BAB 19

"Bagaimana keadaan Aileen?" tanya Jason tak sabar.

"Kondisi nona Aileen sempat memburuk, tapi sekarang kondisinya sudah lebih baik. Kami akan terus memantau kondisinya selama 24 jam penuh" kata Richard.

"Pastikan kalian melakukan perawatan yang terbaik untuk putriku, kalau sampai kalian gagal. Aku tidak akan segan - segan menghancurkan hidup kalian" ancaman Jason membuat semua orang diruangan itu bergidik ngeri. Membayangkan Jason menghancurkan hidup mereka jauh lebih buruk daripada membayangkan akhir hidup mereka sendiri.

Lily menggenggam erat tangan Aileen. "Aileen, apa kau masih ingin terus tertidur? Apa kau tidak merindukan Mommy, Brother Nicholas dan juga Zack?"

"Bukankah kau ingin tahu siapa Daddymu? Dia ada disini sayang. Bangunlah" bisik Lily. Melihat Lily begitu putus asa, Jason ingin sekali menghibur dan memeluknya. Tapi dia lebih memilih diam disamping Lily.

"Matilda, apa Nicholas masih berada di luar kamar?" tanya Jason

"Iya benar tuan"

"Tuan muda baru saja tiba bersama dengan Robbie dan Max" kata Matilda.

"Kau kembalilah ke mansion, persiapkan kamar untuk Aileen. Aku akan memindahkan Aileen untuk menjalani perawatan di mansion. Aku rasa itu akan jauh lebih mudah bagi kita untuk mengawasinya" kata Jason.

Salah satu alasan kenapa Jason memindahkan lokasi perawatan Aileen adalah agar Lily serta Nicholas tidak perlu bolak - balik ke rumah sakit. Apalagi kondisi psikis Lily yang terkuras habis dengan keadaan Aileen yang suatu saat bisa terus berubah.

"Sesuai perintah anda Tuan" balas Matilda.

"Mau apa kau bocah?" tanya Jason pada Zack yang datang menghampirinya.

"Kalau Aileen dirawat di mansion anda, apakah aku tidak bisa lagi menjenguknya tuan?" tanya Zack.

Jason tidak menjawab dan berlalu pergi bersama dengan Gilbert, "Maafkan aku Zack. Mungkin lebih baik jika kau menunggu sedikit lagi. Kau tahu saat ini tuan Jason sangat mengkhawatirkan kondisi nona muda. Jadi dia ingin nona mendapatkan perawatan terbaik yang bisa dia dapatkan. Datanglah saat nona muda sudah sadar" ucap Matilda sambil menepuk kepala bocah 10 tahun itu.

...****************...

"Arghhhhhh...." Suara melengking diiringi suara barang pecah belah yang dilemparkan ke seluruh kamar membuat Diego dan beberapa pelayan lain merasa frustasi.

"Theresa.. Jangan bertindak bodoh. Buka pintunya sekarang!!!!" Teriakan Diego tidak mendapatkan jawaban apapun dari dalam kamar, membuat dirinya terpaksa mendobrak pintu kamar Theresa dari luar.

Pemandangan di dalam kamar sungguh sangat berantakan, pecahan vas bunga, ornamen - ornamen yang terbuat dari kaca berserakan di seluruh kamar. Mata Diego nanar mencari keberadaan Theresa didalam kamarnya, sampai kemudian salah seorang pelayan mengatakan bahwa Theresa ditemukan bersimbah da*rah akibat mengi*ris nadi di pergelangan tangannya dan merendamnya didalam bak berisi air panas.

"Theresa...!!!!!" Diego berlari menyelimuti tubuh Theresa dengan handuk dan segera menyuruh supir pribadinya menyiapkan mobil dan membawa Theresa kerumah sakit.

"Diego..... Diego....." lirihnya

"Iya, aku disini.... Aku disini Theresa"

"Jason bilang dia akan menikah dengan perempuan lain, kau tahu kalau aku sangat mencintai dia. Lebih baik aku mati jika aku tidak bisa bersamanya" isaknya lemah.

Sesampainya mereka dirumah sakit Theresa segera mendapatkan penanganan darurat. "Bagaimana kondisinya?" tanya Diego kepada dokter yang menangani Theresa.

Theresa cukup banyak kehilangan darah tapi beruntung aksi nekatnya tidak sampai membuatnya kehilangan nyawanya sendiri.

"Untunglah sayatan di pergelangan tangannya tidak terlalu dalam dan segera dibawa kerumah sakit, untuk saat ini pasien sudah dalam kondisi yang cukup stabil. Kami akan memantau lebih lanjut untuk kondisi pasien, namun akan jauh lebih baik jika pasien mendapat perawatan psikologis" ucap dokter itu.

Sontak Diego menekan leher dokter itu, dengan mata memerah karena cemas, khawatir dan marah menjadi satu dia berkata, "Apa menurutmu adikku memiliki masalah kejiwaan sehingga membuat dia harus mendapat perawatan dari psikiater?" tanya Diego.

Dokter itu menjadi tergagap menjawab pertanyaan dari Diego, "Bukan seperti itu, tapi tindakan ekstrim seperti ini mungkin bisa terjadi lagi di masa depan. Akan lebih baik jika hal itu dapat dicegah" ucapnya

"Tuan... tolong tahan amarah anda. Kita sedang berada dirumah sakit" ucap Andrew asistennya.

