BAB 15

"Jadi siapa nama kalian?" tanya Lily kepada keempat orang yang akan mendampingi dan mengawal mereka bepergian hari ini.

"Ah perkenalkan, nama saya Max, Robie, Sam dan Alice. Kami semua akan mengawal nona Lily dan tuan muda sepanjang hari ini" ucap Max.

"Wah badan uncle besar sekali" Nicholas menatap kagum kepada Max yang memang memiliki tubuh paling besar dan tinggi diantara mereka.

"Mommy, aku ingin tubuhku kuat dan besar seperti uncle Max" kata Nicholas.

"Kalau begitu, kau harus rajin makan sayur dan tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis. Kau tidak mau kan memiliki tubuh yang besar dan kuat tapi giginya ompong" goda Lily.

Nicholas menggelengkan kepalanya kuat - kuat seraya menutup mulutnya rapat - rapat.

Semua yang hadir disana hanya bisa tertawa melihat polah bocah yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya itu.

"Kalau begitu, mohon bantuan kalian semua untuk hari ini" ucap Lily kepada keempat orang pengawalnya

Tujuan pertama Lily dan Nicholas adalah salah satu jalan dimana disana terdapat banyak sekali toko - toko beraneka ragam. Dibandingkan dengan masuk kedalam pusat perbelanjaan, Lily lebih menyukai shopping street seperti ini karena banyak pilihan yang bisa dilihat disana selain itu suasana disekitar shopping street juga cukup nyaman dan menyenangkan.

Dulu saat dirinya tinggal di panti asuhan, Lily kerap menemani bunda Rosa untuk datang ke tempat ini, sekedar membeli satu atau dua barang yang dibutuhkan di panti asuhan.

"Setelah 7 tahun rupanya tidak banyak yang berubah disini" batinnya.

"Nona Lily, mohon tunggu sebentar" seru Alice.

Pengawal wanita itu lalu memberikan sebuah gelang kepada Lily untuk dipakai. "Apa ini?" tanya Lily.

"Ah ini hadiah dari tuan Jason, beliau ingin anda terus memakai gelang ini dan jangan pernah dilepas. Gelang ini sama dengan yang dipakai oleh tuan muda" kata Alice lagi.

Sebetulnya Lily sedikit tidak enak memakai barang pemberian Jason, tapi karena dirinya tidak sampai hati menolak saat Alice memberikannya dia pun dengan terpaksa memakainya. "Alice pasti diminta oleh Jason untuk memberikan ini. Kalau aku menolak, aku takut hanya akan membawa masalah bagi Alice" batin Lily.

"Terima kasih Alice, tolong sampaikan kepada tuan Jason kalau aku menerima pemberiannya dan aku berterima kasih untuk itu" ucapnya lagi.

Alice mengangguk, tanpa Lily dan Nicholas ketahui gelang emas denngan batu rubi sebagai hiasannya itu memiliki fungsi lain bagi penggunanya yaitu sebagai alat pelacak. Jason dapat mengetahui keberadaan Lily dan Nicholas selama alat pelacak yang tersembunyi didalamnya masih berfungsi dengan baik.

Bukan tanpa alasan Jason melakukan ini mengingat Lily dan Nicholas hampir saja melarikan diri dari mereka saat mereka bertemu kembali. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Jason pun memasang pelacak di gelang tersebut agar mereka bisa menemukan keberadaan Lily dan Nicholas jika suatu saat mereka menghilang.

Setelah beberapa saat merekapun sampai di shopping street dan tujuan pertama mereka adalah sebuah toko mainan terbesar di jalan itu, Lily berencana untuk membeli mainan bagi anak - anak yang berada di panti asuhan bunda Rosa.

Setelah itu dia juga berencana untuk membeli banyak pakaian, bahan makanan dan segala kebutuhan yang daoat digunakan oleh panti asuhan.

Tidak satupun Lily membeli untuk dirinya sendiri. Semua yang dia beli hanya untuk kebutuhan panti asuhan dan juga Nicholas.

"Mommy aku lelah" rajuk Nicholas.

Lily menghela nafasnya, wajar saja Nicholas merasa lelah setelah seharian mereka berkeliling. "Bagaimana kalau kita pergi ke taman yang ada disana? Ada penjual es krim yang sangat enak, selain itu kau juga bisa memberi makan burung merpati yang ada disana" tawar Lily.

