Brian Kusuma

Hari semakin sore. Dewa dan Alina pun sudah kembali ke rumah eyangnya. Alina menemui Daddy Budiawan untuk merencanakan kepindahan sekolahnya. Begitu juga dengan Dewa. Dan Daddy Budiawan memberikan solusi. Agar Dewa dan Alina satu sekolah di Jakarta.

Besok pagi adalah rencana Dewa kembali ke Jakarta bersama Alina. Dan itu yg menyarankan adalah Daddy Budiawan. Baru Minggu depannya Daddy Budiawan yg akan datang ke Jakarta mengurus keperluan kepindahan sekolah keduanya.

Sementara Dewa dan Alina sudah membelikan tiket kereta ke Jakarta. Sehingga malam ini Alina berkemas membawa beberapa barang kebutuhannya untuk di Jakarta.

" Perlu bantuan ngga..." tanya Dewa ketika sengaja membuka pintu kamar Alina.

" Ngga, ntar tugasmu yg bawa..." jawab Alina tanpa menoleh.

" Enak aja...." jawab Dewa.

" Kan tugas laki laki..." kata Alina kembali.

" Ck..."

Dewa kemudian duduk di bangku kamar Alina. Tanpa disadari, Dewa mengagumi gadis dihadapannya ini. Parasnya yg cantik dan ayu, serta jika rambutnya tergerai seperti itu mirip dengan Artis Dian Sastrowardoyo. Wajah yg kemarinnya tersengat lebah pun sudah hilang saat ini. Namun tinggi badannya tidak sesuai ekspektasi Dewa. Mungil , karena tingginya 160 cm. Jadi ketika berhadapan dengan Dewa maka dewa akan sedikit menunduk.

Dewa memperhatikan betis kanan Alina yg memakai manset kaki berwarna hitam. Dan mungkin sengaja untuk menutupi Tato yg ada di bagian betisnya.

" Ngapain liat liat. Dasar otak mesum..." kata Alina sambil berkacak pinggang dihadapan Dewa.

" Mesum sama istri sendiri kan ga papa..." jawab Dewa

Bugghhh.....

Alina melempar bantal yg kebetulan sedang di rapikan. Namun Dewa dengan cepat menangkap bantal itu. Dewa nyengir kemudian tertawa.

" Gw tidur sini ya...." kata Dewa.

" Ga boleh, sana pergi sana ke kamar depan...." kata Alina sambil menarik dan mendorong dewa ke arah pintu.

" Sekali aja pliss..." kata Dewa.

" Ga boleh, udah sana keluar..." kata Alina.

Dewa yg didorong Alina berbalik dan sambil menunduk. Kemudian mencium bibir Alina yg wajahnya sedang menatapnya.

Alina terhenti karenanya. Dan berdiri kaku, diam tak berkutik. Bahkan Dewa semakin membuka bibir Alina sehingga terbuka. Dewa melumat bibir Alina hingga beberapa detik. dan Alina tersadar kemudian mendorong Dewa.

" Mesum....!!" teriak Alina dan berhasil membuat Dewa keluar dari pintu.

Alina menutup pintu dengan keras. Kemudian bersandar di belakang pintu. Jantungnya berdetak lebih kencang saat ini. Tangannya kemudian memegang bibirnya yg basah. Akibat ulah Dewa. " Ciuman keduaku.." batin Alina.

" Dewa sialan, awas saja ntar kalau di Jakarta..." kata Alina lirih. Tidak mau didengar oleh siapapun

Sementara dewa masih didepan pintu dan mendengar gerutuan Alina di balik pintu. Dewa cekikikan disana. Kemudian melangkah menuju kamar miliknya.

Dewa kembali mencari secara detail tentang Alina melalui ponselnya. Sungguh ia tidak bisa menemukan nama tersebut disana. Bahkan media sosial pun tidak ada. Bahkan jika anak muda jaman sekarang akan aktif dengan media sosial. Maka Alina adalah pengecualian. Dewa pun kemudian menghubungi Rio jika dirinya akan kembali ke Jakarta besok pagi. menggunakan kereta.

