Canggung

"Hufh..." Gezze menghela nafas gusar.

Berulang kali Ia mengecek handphone namun, masih belum ada tanda-tanda notifikasi pesan masuk.

"Kenapa dia gak WhatsApp aku ya? Apa Bi Siti gak ngasih kertasnya? Tapi masa si?"

Disisi lain Gezze merasa was was namun disisi lain Ia sangat berharap.

Pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sosok laki-laki berkemeja biru memasuki ruangan sambil membawakan dua plastik makanan dan minuman.

"Kenapa lo Ze? Kucel amat muka lo,"

"Laper!" Gezze menatap Sidik dengan sengit seolah melafadzkan kalimat lama banget si lo!

Sidik merupakan teman SMA sekaligus asisten Gezze di kantor. Jadi jangan heran apabila Sidik sering berbuat seenaknya kepada sang CEO.

"Ngantri gue beli ini. Mana antriannya udah kaya antrian bansos. Harusnya lo bersyukur gue bisa dapetin nih makanan."

"Berisik!" Gezze merebut makanan di tangan kanan Sidik dengan raut kesalnya.

Ting...

Gezze dengan cepat meraih handphonenya saat mendengar suara notifikasi yang sangat ditunggu-tunggunya. Matanya memutar sebal saat melihat jika pesan yang masuk hanyalan dari operator kartu.

"Kenapa si lo? Tumben amat ngejar-ngejar notif. Wah jangan-jangan lo menanti pesan dari selingkuhan lo ya? Parah banget kasian istri lo dirumah,"

"Keluar! Gue pusing," Gezze menunjuk pintu keluar dengan dagunya.

"Dih tega lo," Sidik menampilkan wajah masamnya sebelum berjalan keluar.

"Ati-ati nanti kena azab." Teriak Sidik sebelum benar-benar keluar.

Orang kantor yang mengetahui status pernikahannya hanyalah 2 orang saja. Yaitu Tedy sekertarisnya dan Sidik asistennya. Sedangkan untuk karyawan-karyawan yang lain Gezze belum mengumumkan.

Dreet... Dreet...

Gezze awalnya malas untuk mengecek panggilan yang masuk, anggap saja Ia ngambek karena notifikasi operator tadi. Namun, melihat jika nomor yang menelepon tidak dikenal membuat rasa penasaran Gezze kembali muncul.

Gezze berdekhem sejenak sebelum mengangkat telepon.

"Assalamu'alaikum Pak."

Gezze terdiam mendengar suara lembut itu. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Itulah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan takdir Gezze sekarang.

"Wa'alaikumsalam," jawab Gezze dengan nada sok dinginnya.

"Ini Tasila maaf Pak jika saya mengganggu. Saya hanya ingin bertanya kira-kira Bapak pulang jam berapa ya? Saya niatnya mau masak buat Bapak kalo sekiranya Bapak pulangnya tidak terlalu malam."

Gezze tersenyum mendengar itu. Perhatian sekali istrinya itu.

"Ya, sepertinya saya pulang petang,"

"Yaudah Pak silahkan dilanjut pekerjaannya. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam."

Gezze menatap layar handphonenya ketika panggilan telah di akhiri. Ia pun mulai menghubungi seseorang dan tak lama kemudian orang yang dihubunginya pun datang ke ruangannya.

"Tedy, tolong kamu handle semua pertemuan metting. Gajih kamu saya naikan 30%,"

"Baik Pak."

****

Gezze menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Entah kenapa saat mobilnya telah terparkir sempurna di garasi rumahnya Ia mendadak nervous untuk keluar.

Gezze menggeleng pelan menghilangkan pikiran negatifnya. Ia pun membuka pintu mobil seraya turun dan bergegas pergi meninggalkan garasi.

Saat melewati taman depan, matanya tertuju pada Bi Siti yang sedang menyirami bunga sambil dangdutan sepertinya. Gezze melirik ke arah pintu masuk rumah sekilas sebelum akhirnya berjalan menghampiri Bi Siti. Niatnya Ia ingin menanyakan keadaan Tasila didalam kepada Bi Siti.

"Bi." Gezze menyentuh pundak Bi Siti.

Bi Siti yang memang memiliki sindrom latah dan kagetan pun tidak sengaja mengarahkan selang air yang sedang digunakannya menyiram bunga ke arah Gezze. Alhasil Gezze pun basah kuyup karena siraman tak sengaja yang dilakukan Bi Siti itu.

"Astagfirullah Tuan," Bi Siti langsung melepas heandshet nya dan langsung panik menyadari kesalahannya.

"A__anu M__maaf Tuan," Bi Siti meringis takut.

"Enggak papa kok Bi lagian Bibi gak sengaja. Saya mau nanya, Tasila gimana didalam?"

"Oh, Nyonya baik kok Tuan. Terakhir saya liat kayanya Nyonya lagi masak," Gezze mengangguk-angguk faham.

"Saya masuk dulu." Gezze menyugar rambut basahnya sebelum melangkahkan kakinya ke undakan tangga.

