Ketahuan Kerja

"Kok berhenti Mas?" Tasila menatap suaminya dari spion motor dengan raut bingungnya.

"Ikut Mas bentar. Mas mau bawa kamu ke suatu tempat biar kamu merasa rileks," Gezze menggandeng tangan istrinya dan membawanya masuk kedalam sebuah taman.

Langkah merekapun terhenti di sebuah danau yang cukup indah. Tasila nampak takjub melihat keindahan tempat yang baru pertama kali Ia kunjungi itu.

"Kalo Mas lagi ngerasa capek Mas sering duduk disini sendirian sambil ngerokok,"

"Mas ngerokok?" Tasila cukup terkejut mendengar pernyataan suaminya.

"Dulu iya tapi kamu tenang aja sekarang Mas udah berhenti kok. Lebih tepatnya setelah masuk islam,"

"Mmm... Kalo boleh tau kenapa Mas akhirnya memutuskan untuk masuk Islam?"

"Intinya karena Mas percaya kalo Allah itu ada. Kenapa? Karena kata Kyai Malik pilihlah agama yang membuat hati kamu tenang, jiwa kamu tentram, dan jantung mu berdetak kencang saat mengingat nama tuhan mu. Mas merasa mendapatkan itu semua di agama islam, Mas merasa Allah itu walaupun tak nampak tapi Allah selalu ada disekitar Mas. Asal kamu tau, Mas itu dulu brengsek, pemarah, pokonya Mas itu orang yang tempramen parah." Gezze mendudukkan dirinya di tepi sungai dengan senyuman hambar.

Tasila pun mengikuti suaminya duduk.

"Tapi setelah Mas masuk islam hati Mas sudah jarang merasakan amarah lagi. Paling yah, sesekali Mas ngerasa jengkel karena teror yang tidak kunjung usai itu. Kata Kyai Malik hati seseorang itu akan jauh dari amarah jika keimanan dihatinya penuh dan Mas sedang berusaha memenuhkan keimanan itu. Yah, walaupun sejujurnya masih banyak yang kurang dari diri Mas."

Tasila meraih lengan Gezze dan menggandengnya.

"Mas sekarang udah punya aku. Kita berjuang sama-sama ya,"

"Dengan senang hati sayang." Gezze tersenyum sambil memandang wajah cantik istrinya.

"Mas aku boleh gak ke taman bunga sana? Pengen liat kayanya bagus," Tasila menunjuk sebuah taman bunga yang cukup indah di samping danau.

"Boleh tapi jangan jauh-jauh,"

"Iya Mas." Tasila pun beranjak dari duduknya dan berjalan cepat menuju taman bunga tersebut.

Gezze memperhatikan aktivitas istrinya disana. Dia nampak sangat bahagia berjalan-jalan disekitar taman bunga tersebut.

"Ta Ta, kamu lucu banget si." Gezze geleng-geleng kepala dengan senyuman simpulnya.

Ting...

Atensi Gezze teralihkan mendengar suara notifikasi handphone yang ternyata berasal dari handphone milik istrinya yang ditinggalkan di sampingnya.

Gezze pun mengambilnya dan membaca notifikasi chat yang masuk tersebut.

Bu Arin (Bos)

Tasila nanti sore kamu mulai kerja di kantor ya saya butuh bantuan kamu.

"Kerja?" Gezze terdiam setelah membaca pesan WhatsApp tersebut.

Gezze pun mematikan handphone istrinya seraya meringkuk kakinya.

"Mas HP aku, mau foto." Tasila mengulurkan tangannya ke arah Gezze.

Gezze hanya diam tak kunjung memberikan handphone milik perempuan itu. Gezze melirik ke arah Tasila dengan tatapan dinginnya.

"Kenapa kamu gak izin sama Mas?"

"Izin apa Mas?" Tasila mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu kerja, kan sama Mbak Arin?" Tasila terdiam sejenak. Jujur Ia tegang dan takut Gezze akan marah.

"M__maaf Mas aku cuma mau bantuin Mas aja kok. Jadi aku ngelamar kerja di perusahaannya Mas Johan. Dan Bu Arin istrinya Mas Johan nawarin aku buat jadi asisten pribadinya, ya aku mau." Tasila menunduk merasa bersalah.

