Aksi Alina

Kejar kejaran pun terjadi, Dewa semakin mempercepat laju kendaraannya. Dan mengarahkannya ke pinggir kota. Dewa mencari tempat yg aman saat ini. Terlebih orang yg mengejarnya bukan hanya satu dua orang. Yg membuat Dewa semakin waspada.

Sementara kendaraan di belakang Dewa tak kalah untuk mengejar mobil sasaran didepannya. Didalamnya terdapat 4 orang berpakaian serba hitam.

" Dia masih hidup ternyata..."

" Ayo kejar. Dan jangan sampai bos tahu jika dia masih hidup..."

" Kalau sampai tahu , nyawa kita taruhannya..."

" Baik..."

Laju kendaraan semakin cepat untuk mengejar dewa. Sehingga tinggal beberapa meter saja terkejar. Namun dewa dengan gesit untuk menghindari mobil mobil didepannya.

****

Sementara Alina yg mengamati pergerakan lewat ponselnya pun ikut geram. Terlebih ia tahu, jika dewa dikejar beberapa orang. Apa daya dirinya hanya menggunakan motor matic meong saat ini. Namun ia kemudian ingat. Jika ditempatnya saat ini tidak jauh dari tempatnya om Bagus atau om Hendra. Adik ibunya. Maka Alina pun segera kesana untuk menukar kendaraannya.

Sesampainya di kediaman om Bagus, Alina segera menemui omnya itu. Namun dirumahnya hanya ada putranya yg rese menurut Alina. Siapa lagi jika bukan Adam. Usia Adam sama dengan Brian kakaknya Alina.

 Alina pun berniat meminjam motor sport milik Adam untuk mengejar Dewa. Adam yg melihat Alina masih tampak emosi pun mau tak mau menyerahkan motor sport hitam miliknya. Dan kemudian Alina pun meninggalkan Adam.

" Kemana gadis bar bar itu. Sepertinya sangat panik..." kata Adam.

Ia mengabaikan Alina yg berlalu pergi. Karena ia tidak ingin punya masalah, apalagi menyangkut keluarga besarnya. Keluarga Singoatmo. Keluarga Bagus atau Hendra lebih memilih mengurus perhotelan miliknya daripada urusan rumah sakit milik kakek buyutnya. Terlebih keluarga Hendra sudah dianggap tidak ada oleh mereka. Dan hal itupun sudah di beritahu oleh om Bagus/Hendra. Dan semua tampak menerima. Terkecuali Adila , ibu dari Alina. Ia tetap masih menganggap Hendra saudara kandungnya. Dan informasi tentang eyang putri pun , keluarga Hendra dapat dari Budiawan RR , Daddy Alina.

****

Alina pun mengendarai motornya secara penuh, sehingga sedikit bisa mengejar pergerakan Dewa. Sementara dewa sudah sampai di daerah Jonggol Cileungsi. Alina sudah sampai daerah Cibubur. Dan Alina semakin mempercepat motor sports milik Adam. Agar segera bisa menyusul Dewa.

Hingga setengah jam kemudian tampak mobil Dewa sudah berhenti di daerah perhutanan. Dan mobil pemburunya pun berada di tempat itu. Namun suasana tampak sepi. Tanpa ada pergerakan apapun. Alina mengawasinya dari jauh.

Lirih terdengar suara perkelahian di jauh sana. Alina pun turun dari motornya kemudian menyembunyikannya. Alina berlari menuju suara itu. Dan semakin mendekat jika dewa sedang di keroyok 4 orang. Sementara pak Mustafa sudah terkapar.

Alina pun mendekat dan semakin dekat. Dari tempatnya berdiri , Alina melihat Dewa kewalahan melawan 4 orang tersebut. Alina pun mengambil belati yg biasa ia pakai. Dan melemparkannya ke arah lawan Dewa.

jleeeppp....