Diego melepaskan cengkramannya dan menghela nafas kasar. Memandang adik kesayangannya saat ini terbaring lemah karen mencoba untuk bu*nuh diri adalah hal yang tidak pernah ada dibenaknya selama ini.

"Apa kau sudah menghubungi Mommy dan Daddy?" tanya Diego

"Mereka akan tiba beberapa jam lagi" balas Andrew

Diego mengepalkan tangan dan menggertakkan giginya, "Semua ini karena Jason. Ba*jingan keparat, gara - gara ba*jingan itu, Theresa menjadi seperti ini. Aku harus tahu kebenaran tentang dia yang akan menikah. Siapa perempuan itu" batin Diego.

...****************...

Sementara itu di lain tempat....

Sudah beberapa hari Aileen perawatan Aileen dipindahkan kedalam mansion, kondisinya kini sudah jauh lebih stabil dan tubuhnya sudah mampu untuk menerima perawatan lebih lanjut sedikit demi sedikit.

Kejadian saat Aileen kejang dan hampir membuatnya kehilangan nyawa sudah tidak terjadi beberapa hari terakhir, Dominic bahkan mengatakan bahwa kemungkinan untuk Aileen bangun cukup besar.

Malam itu Lily sekali lagi tertidur didalam kamar Aileen, sementara Nicholas tidur di ranjang lain yang disediakan oleh Jason dikamar tersebut atas permintaan Nicholas.

"Tuan, apa yang harus kita lakukan terhadap orang itu? Baru - baru ini Cedric terlihat melakukan kontak dengannya" ucap Gilbert.

"Untuk sementara biarkan saja, kita tidak memiliki cukup bukti untuk menjatuhkan mereka atas kejadian ini. Sekarang kesembuhan Aileen adalah prioritas utama" kata Jason.

Jason sedang larut dalam pikirannya sendiri saat Fred datang mengetuk ruang kerjanya, "Tuan apa saya boleh masuk. Ada yang ingin saya sampaikan" katanya.

"Ada apa?" tanya Jason.

"Di luar mansion ada seorang anak laki - laki berusia sekitar 10 tahun berambut hitam yang mengaku sebagai teman nona muda. Dia sudah menunggu sejak tadi pagi sampai sekarang. Kemarin dan juga dua hari yang lalu dia juga menunggu ditempat yang sama. Apa yang harus saya lakukan?" tanya Fred.

"Saya takut jika dia terus menunggu disini akan..."

"Baiklah aku mengerti" Seru Jason

"Bocah itu, dia masih saja berusaha mendekati Aileen. Untuk sementara berikan dia makanan dan tempat untuk tidur. Besok pagi bawa dia kembali ke panti asuhan" titah Jason.

"Baik Tuan"

"Satu lagi, pastikan dia tidak menyelinap keluar untuk menemui Aileen tapi sebelum itu bawa dia kehadapanku sekarang" lanjut Jason lagi.

***

Zack memakan sosis, roti dan beberapa cookies dihadapannya dengan lahap. "Apa kau sangat kelaparan?" tanya Jason keheranan melihat bocah itu menghabiskan semua makanan yang disediakan oleh Fred.

"Saya seharian belum makan karena terus menunggu diluar" jawab Zack dengan mulut penuh dengan makanan.

"Bagaimana kalau aku tidak mengijinkanmu masuk? Apa kau akan terus menunggu didepan seperti orang bodoh?" tanya Jason

Zack mengangguk, dia bertekad untuk terus menunggu sampai dia bisa kembali melihat Aileen.

"Baiklah... habiskan saja makananmu. Besok kau bisa pulang ke panti asuhan. Robbie akan mengantarmu" ucap Jason

Tiba - tiba saja Zack berlutut didepan Jason, bocah itu meminta agar dia diijinkan untuk tinggal di mansion tersebut sekalipun menjadi seorang pelayan. Selama dia bisa bersama - sama dengan Aileen.

Tentu saja, Jason langsung menaikkan alisnya mendengar permintaan bocah itu. Terlebih karena dia ingin lebih dekat dengan Aileen.

Belum juga Jason menjawab permintaan Zack, salah seorang pelayan berlari menuju ruang kerja Jason.

"Tuan Jason.... Maaf, tapi nona muda... nona muda"

Wajah Jason langsung berubah seputih kapas saat mendengar tentang Aileen, "Kenapa dengannya? Apa dia kejang lagi?" tanya Jason panik.

"Tidak tuan, tapi nona Aileen sudah sadar dan sekarang dia sedang menangis karena mencari temannya yang bernama Zack. Nona Lily sedang berusaha menenangkan nona muda yang terus mencari Zack" kata pelayan itu.

Baik Jason, Gilbert dan Fred memandang Zack yang masih menyuapkan cookies kedalam mulutnya, bocah itu tampak kebingungan dengan tatapan semua orang ke arahnya.

"Kenapa kau masih disini bocah... Cepat temui Aileen. Fred bawa dia!!!!" seru Jason yang langsung berlari menuju kamar Aileen.

****

****

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-05-05

2

Ririn Santi

Ririn Santi

lucu

2024-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!