Gezze menarik tangan Tasila agar perempuan itu duduk disampingnya. Tasila pun mendudukkan dirinya di samping Gezze.

"Bahaya sayang. Mas takut kamu kenapa-kenapa,"

"Mas gak usah khawatir aku disana nyamar kok. Aku kerja buat ekonomi kita juga, kalo aku gak kerja kita gak bisa bayar listrik dan air Mas. Lagian kata Bu Arin kerjaan aku gak setiap hari kok, pas Bu Arin butuh aku doang. Itupun gak satu hari full, bisa pagi, sore, kalo malem kayanya enggak."

Gezze terdiam cukup lama menimang-nimang keputusannya. Disisi lain sejujurnya Ia khawatir istrinya kenapa-kenapa tapi, mengingat prestasinya di bidang kedetektifan rasa khawatirnya jadi sedikit berkurang.

"Yaudah Mas izinin tapi... Hati-hati kalo kamu lagi dalam mode penyelidikan. Dan Mas minta sama kamu tolong jaga Mbak Arin. Dia sedang sakit sudah tiga tahun lamanya," Tasila manggut dan tersenyum simpul mendengar respon baik suaminya.

"Makasih ya Mas. Aku janji akan selalu hati-hati."

****

"Taraaa..." Tasila menunjukkan penampilan kerjanya kepada Gezze.

Gezze melipat kedua tangannya dan memperhatikan penampilan istrinya dari atas sampai bawah. Gezze pun tak kuasa untuk tak meluapkan gelak tawanya.

"Ih, Mas..." Rengek Tasila merasa malu.

"Mas yakin gak akan ada yang ngenalin kamu,"

"Kan aku udah bilang,"

"Hati-hati ya. Ini bukan misi yang mudah, mereka itu orang-orang licik yang bahkan Mas pun gak mampu melawan mereka dengan secepat kilat,"

"Sepandai-pandainya tupai melompat pasti jatuh juga. Aku yakin kok orang curang dan orang jahat seperti mereka pasti akan ada waktu dimana tiba titik darah penghabisannya. Kita harus ikhtiar Mas, kita tidak boleh diam saja jika ketenangan kita diganggu. Apalagi mereka telah berusaha mengambil hak milik Mas bahkan berani mencelakai Mas. Mas doain aku ya semoga aku bisa dapetin bukti lain disana."

Gezze menyentuh pundak istrinya dan menatapnya dalam. "Aku akan selalu doain kamu. Ingat, hati-hati kamu harus bisa main rapih."

"Mantan detektif 2 tahun," Tasila mengedipkan matanya dengan gestur sombongnya.

"Iya-iya." Gezze menyentuh pucuk kepala Tasila dan mengelusnya gemas.

"Aku berangkat ya," Tasila mencium punggung tangan Gezze.

"Iya, kabarin kalo udah selesai," Tasila mengacungkan jempolnya

"Assalamu'alaikum," ucapnya seraya membuka pintu keluar.

"Wa'alaikumsalam."

****

Bruk...

"Aduh pake mata dong kalo jalan!" Seorang wanita nampak marah kepada Tasila padahal dia sendiri yang menabrak Tasila. Setelah marah-marah perempuan itupun pergi begitu saja dengan terburu-buru.

Tasila mengernyitkan hidungnya melihat wanita itu. Bukan, bukan karena omelan wanita tadi tapi, Ia bingung sedang apa wanita itu disini?

"Aneh kenapa dia bisa ada disini? Emang dia gak syuting ya? Bukannya sinetron dia lagi booming banget?" 

Tasila menatap ke pintu lobi kantor. Ia pun melangkah masuk tanpa memperdulikan wanita itu lagi.

Tasila mendudukkan dirinya di atas sofa menunggu Arin datang karena ternyata perempuan itu belum ada di ruangannya.

Krieet...

Tasila pun terbangun dari duduknya dan membungkuk dengan sopan.

Melihat Tasila sudah berada di ruangannya Arin pun tersenyum simpul. "Terimakasih ya kamu sudah konsisten sama pekerjaan kamu."