Belati tepat sasaran, dan kegiatan pertarungan sejenak terhenti. Karena salah satu dari 4 orang itu tewas di tempat.

jleeeppp.....

Satu lagi lawan Dewa terkapar. Dan kini tinggal dua orang. Alina berlari menuju ke tempat Dewa kemudian ikut menyerang 2 orang yg masih tersisa itu. Tak ayal, Dewa yg mendapat bantuan pun segera menghabisi salah satunya. Begitu juga Alina yg tanpa ampun memberikan bogeman nya ke arah ulu hati lawannya.

Sesaat terdiam. Nafas Dewa terengah. Begitu juga dengan Alina.

" Cepat bawa pak Mustafa ke rumah sakit xx, dia akan aman disana..." teriak Alina.

" Biar aku urus mereka..." teriaknya lagi.

Dewa yg memang sigap pun segera membopong pak Mustafa. Mengikuti petunjuk Alina.

" Kamu....?" tanya Dewa.

" Udah tinggal. Aku bawa motor..." jawab Alina. Dan dewa pun melajukan kendaraannya menuju rumah sakit xx sesuai perintah Alina.

 Sementara Alina menyeret keempatnya menuju mobil. Dan Alina pun memasang alat agar mobil berjalan otomatis. Dan tak lama kemudian mobil bisa berjalan dengan sendirinya. Didalamnya terdapat empat orang yg sudah terkapar akibat ulahnya.

Alina membuat seakan akan mobil mengalami kecelakaan sendiri. Laju mobil dipercepat dan Alina mengikutinya dari belakang menggunakan motor sports milik Adam. Mobil didepannya semakin cepat. Dan gas penuh menuju jurang.

Buuuummmm......!!!!

Mobil masuk jurang dan meledak, sehingga korban tidak bisa di identifikasi. Itulah harapan Alina. Dan Alina pun memutar arah kendaraannya menuju rumah Adam kembali.

****

1,5 jam kemudian Alina sudah sampai di kediaman om Hendra. Dan disana masih ada Adam yg sedang asik bermain dengan motor matic milik Alina.

Melihat kedatangan Alina pun Adam bermaksud menggodanya.

" Kakakku yg kecil, dari mana sih...?"

" Cantik cantik tapi bar bar..." kata Adam masih melajukan motor meong milik Alina. Sambil berputar putar halaman rumahnya.

" Duh, cantik cantik budeg..." lanjut Adam.

Sementara Alina masih diam ditempatnya. Kemudian menaruh motor sports milik Adam.

" Kuat juga, badan sekecil itu pakai moge..." Adam.

" Berisik..." Alina.

" Tapi ganteng..." Adam.

" Hoekkk..." jawab Alina.

" Nih, kunci motormu..." lanjutnya sambil menyerahkan kunci motor sports milik Adam.

" Ngga tukeran aja...?" kata Adam.

" Enak aja..." jawab Alina.

" Motormu cakep, ada kamera dan senjata otomatisnya lagi. Ini juga anti peluru dan berbagai peralatan canggih..." kata Adam.

" Keren Lo...." lanjutnya.

" Bahkan kalau orang awam ini hanyalah variasi. Berapa lama pasang...?"

Alina menggerutu kesal. Karena rahasianya terbongkar oleh Adam sepupunya sendiri. Namun apa daya. Dirinya sudah mempersiapkan itu semua 2 malam ini.

" Kenapa ngga dibikin bisa terbang sekalian Lin..." kata Adam.

" Berisik..." Alina.

Adam tertawa melihat sepupunya tampak emosi. Karena memang suka menggodanya.

" Sudah berapa korban tadi...?" tanya Adam.

" Cerewet...!" jawab Alina.

" Mana motornya, mau pulang...."lanjutnya.

" Ck, Lo tu ya. Lama ga kesini main kabur kabur aja. Coba kalau mama lihat. Bisa kena semprot tujuh turunan Lo...." kata Adam.

