BAB 3

Pukul 4 pagi Lily sudah bersiap didepan halte yang diinformasikan oleh Donna. Ternyata Lily tak perlu menunggu lama karena bis yang akan menjemputnya sudah tiba setelah Lily menunggu selama kurang lebih sepuluh menit.

Tampak Donna melambaikan tangannya dari arah jendela bis, keduanya terlihat senang karena akan pergi bekerja bersama - sama.

"Lily, kau duduk saja disini denganku. Perjalanan masih cukup lama sekitar 2jam baru kita akan tiba di perkebunan itu" jelas Donna.

Sepanjang perjalanan keduanya tak berhenti berbicara satu sama lain, sampai akhirnya mereka pun tiba di perkebunan tersebut.

Sementara di tempat lain, Jason dan Gilbert sedang berada di sebuah Villa yang juga tak jauh dari lokasi perkebunan tersebut. Rencana kedatangan mereka adalah karena Jason ingin membeli perkebunan itu dan mengubahnya menjadi resort dan Villa.

Luas perkebunan serta kondisi lahan yang strategis membuat Jason berambisi untuk dapat memiliki perkebunan itu.

"Apa kau sudah menyiapkan semuanya?" tanya Jason.

"Tentu saja, semua akan berjalan sesuai rencana" balas Gilbert.

...****************...

Selama seharian penuh Lily memetik apel memenuhi keranjang yang dia bawa, dia merasakan pegal di seluruh tubuhnya.

Setelah selesai mandi, Lily yang semula ingin tidur memutuskan untuk berjalan - jalan di sekitar area perkebunan.

Pemandangan sore hari dengan matahari senja bersinar keemasan membuat Lily takjub dengan suasana pedesaan yang masih begitu asri.

Lily kemudian mulai berjalan sedikit menjauh dan menemukan sebuah Villa yang cukup mewah tidak jauh dari perkebunan mereka, "Wah ternyata di pedesaan seperti ini ada villa yang cukup mewah dan mentereng. Kira - kira siapa ya pemiliknya?" ditengah - tengah rasa penasarannya tiba - tiba Lily mendengar suara letusan tembakan dari dalam Villa.

"Hey ada perempuan disana, cepat kejar" merasa dirinya ketahuan membuat Lily segera berlari dan bersembunyi balik pohon besar yang berada di hutan kecil dibelakang Villa.

"Kenapa aku berlari kesini? Seharusnya aku kembali ke perkebunan. Tapi kalau mereka dalam bahaya karena aku? Lebih baik aku bersembunyi saja disini"

Samar - samar Lily mendengar suara segerembolan orang menyusuri hutan tempat mereka berada.

Langkah kaki mereka semakin mendekat, tanpa disadari sebuah tangan kekar membungkam mulut Lily dari belakang.

"Ehmphhhh...." Lily berusaha meronta sekuat tenaga untuk melepaskan diri, tapi sekuat apapun dia tidak berhasil melepaskan tubuhnya dari sosok pria dibelakangnya.

"Aku tidak akan menyakitimu. Lebih baik kau diam saja. Kalau tidak mereka akan menemukanmu. Apa kau bisa diam?" tanya pria itu.

Lily mengangguk, perlahan - lahan pria itu melepaskan bekapan tangannya. Saat sudah bisa bergerak bebas, Lily berbalik dan memukul wajah pria itu sekuat tenaganya.

"Sialan.. Aku sedang menolongmu kenapa kau malah memukulku?" tanya pria itu.

Dibawah cahaya bulan Lily bisa melihat secara samar siapa pria dihadapannya ini, matanya membulat sempurna ketika dirinya mengenali sosok pria tersebut.

Bagaimana mungkin dia bisa melupakan tatapan dingin yang sudah mengintimidasi dirinya kemarin saat di pesta.

"Rupanya kau si wine girl" tandas Jason yang juga mengenali wajah Lily.

"Tu-tuan Jason, sedang apa tuan disini?" tanya Lily.

"Apa urusannya denganmu, soal kenapa aku ada disini?" tanyanya ketus.

"Srekk... Sepertinya dia ada disini" ucap salah seorang gerombolan pria bersenjata itu.

Jason pun segera mengambil sikap waspada, dan tanpa dia sadari dia menarik tangan Lily untuk pergi dari tempat persembunyian mereka sebelum mereka ditemukan.

Pelarian mereka akhirnya sampai ke sebuah pondok kecil yang cukup tersembunyi di dalam hutan, akan sangat sulit bagi orang - orang tersebut untuk mencari keberadaan mereka di pondok itu.