****

Pagi harinya Alina dan Dewa berpamitan kepada eyang putri. Dan Daddy Budiawan yg mengantar keduanya ke stasiun Tugu Jogja. Walau hari masih sangat pagi. Dan harus sampai di stasiun sebelum pukul 7 nanti. Maka dari itu untuk menghindari kemacetan. Daddy Budiawan menyarankan sehabis subuh untuk berangkat.

Daddy Budiawan mengendari mobil miliknya yg jarang di keluarkan dari garasi. Mobil keluarga yg umum dipakai di daerah itu. Perlahan Mobilnya meninggalkan rumah eyang putri. Eyang tampak sedih melihat kepergian Alina. Yang menurutnya sedang menjalankan tugas. Untuk menguak tragedi yg mengorbankan Aqila cucunya.

" Kalian hati hati dalam situasi apapun, selalu waspada , jaga diri. Dan selalu ingat yg maha kuasa...." itu adalah kata kata eyang yg sempat di berikan kepada Alina dan Dewa.

Alina mengingat pesan itu. Karena memang ia menjalankan sebuah misi. Sementara Dewa hanya mengangguk. Tidak mengerti apa maksud dari eyang putri.

Ketiganya sampai di stasiun Tugu. Dan kereta sudah siap disana. Daddy Budiawan pun memberikan pesan kepada Alina untuk hati hati. Serta memberikan beberapa kata sandi. Yang hanya Alina mengerti. Sementara Dewa hanya mengangguk saja. Kemudian meninggalkan Daddy Budiawan sendirian.

****

Daddy Budiawan masih berada di parkiran stasiun karena menunggu pukul 8. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebungkus rokok. Kemudian menyulutnya.

" Brian datang di bandara Adi Sucipto jam 9 pagi. Tunggu bentar dulu lah..." kata Budiawan sendirian.

Kemudian ia melangkah menuju ke warung kopi pinggir stasiun untuk memesan kopi. Sembari menikmati sebatang rokok miliknya.

Hingga beberapa saat kemudian Ia pun kembali ke mobilnya. Dan kini menuju ke bandara. Karena pagi ini tidak terlalu macet, maka sekitar 30 menit ia sudah sampai di bandara. Budiawan pun turun dan mencari tempat untuk menunggu Brian. Putra pertamanya yg datang dari negeri Tirai bambu.

Brian selama ini bersama maminya disana. Ia juga turut merawat kakaknya Aqila yg masih dalam keadaan sekarat. Dan ia bersedia untuk kembali karena memang itulah keinginannya. Brian datang karena melanjutkan studi S2 nya di Jogjakarta. Di bidang kedokteran. Usia Brian kini 21 tahun berbeda 4 tahun dengan Alina.

Beberapa saat kemudian seseorang datang ke tempat Budiawan berada. Yang tampak melamun karena permasalahan keluarganya.

" Daddy...." kata seseorang, yg tak lain adalah Brian

" Hey son. kamu mengagetkan Daddy saja...." kata Daddy Budiawan kemudian memeluk putranya.

Dan keduanya pun kini menuju mobilnya. Budiawan melajukan kendaraannya menuju ke kediaman eyang putri Rumini Singoatmo.

" Son, selama ini Daddy bersandiwara dengan Alina. Jika Alina adalah keponakan dari Daddy. Apakah kamu juga akan seperti adikmu itu. Atau tetap akan mengungkapkan jika Daddy adakah daddy mu...?" kata Budiawan kepada putranya.

" Memangnya kenapa harus menyembunyikan jati diri kita dad...?" kata Brian.

" Apakah keluarga eyang masih saja cari masalah. Padahal eyang Kakung sudah meninggal...." lanjutnya.

" Justru itu, karena eyang Kakung meninggal maka yg berhak atas Rumah sakit saat ini adalah mommy mu. Dan mereka harus mendapatkan tanda tangan serta sidik jari mommy mu. Jika ingin mengambil Rumah sakit warisan dari Eyang buyutmu..." jawab Daddy Budiawan.

" Kenapa permasalahannya rumit begitu. Padahal Daddy dan mommy sudah punya rumah sakit sendiri. Bahkan lebih besar daripada milik mendiang kakek buyut...." Jawab Brian.