Alina berkacak pinggang didepan Adam yg masih asik dengan motor meong milik Alina. Bahkan seolah olah ia sebagai satria baja hitam melenggok sana melenggok sini. Bahkan tanpa habis ide jahilnya itu.

" Woy berhenti apa, bensinku habis ntar..." kata Alina.

" Emang punyaku di isi in bensin. Ngga kan...?" kata Adam masih mode satria baja hitam.

Glodak.....

Adam terjatuh dari motor Alina. Kemudian meringis kesakitan.

" Sukurin...." kata Alina yg kemudian datang membantu berdiri motornya. Kemudian memindahkannya lebih jauh.

" Woy, yg sakit ini. kenapa elu malah motornya yg di tolongin. Buset dah..." teriak Adam.

" ini motor gw lecet tahu..." jawab Alina yg tidak mempedulikan Adam yg masih terkapar.

Alina kemudian tertawa terbahak bahak. Karena tingkah dari sepupunya itu.

Tak lama kemudian sebuah mobil masuk ke pelataran rumah om Hendra. Kemudian mobil itu berhenti di sebelah Alina. Sosok perempuan cantik dan lelaki paruh baya keluar dari dalam mobil.

" Alin...!!!??" Kata seorang perempuan yg keluar dari mobil tersebut.

" Tante..." Alina.

Alina dan Tante Ria pun berpelukan. Karena sudah lama tidak bertemu. Dan om Hendra yg keluar dari mobil pun turut memeluk Alina.

" Masuk dulu yuk..." kata Tante Ria.

" Iya Tante.." jawab Alina.

Dan ketiganya pun masuk kedalam rumah secara beriringan.

" Woy, ini anaknya siapa sih. Diabaikan begitu saja. Mana masih terkapar lagi ....!!" kata Adam sambil berteriak.

" Anakku Alina. Mau apa kau..." kata Tante Ria. Dan gelak tawa pun terjadi.

Didalam rumah, Adam sejak tadi diabaikan oleh kedua orang tuanya. Terlebih karena adanya Alina di rumah ini. Memang Adam menyadari. Jika di keluarga ini dan keluarga Adila hanya Alina lah yg perempuan. Jadi dimanapun berada dialah yg selalu disayang.

Tante Ria dan om Hendra pun menanyakan kabar ibunya di kampung. Bukan tidak mau datang kesana. Namun karena kesibukannya ini, eyang putri melarang Hendra datang ke Jogja. Namun yg seringkali datang adalah eyang putri sendiri ketempat Hendra ini. Terlebih itu semua permintaan dari Budiawan yg sedang menyelidiki tentang keluarga ayah mertuanya itu.

Alina pun bercerita tentang kisah kisah ya di tempat eyang putrinya. Dan kali ini Alina menceritakan rencananya, jika kepindahannya di Jakarta adalah untuk menyelidiki kejadian 5 tahun lalu. Yang melibatkan kakak angkatnya Aqila.

Hal itu diterima dengan baik oleh keluarga Hendra. Bahkan Hendra pun menawarkan bantuan dengan perantara Adam.

" Ga usah ditawari bantuan pah. Dianya aja kalau minta bantuan maksa. Apalagi kalau ditawari bantuan. Lebih maksa lagi..." kata Adam

" Adam....!!" Tante Ria.

" Wleeeekkk...!!!" Alina

Alina juga menceritakan tentang sekolahnya ke depan. Jika dirinya meneruskan sekolah di Jakarta ini. Sehingga om Hendra juga menawarkan bantuan sekolah untuk Alina.

" Daddy sudah mencarikan sekolah kok om. Jadi tenang saja. Alin pasti beres..." kata Alina.

" Beres itu dalam artian apa...?" kata Adam.

" Seperti tadi. Mobil meledak kecelakaan tunggal. Tapi dikendalikan otomatis..." bisik Adam ke telinga Alina.

" Ce re weeetttt.....!!!" bisik Alina ke telinga Adam.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!