Memperbaiki Keturunan...??? ( Alina )

Akhirnya Dewa dan wanita penolong itu digelandang menuju ke sebuah Aula di kampung tersebut. Dewa tidak menyangka jika dirinya dan sang penolong dituduh telah berbuat mesum. Sehingga tempat inilah menjadi tempat persidangannya. Sementara wanita penolong tadi diobati terlebih dahulu oleh dokter puskesmas setempat.

" Benar bapak bapak, kami tidak berbuat mesum di tempat itu. Bahkan saya tidak mengenal wanita itu...!" jawab Dewa tegas.

" Alah, alasan kamu saja. Kami warga disini sering memergoki orang orang macam kalian. Dan alasannya selalu sama....!!" kata salah satu bapak bapak diantara kerumunan itu.

" Selalu berkelit..." Sambung salah satu warga.

Para warga tampak begitu geram, karena seringkali tempat di atas pantai pinggir hutan menjadi tempat mesum muda mudi jaman sekarang. Bahkan beberapa kali warga menangkap muda mudi di sana.

" Sudah sudah, kita tunggu wanitanya. Untuk di mintai keterangan...." Kata salah satu warga yg sering dipanggil pak Kadus tersebut.

Semua tampak terdiam karena putus kata dari pak Kadus itu. Kemudian pak Kadus melangkah menuju ke tempat wanita yg sedang diobati.

" Bagaimana pak mantri....?" tanya pak Kadus kepada dokter yg memeriksa wanita penolong Dewa.

" Mukanya disengat lebah, beruntung ia membuat ramuan dari dedaunan dan sudah mulai mengempis. Semoga tidak beracun..." jawab Dokter yg disebut pak mantri tadi.

" Dan luka patukan ular juga sudah mulai mengempis. Karena bukan ular berbisa. Mungkin dia kelelahan sehingga pingsan tadi..." sambungnya.

" Apakah belum ada tanda tanda , ia akan sadar...?" tanya pak Kadus.

Dokter tersebut hanya menggeleng.

" Sebaiknya kasih minum terlebih dahulu. Sepertinya mereka tidak membawa bekal apapun..." kata dokter.

Pak Kadus mengangguk, kemudian memerintahkan kepada beberapa ibu ibu yg ikut berada ditempat itu untuk membuatkan minuman hangat. Dan tak berselang beberapa lama, air minum teh hangat pun jadi. Salah satunya diberikan kepada Dewa.

Perlahan mata wanita penolong itu terbuka, kemudian melihat sekelilingnya. Ia tampak terkejut, karena banyaknya pasang mata menatapnya.

" Sudah sadar nak...?" tanya salah satu ibu ibu di sebelahnya.

Wanita itu mengangguk, dan berusaha untuk duduk di balai balai. Dan ibu ibu disebelahnya membantu untuk duduk dan bersandar di dinding ruangan itu. Wanita itu segera dikasih air minum oleh salah satu warga. Ia pun meminumnya perlahan.

" matur nuwun Bu..." kata wanita itu kepada pemberi air minum.

Ibu ibu itu pun mengangguk. Beruntung ibu ibu itu sangat ramah dan murah senyum.

" Coba ceritakan, siapa cah ayu ini kok bisa berada di tempat terlarang bagi adat kami..." tanya ibu ibu itu perlahan lahan.

" Na...nama saya Alina Bu, saya dari Magelang. Tadinya saya nebeng mobil arah ke Jogja. Tapi ternyata mobil itu adalah mobil penculik lelaki itu..." kata Alina menjelaskan. Sambil menunjuk arah Dewa.

" Oh lelaki yg ada di sana itu penculik....?" kata ibu ibu disebelahnya.

" Bukan, lelaki itu diculik dan mau di buang kelaut saat pingsan...." jawab Alina.

" ALAH , ALASAN. SUDAH KITA SIDANG MEREKA KALAU PERLU KITA NIKAHKAN MEREKA. KEMUDIAN KITA USIR DARI DESA INI. TITIK....!!!"

kata salah satu warga yg masih tampak emosi. Datang ke ruangan serta berteriak.