" Keluarga mereka adalah keluarga yg serakah. Maka jika mommy muncul mereka akan saling berebut maupun saling menjatuhkan. Sedangkan mommy mu hanya ingin keluarga keturunan eyang buyut mu tetap bersatu...." kata Daddy.

" Ya udah, kenapa ngga sekalian di serahkan saja itu warisan ke orang orang serakah. Agar kita bisa hidup damai dad...?" kata Brian.

" Tidak sesimpel itu son. Mommy curiga dari saudara keturunan eyang buyutmu itu. Mommy mencurigai salah satunya terlibat tragedi yg mengancam nyawa mbak Aqila. Karena mereka hanya tahu. Jika mommy mu hanya mempunyai 1 anak angkat. Yaitu mbak kamu Aqila. Sementara kamu dan Alina mereka tidak tahu. Itu yg Daddy pahami. Oleh karena itu Alina dan Daddy sepakat untuk tidak mengakui Daddy dan anak. Ketika berada di rumah eyang putri...." Daddy Budiawan menjelaskan kronologi.

" Apakah orang yg mencelakai mbak Aqila sudah ketemu dad...?" tanya Brian.

" Belum. Alina sedang memulai menyelidikinya di Jakarta bersama suaminya....?" kata Daddy.

" Suami...?" Brian.

" Iya..." Daddy.

" Kapan menikah ..?" Brian.

" 3 Hari yg lalu..." Daddy.

" Kok Daddy ga ngasih tahu Bry...?" Brian.

" Memangnya mommy tidak cerita...?" Daddy.

" Engga .." Brian.

Daddy Budiawan menghela nafas panjangnya. Kemudian menceritakan kisah Alina adiknya Brian yg menikah tersebut. Dan ia juga menceritakan kejadian kejadian yg dialami suaminya itu.

" Oh , seperti itu. Jadi Dewa adik kandung mas Dimas...?" Brian.

" Iya. Mereka berdua adalah putra Angkasa dari istri kedua. Dan diambil oleh istri pertama untuk dirawat. Terutama Dimas, karena. Karena dulu istri pertamanya itu menyetujui Angkasa menikah lagi. Namun tidak dengan Dewa. Dewa tetap diasuh oleh ibu kandungnya. Hanya semenjak ibu kandungnya hilang dan dikabarkan meninggal. Maka dewa diambil oleh Angkasa dan dirawatnya. Itupun kejadian 7 tahun silam...."

" Tapi Dewa sepertinya tidak betah berada di kediaman Angkasa dan memilih untuk mencari kontrakan sendiri. Sampai saat ini pun seperti itu. Beruntung kakaknya Dewa, Dimas sangat perhatian kepadanya. Sehingga sering dikasih uang Lebih. Dan Dewa mengembangkan usahanya menjadi Bengkel dan beberapa kafe di Jakarta...." lanjut kata Daddy.

" Hebat juga tuh anak..." jawab Brian.

" Deddy sudah menyelidiki tentang ibu kandungnya Dewa. Dia juga bukan orang sembarangan ternyata...." kata Deddy.

Brian mengerutkan keningnya mendapatkan perkataan dari Daddy Budiawan. Apalagi tentang ibunya dewa yg bukan orang sembarangan.

" Maksudnya...." Tanya Brian.

" Dia adalah sahabat mommy mu. Putri dari pengusaha Perhotelan ternama. Dan saat ini masih dirawat oleh mommy mu disana. Tante Melisa...." Kata Daddy Budiawan.

Brian terkejut dengan perkataan Daddy nya itu. Bahkan selama ini Brian turut serta merawat Tante Melisa disana. Dan tidak menyangka jika Dimas dan Dewa adalah putra dari Tante Melisa.

" Bagaimana ini bisa terjadi....?" Brian.

Terpopuler

Comments

@Intan.PS_Army🐨💜

@Intan.PS_Army🐨💜

dari novel yang Lionting sampei ini kaya nya kakak suka nulis novel keluarga penuh kejutan ia kak semangat kak 🌹🌹🌹

2024-04-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!