Tanpa pikir panjang bocah itu langsung beranjak dari kursinya dan menggandeng ibunya menuju taman yang dimaksud.

"Kalau begitu saya dan Sam akan menaruh belanjaan ini didalam mobil. Alice dan Robbie akan menemani anda ke taman" sahut Max.

Mereka pun berpencar untuk sesaat. "Nicholas kau tunggulah disini, mommy akan membelikanmu es krim yang enak. Kalian temani saja Nicholas, aku akan pergi sendiri" ucap Lily pada Alice dan Robbie.

Kedua orang itu saling berpandangan, perintah mereka jelas bahwa mereka harus mengikuti kemanapun Lily dan Nicholas pergi.

Melihat keraguan dari mereka Lily kembali angkat bicara, "Aku tidak akan kemana - mana tanpa anakku. Kalian bisa menemaninya disini sampai Sam dan juga Max kembali. Lalu salah satu dari kalian bisa menyusulku disana" tunjuk Lily ke salah satu stan penjual es krim yang berada di taman.

"Baik nona, setelah Max dan Sam kembali saya akan menyusul nona kesana" balas Alice.

...****************...

"Maaf seluruh es krim yang aku jual telah habis" ucap penjual itu begitu Lily tiba di stan miliknya.

"Apa kau tahu dimana aku bisa membeli eskrim? Anakku sangat ingin makan Es krim ini" kata Lily.

Penjual itu lalu menunjukkan ke sebuah toko disamping gang kecil yang berada tidak jauh dari taman.

Lily pun bergegas menuju ke toko tersebut setelah mengucapkan terima kasih.

"Lepaskan aku.... Aku tidak ingin mencuri dan mencopet lagi" teriakan Zack mengalihkan perhatian Lily yang saat itu sudah berada didepan toko.

"Dasar ba*jingan tengik, kau harus sadar posisimu disini. Kalau kau tidak mau melakukan apa yang kami suruh kau akan tahu akibatnya!!!" pria itu terus menampar anak tersebut sampai sudut bibirnya berdarah.

Sekuat tenaga Zack berusaha melepaskan diri dari cengkraman dua orang laki - laki yang sudah menyakitinya. Begitu berhasil melarikan diri, Zack berlari keluar gang dan tanpa sengaja menabrak Lily yang baru saja sampai didepan toko

"Nyonya, tolong aku. Tolong aku dari mereka" pinta Zack pada Lily.

Tangan Zack terlihat lebam, tubuhnya juga gemetar ketika meminta bantuan kepada Lily.

"Kalian, apa yang kalian lakukan terhadap anak ini? Apa kalian yang memukulinya?" geram Lily melindungi Zack dari balik tubuhnya.

"Nyonya, kau tidak perlu ikut campur. Serahkan saja anak itu dan lanjutkan apa yang ingin kau lakukan. Jangan pedulikan kami" seringai salah seorng laki - laki yang terlihat mulai mengeluarkan belatinya itu.

Beruntung Lily melihat petugas patroli sedang melintas, segera saja dia memanggil petugas itu dan membuat kedua laki - laki itu kesal lalu pergi meninggalkan mereka berdua. "Kau tunggu saja akibatnya nanti" ancam mereka sebelum mereka pergi.

"Kau tidak apa - apa? Dimana rumahmu?" tanya Lily.

Zack menggeleng, "Aku tidak memiliki rumah. Selama ini kami tinggal di kawasan kumuh yang ada disana"

"Nyonya, kau harus membantuku menyelamatkan adikku. Dia sedang demam, tolong nyonya, bantu aku membawanya ke rumah sakit" pinta Zack.

Lily yang ragu - ragu antara mengikuti bocah yang baru dia kenal atau tidak. Ditambah lagi Nicholas pasti sedang menunggunya. Tapi entah kenapa dia ingin mengikuti bocah itu, ada perasaan yang mengatakan bahwa dirinya akan menyesal jika dia tidak mengikuti anak ini.

"Tunjukkan dimana adikmu berada? Aku akan menolongmu" ucap Lily.

...****************...

...****************...

Terpopuler

Comments

Aria Kenneth

Aria Kenneth

seru

2024-05-14

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-05-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!