" Saya tidak kenal dia pak...." jawab Alina.

" JANGAN BANYAK ALASAN...BAGAIMANA BAPAK BAPAK SETUJU ATAU TIDAK...!!!"

Teriaknya.

" SETUJU.....!!!"

Jawab warga yg masih berkumpul di aula tersebut. Ibu ibu disebelah Alina hanya menggelengkan kepala. Namun tidak bisa berbuat banyak. Terlebih warga tampak begitu marah ketika seringkali memergoki muda mudi yg berbuat mesum di wilayah tersebut.

Pak Kadus tak kuasa untuk melerai kemarahan warga. Sehingga ia memanggil pak Kades agar bisa menyelesaikan permasalahan ini.

Dewa dan Alina pun di interogasi oleh orang orang perangkat desa tersebut. Alhasil keterangan yg diberikan Dewa maupun Alina tidak mampu untuk meyakinkan warga yg sudah terlanjur geram atas ulah dari muda mudi yg sering berbuat asusila di wilayah pedesaan itu. Dan dengan terpaksa Dewa dan Alina dinikahkan secara paksa.

Penghulu pun datang bersama temannya ke tempat itu bersama pak Kadus. Alina mengernyitkan keningnya. Karena salah satu orang tersebut sangat ia kenal. Namun Alina tidak ingin terungkap saat ini. Alina pun mengikuti prosesi acara dadakan plus paksaan saat ini.

" Saya terima nikahnya Alina Prameswari Putri binti Budiawan RR dengan mas kawin uang sebesar delapan ribu rupiah dibayar tunai...!!!

" Sah...!"

" Sah..."

Saat ini resmilah Alina menjadi istri dari Dewa Angkasa. Sesaat Alina mengernyitkan keningnya. Namun ia kemudian mengikuti instruksi dari penghulu dan sesepuh di desa tersebut.

" Wuiiihhh, jadi istri oppa oppa Korea beneran nih. Memperbaiki keturunan. Xixixi...." batin Alina. Namun mimik muka masih datar. Sangat datar sehingga tidak diketahui oleh siapapun jika dirinya ada rasa yg berbeda.

Eh , tapi sepertinya aku pernah mendengar nama Angkasa...?, oh....jadi benar ini orang adalah anak dari om Angkasa...?" batin Alina sambil memikirkan sesuatu.

" Coba kalau tidak banyak orang ataupun Dewa disini. Akan ku maki maki itu orang yg bersama penghulu ini...." lanjutnya.

" Whuaaaa....kenapa menikah impianku jadi begini. Whuaaaa...!!!!" teriaknya dalam hati. Dan mimik muka Alina masih datar.

" Pokoknya aku harus jaga diri dahulu dari laki laki yg sudah menjadi suamiku ini. Aku kan belum begitu mengenalnya...awas saja kalau macam macam...." gerutu Alina masih dalam hati.

Sementara Dewa tampak lebih tenang. setidaknya hukuman yg diberikan oleh warga bukannya diarak keliling kampung dan tanpa busana. Itu sudah lebih dari cukup. Namun Dewa kemudian menatap wanita yg menolong dan bernama Alina Prameswari itu. Tampak dewa sedikit mengerutkan keningnya.

" Sepertinya aku pernah mendengar nama Alina Prameswari, tapi dimana ya. Kok aku lupa. Dan nama ayahnya kok Budiawan dan bagaimana rupanya pun aku tidak tahu...." batin Dewa.

" Akan ku selidiki siapa dia sebenarnya....." Kata Dewa dalam hati.

Kemudian Dewa memperhatikan wajah dari Alina. Lebam akibat sengatan tawan itu semakin berkurang. Dan tampak wajah cantik ayu kini terpampang jelas dihadapannya.

" Cantik juga nih anak...." monolognya dalam hati.

Tak berselang lama, warga segera mengusir mereka berdua. Namun kepala desa serta kepala dusun kembali menenangkan para warga.

