkan para warga.

" Alangkah baiknya kita biarkan mereka beristirahat terlebih dahulu. Serta menyembuhkan sakit di kaki dan wajah nak Alina. Serta Nak Dewa juga bisa memulihkan tenaga. Agar mereka bisa kembali kerumahnya. Dan untuk warga sekalian, silahkan kalian kembali ke tempat masing masing. Yang bekerja silahkan lanjutkan kerja kalian. Yang masih ada urusan lain silahkan lanjutkan dan kembali ke rumah masing masing. Acara hari ini kita tutup. Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh...!!"

" Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh....siap pak Kades...!!" jawab warga serempak.

Kemudian satu persatu warga membubarkan diri. Dan kini tinggallah pak Kades, pak Kadus dan beberapa ibu ibu yg masih berada ditempat itu.

" Mohon maafkan warga ya nak Dewa, nak Alina. Mereka bukan tidak percaya dengan cerita kalian. Namun karena sudah seringkali dibuat geram oleh perilaku muda mudi yg datang ke desa kami dan berbuat asusila di wilayah kami. Sehingga membuat kalian berdua menjadi korban dari kegeraman mereka..." kata pak Kades.

Dewa hanya mengangguk sekilas. Sementara Alina masih diam menundukkan kepalanya.

" Baiklah, kalian istirahat terlebih dahulu di ruangan samping. Sedang di tempat ini akan dijadikan posyandu untuk warga yg sudah mengantri dan tertunda...." lanjut kata pak Kades.

Akhirnya Dewa dan Alina pun mengikuti ibu ibu yg sejatinya akan melakukan kegiatan posyandu untuk mengantar ke ruangan sebelah, di aula tersebut.

" Maafkan kami para warga ya nak Alina..." kata ibu ibu yg mengantarnya kepada Alina.

" Iya Bu, saya juga minta maaf. Karena kejadian ini juga tidak terduga. Dan terima kasih telah menolong saya tadi...." jawab Alina setenang mungkin. Padahal hatinya begitu dongkol dan ingin meluapkan kemarahannya. Namun itu tidak mudah ia ungkapkan. Terlebih kepada orang orang yg tidak mereka kenal.

ibu ibu itu tersenyum kemudian duduk di ruangan tempat Alina sempat diobati tadi. Sementara Alina masih terlihat tertatih melangkah tanpa bantuan dari siapapun. Sebenarnya Alina menggerutu, terutama kepada Dewa yg sudah diselamatkan dan tidak menolong disaat jalan seperti saat ini. Namun apa daya, Alina ingin berteriak namun tertahan.

Sementara Dewa sendiri juga tertatih. Karena luka dikakinya terlihat sedikit membengkak dan lebam.

" Lho nak Dewa juga kakinya dipatuk ular...." tanya ibu ibu yg sudah duduk di bangku. Sambil memperhatikan langkah Dewa.

" Saya malah tidak tahu, ini dipatuk ular atau luka karena lainnya Bu. Karena beberapa kali saya tak sadarkan diri ketika luka ini terjadi...." jawab Dewa sekenanya.

" Sudah sudah , biar diobati oleh pak mantri sekalian...." kata ibu ibu itu kemudian keluar dari ruangan itu dan memanggil dokter yg ia bilang pak mantri.

Beruntung pak mantri segera tanggap dan datang.

" Kenapa mbak....?" tanya dokter itu.

" Ini tolong periksa kaki nak Dewa. Sepertinya terluka. Khawatir luka itu juga akibat dari ular di hutan itu...?" kata ibu ibu itu.

" oh ya, perkenalkan nama saya Juwanti nak Dewa, nak Alina. Saya istrinya pak Kadus tadi. Maaf baru bisa memperkenalkan diri...." kata Bu Juwanti.

Alina dan Dewa hanya mengangguk perlahan dan kemudian Dewa berbaring atas perintah dokter yg memeriksanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!