"Sama-sama Bu, saya senang Ibu puas dengan pekerjaan saya,"

"Duduk." Arin memerintahkan Tasila untuk duduk.

Tasila pun menurut dan duduk di depan sang Bos.

"Kamu single?" Tasila terdiam mendengar pertanyaan itu.

"Maaf, memangnya kenapa ya Bu?"

"Tidak papa saya hanya bertanya saja. Kalo memang kamu single dan belum punya pacar mungkin saya bisa mengenalkan kamu dengan keponakan saya Edric, sepertinya dia seumuran dengan kamu." Tasila meringis dalam hati mendengar itu.

Sepertinya Bos nya itu benar-benar tidak tau jika Edric adalah mantannya.

"Saya sudah punya pacar Bu," jawab Tasila asal.

"Oh, begitu yaudah gak papa."

"Mmm... Tugas pertama kamu tolong tebuskan obat di apotek untuk saya ya. Biasanya si sekertaris suami saya yang beli tapi kali ini kamu saja. Ini resep dari dokter." Arin menyerahkan sebuah kertas resep kepada Tasila.

Tasila pun menerimanya dan membacanya sebentar.

"Maaf Bu, Ibu punya penyakit paru-paru?"

"Iya. Mohon bantuannya ya, dan maaf kalo kedepannya saya akan merepotkan kamu." Tasila menggeleng tak setuju.

"Enggak kok Bu. Kan yang penting saya disini kerja dan bisa mengabdi untuk Ibu. Saya senang bisa membantu Ibu. Yasudah Bu kalo gitu saya pergi ke apotek dulu ya,"

"Ya, hati-hati."

Tasila pun beranjak dari duduknya dan berjalan keluar ruangan. Ditengah jalan, langkahnya terhenti saat tiba-tiba ada tangan yang mencekal lengannya.

Sontak Tasila pun terdiam tegang lantaran menyadari jika laki-laki yang mencekal lengannya adalah Edric.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tasila berusaha tetap tenang.

"Lo asisten barunya Tante Arin, kan? Nih! Ini perintah dari CEO" Edric menarik kertas di tangan Tasila dan menggantinya dengan kertas lain serta terselip juga beberapa lembar uang merah.

"Itu uang tutup mulut. Lo harus nurut sama CEO kalo lo masih mau kerja disini dan masih mau hidup!" Setelah mengatakan itu Edric pun pergi begitu saja.

Tasila melangkah pergi dari pekarangan kantor. Ia pun membuka lipatan kertas itu dan membaca tulisan di dalamnya. Tasila pun mulai searching merek obat yang tertera pada kertas tersebut.

"Obat penenang ext obat tidur? Astagfirullah hala'dzim." Tasila mengigit bibir bawahnya dan geleng-geleng kepala.

Untungnya Ia ingat merek obat di kertas sebelumnya. Tasila melirik ke sekitar sebelum akhirnya memotret kertas di tangannya.

"Aku punya ide." Tasila tersenyum smirk dengan kekehan seraknya.

****

Gezze menatap layar handphone istrinya dengan ekspresi serius.

"Jadi ini alasan kenapa Mbak Arin gak sembuh-sembuh dari penyakitnya? Tega banget mereka," Gezze geleng-geleng kepala dengan kelakuan licik saudara-saudaranya.

"Aku rasa begitu Mas,"

'Aku kaya gak asing sama merek obat ini.' Batin Gezze berusaha mengingat sesuatu tentang obat itu.

"Ini Om diminum biar efek alkoholnya ilang."

Gezze refleks menarik satu tarikan nafas besar.

"Kenapa Mas?" Tasila menyentuh lengan sang suami dengan raut khawatirnya.

Gezze menggeleng dengan ekspresi yang sulit di artikan.

"Yaudah gak usah dipikirin nanti aku bakalan selidiki lagi. Sekarang Mas tidur ya tenangkan diri Mas," Tasila menuntun Gezze untuk berbaring dan menyelimuti tubuhnya.

Gezze pun memejamkan matanya perlahan dan deru nafasnya terdengar mulai teratur. Tasila legah melihat suaminya sudah tenang. Ia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping sang suami.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

istri yg cerdas

2024-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!