" Alangkah baiknya kita biarkan mereka beristirahat terlebih dahulu. Serta menyembuhkan sakit di kaki dan wajah nak Alina. Serta Nak Dewa juga bisa memulihkan tenaga. Agar mereka bisa kembali kerumahnya. Dan untuk warga sekalian, silahkan kalian kembali ke tempat masing masing. Yang bekerja silahkan lanjutkan kerja kalian. Yang masih ada urusan lain silahkan lanjutkan dan kembali ke rumah masing masing. Acara hari ini kita tutup. Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh...!!"

" Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh....siap pak Kades...!!" jawab warga serempak.

Kemudian satu persatu warga membubarkan diri. Dan kini tinggallah pak Kades, pak Kadus dan beberapa ibu ibu yg masih berada ditempat itu.

" Mohon maafkan warga ya nak Dewa, nak Alina. Mereka bukan tidak percaya dengan cerita kalian. Namun karena sudah seringkali dibuat geram oleh perilaku muda mudi yg datang ke desa kami dan berbuat asusila di wilayah kami. Sehingga membuat kalian berdua menjadi korban dari kegeraman mereka..." kata pak Kades.

Dewa hanya mengangguk sekilas. Sementara Alina masih diam menundukkan kepalanya.

" Baiklah, kalian istirahat terlebih dahulu di ruangan samping. Sedang di tempat ini akan dijadikan posyandu untuk warga yg sudah mengantri dan tertunda...." lanjut kata pak Kades.

Akhirnya Dewa dan Alina pun mengikuti ibu ibu yg sejatinya akan melakukan kegiatan posyandu untuk mengantar ke ruangan sebelah, di aula tersebut.

" Maafkan kami para warga ya nak Alina..." kata ibu ibu yg mengantarnya kepada Alina.

" Iya Bu, saya juga minta maaf. Karena kejadian ini juga tidak terduga. Dan terima kasih telah menolong saya tadi...." jawab Alina setenang mungkin. Padahal hatinya begitu dongkol dan ingin meluapkan kemarahannya. Namun itu tidak mudah ia ungkapkan. Terlebih kepada orang orang yg tidak mereka kenal.

ibu ibu itu tersenyum kemudian duduk di ruangan tempat Alina sempat diobati tadi. Sementara Alina masih terlihat tertatih melangkah tanpa bantuan dari siapapun. Sebenarnya Alina menggerutu, terutama kepada Dewa yg sudah diselamatkan dan tidak menolong disaat jalan seperti saat ini. Namun apa daya, Alina ingin berteriak namun tertahan.

Sementara Dewa sendiri juga tertatih. Karena luka dikakinya terlihat sedikit membengkak dan lebam.

" Lho nak Dewa juga kakinya dipatuk ular...." tanya ibu ibu yg sudah duduk di bangku. Sambil memperhatikan langkah Dewa.

" Saya malah tidak tahu, ini dipatuk ular atau luka karena lainnya Bu. Karena beberapa kali saya tak sadarkan diri ketika luka ini terjadi...." jawab Dewa sekenanya.

" Sudah sudah , biar diobati oleh pak mantri sekalian...." kata ibu ibu itu kemudian keluar dari ruangan itu dan memanggil dokter yg ia bilang pak mantri.

Beruntung pak mantri segera tanggap dan datang.

" Kenapa mbak....?" tanya dokter itu.

" Ini tolong periksa kaki nak Dewa. Sepertinya terluka. Khawatir luka itu juga akibat dari ular di hutan itu...?" kata ibu ibu itu.

" oh ya, perkenalkan nama saya Juwanti nak Dewa, nak Alina. Saya istrinya pak Kadus tadi. Maaf baru bisa memperkenalkan diri...." kata Bu Juwanti.

Alina dan Dewa hanya mengangguk perlahan dan kemudian Dewa berbaring atas perintah dokter yg memeriksanya.

Terpopuler

Comments

puspa sari

puspa sari

astg smpat² ny berpikir bgtu

2024-05-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!