Gezze membuka pintu dan mengedarkan pandangannya ke sekitar. Entah kenapa walaupun matanya ingin sekali melihat sosok Tasila namun, hati kecilnya berharap Ia tidak di pertemukan dengan Tasila sekarang dalam keadaannya yang sedang tidak enak dilihat ini.

Saat Gezze berjalan menuju anak tangga, Gezze tak sengaja berpapasan dengan Tasila yang baru saja keluar kamar. Alhasil langkah keduanya pun terhenti.

"Astagfirullah, Kenapa Bapak basah kuyup?" Tasila kebingungan melihat penampilan Gezze.

"Saya tadi gak sengaja kena siram Bi Siti, saya ke atas dulu."

Gezze berdekhem seraya berjalan pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan langkah cepat.

Tasila memperhatikan kepergian Gezze dengan tatapan bingungnya. Tak biasanya laki-laki itu berjalan secepat itu. Apakah mungkin dia kedinginan?

****

Gezze menatap pantulan dirinya dicermin sambil menghela nafas. Ia pun mengendurkan dasinya seraya membuka satu persatu kancing kemejanya. Gezze pun melepas kemeja basahnya dan melemparnya ke keranjang baju kotor.

Ia mengambil kaos oblong hitam dari dalam lemari dan memakainya tak lupa Ia pun mengganti celana bahannya menjadi training santai. Gezze kembali turun dari kamarnya menuju ruang makan.

Preeet.... Preet...

Tubuh Gezze mengejut saat mendengar suara terompet dan tiba-tiba saja beterbangan gliter dari atas.

"Selamat ulang tahun Tuan." Para maidnya berkumpul dengan membawa confetty di tangan mereka.

Tak lama kemudian Tasila pun datang sambil membawakan kue ulang tahun dengan lilin tanpa api di atasnya.

"Mabruk Alfa mabruk Pak. Semoga di ulang tahun Bapak yang ketiga puluh dua ini Bapak bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi." Para maid pun mengaminkan doa Tasila begitupun dengan Gezze.

Gezze merapatkan bibirnya sambil memperhatikan kue yang dibawa Tasila. Entah kenapa Ia merasa tidak suka melihat kue itu, lebih tepatnya lilin tanpa api di atasnya. Tangan Gezze terarah untuk mencabut lilin angka 32 di atasnya dan membaliknya menjadi 23. Setelahnya Gezze pun mengacungkan jempolnya ke arah semua orang hingga membuat semuanya tertawa.

"Saya sudah setua ini ya?" Gezze menatap Tasila.

"Enggak kok muka Bapak awet muda." Puji Tasila membuat Gezze tersipu malu di dalam hati! Catat dalam hati!

Gezze berdekhem untuk mengoptimalkan perasaannya.

"Terimakasih semuanya sudah menyiapkan ini untuk saya. Mari semuanya duduk kita makan bersama." Perintah Gezze.

Para maid nampak saling memandang dan gantian menatap Tasila.

"Ayo duduk kenapa masih pada diam?" Tasila mempersilahkan.

Para maid pun mulai berbondong-bondong duduk di kursi kosong yang tersedia.

Semua orang pun mulai menikmati makanan mereka. Para maid nampak merasakan kebahagiaan tersendiri memiliki Nyonya baru seperti Tasila.

"Bagaimana? Enak masakan saya?" Tanya Tasila sambil tersenyum menatap para maid.

"Enak Nyonya. Kami suka," balas Bi Siti.

"Kalo tau Nyonya masak sebanyak ini untuk merayakan ulang tahun Tuan kami pasti akan membantu," Tasila tersenyum mendengar itu.

"Enggak papa kok, itung-itung ini sebagai tanda terimakasih saya karena kalian telah lama mengabdi disini. Sok di lanjut makannya, kalo kurang boleh nambah kok."

Gezze memperhatikan istrinya dengan perasaan kagum. Ia yakin kali ini Ia tidak salah memilih perempuan. Tasila perempuan yang baik dan rendah hati. Dia tidak pernah merasa jijik ataupun gengsi untuk makan dengan para maid. Berbeda dengan Felina.

"Ayo semuanya kita makan"

"Ha? Kamu apa-apaan si masa kita makan sama pelayan? No! Aku gak mau! Mereka disini kerja ya Ze mereka beda level sama kita jadi gak bisa disamain duduk makan bareng sama kita"

Gezze mengingat kejadian itu. Hari dimana Ia sedang menggelar acara ulangtahunnya yang ke 28.

Tasila pun lanjut makan tanpa ada perbincangan apapun lagi dengan para maid ataupun Gezze. Sejujurnya Tasila masih canggung karena perbincangan mereka kemarin malam, begitu juga dengan Gezze. Namun, rasanya tidak mungkin jika Ia tidak ikut serta dalam acara ulang tahun suaminya sendiri.

Keduanya saling melirik tanpa paham dengan lirikan satu sama lain. Lalu keduanya pun lanjut makan kembali.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

moga Tas-Ze saling cinta

2024-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!