Apalagi jejak mereka juga terhapus akibat hujan deras yang melanda sesaat setelah mereka memasuki pondok.

"Kenapa tuan membawa saya kemari?" protes Lily.

"Lalu apa kau mau mati ditangan mereka?" tanya Jason dingin.

Lily terdiam, dalam hatinya dia bertanya - tanya kenapa orang - orang bersenjata itu mengejar Jason, apa yang sudah orang ini lakukan sampai menarik perhatian orang berbahaya seperti itu?

Jason menyalakan sedikit api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka.

Lily dapat melihat wajah Jason memerah, nafasnya tersenggal - senggal seolah dirinya kesulitan untuk bernafas.

"Hey tuan, kau tidak apa - apa? Sepertinya kondisimu sedang tidak baik - baik saja" tanya Lily khawatir.

"Menjauh dariku....!!!!" Teriak Jason.

Jason memegang kepalanya yang berdenyut, seluruh tubuhnya terasa panas.

Melihat Jason yang seolah tidak ingin dibantu, membuat Lily memutuskan untuk sedikit menjauh dari pria itu.

Entah sejak kapan, tenggorokan Lily terasa kering dan haus. Melihat Jason sepertinya sudah tertidur lelap, membuat Lily memberanikan diri untuk mendekatinya. Jason yang membawa sebuah tas selempang kecil rupanya menyimpan sebotol air.

Sempat ragu apakah dirinya bisa meminumnya, membuat Lily mencoba berpikir ulang. Tapi rasa haus di tenggorokannya mengalahkan segalanya, Lily meminum air didalam botol itu.

"Apa yang kau lakukan?" Jason yang dia kira sudah tertidur merebut botol yang menyisakan sedikit air didalamnya.

"Kau meminum air ini?" tanya Jason tak percaya.

"Apa kau memang selancang ini meminum air yang bukan milikmu?!!!" Teriak Jason.

"Kenapa kau jahat sekali, aku hanya meminta sedikit air karena aku sangat haus. Aku ingin meminta ijinmu tapi kupikir kau sudah tidur. Aku pikir tidak masalah kalau aku meneguk sedikit, maafkan aku. Aku akan mengganti air minummu" balas Lily.

"Kalau ini hanya air biasa aku akan berikan padamu, tapi.....ughhhh" Jason mengerang sebelum sempat menyelesaikan kata - katanya.

"Sialan obat ini bereaksi terlalu kuat, aku tidak akan bisa menahannya lebih lama lagi" batin Jason sambil melirik botol yang tergeletak disampingnya.

"Kenapa tiba - tiba tubuhku terasa panas, semua bulu kudukku rasanya meremang" batin Lily beberapa menit setelah meminum air itu.

"Air apa ini?" tanya Lily pada Jason.

"Sudah kubilang air ini bukan air biasa, ini adalah air yang dicampur dengan obat perang*sang yang diberikan oleh anak dan kepala perkebunan apel yang ads didekat Villa" kata Jason seraya berusaha menahan dirinya untuk tidak mendekati Lily.

"Maksudmu aku sekarang terkena efek tersebut?" Wajah Lily benar - benar memerah, dibawah cahaya api unggun gadis itu malah terlihat sangat cantik.

Lily menggeliatkan tubuhnya berusaha menahan diri, menghindari hal - hal yang tidak diinginkan Lily berdiri untuk menjauhi Jason tapi kakinya ternyata tersandung oleh sesuatu dan membuatnya jatuh kedalam pelukan Jason.

Lily dapat merasakan sesuatu menyembul dari bagian internal Jason.

"Fu*ck.... Aku tidak bisa menahannya lagi. Kau tenang saja, aku akan membayarmu dengan harga yang pantas" Jason membalik tubuh Lily serta melu*cuti seluruh pakaian miliknya dan Lily.

"Tu-tuan, tolong jangan lakukan ini. Saya mohon hentikan" Rengekan Lily dibungkam eh Jason dengan bibirnya yang mencium Lily dengan penuh ga*irah.

Malam itu menjadi saksi atas hilangnya kesucian Lily ditangan seorang laki - laki bernama Jason.

Malam yang akan merubah hidup Lily untuk selamanya.

...****************...

Terpopuler

Comments

hahaha

hahaha

kasian/Sob//Sob//Sob/
edit ending membagongkan

2024-05-02

1

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

kasian lily....
...

2024-05-21

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-05-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!