bab 8

Rini juga menayangkan kepada Fia tentang Desian Fia itu, menanyakan pendapat agar nantinya menjadi baju yang sangat bagus.

“Ok tante makasih banyak ya tante.” Fia sudah tidak bisa lagi menolaknya. Akhirnya fia memutuskan untuk menerima uang itu. Dan menjelaskan apa yang Rini tanyakan kepada dirinya.

“Iya sama-sama Fia.” tanya tante Rini kepada Fia.

dalam hatinya dia sangat bahagia sekali, karena hari ini dia mendapatkan rejeki yang sangat banyak.

Rini juga menanyakan kenapa Fia tidak membuat butik saja, karena Rini tahu siapa Fia.

Fia pun tidak menceritakan alasan dirinya menjual desainnya itu dan alasan dirinya tidak membuat butik.

Fia pun memberitahukan Rini bahwa dirinya ingin mencari pengalaman dan belajar dulu, baru dirinya membangun butik.

Rini yang mendengar ucapan Fia mengangguk paham. Rini kagum dengan Fia, meskipun dia berasal dari anak orang kaya namun dirinya tidak sombong dan hanya mengandalkan harta orang tuanya itu.

“Ya udah kalau gitu tante pergi dulu ya soalnya ada urusan lain.” tante Rini berpamitan kepada Fia, setelah lama mereka berbincang. Rini masih harus pergi ke tempat lain.

“Ya tante.” jawab Fia dengan tersenyum.

“Waw banyak banget ni uang. Ya allah terima kasih atas rezeki yang engkau berikan. Ok sekarang aku pindahin ke rekening yang satunya lagi supaya aman. Kalau nanti mama lihat uang aku sebanyak ini, yang ada nanti aku akan ditanya-tanya sama mama, dari mana aku dapat uang sebanyak ini. Dan aku juga akan sedekahkan uang ini ke panti asuhan, panti jompo dan orang yang tidak mampu sama anak jalanan itu pasti mereka senang” batin Fia yang terlihat senang. Binar bahagia terpancar dari wajah Fia.

Sungguh mulia sekali hati Fia, anak yang sangat baik namun sayang tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

Fia sangat baik sekali, Fia juga sering sedekah, uang yang secara diam diam dikasih Toni, Fia selalu menyisihkan nya untuk fia bersedekah.

Fia memiliki rekening rahasia yang tidak diketahui oleh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya juga tidak tau, Fia selalu menabung uang yang diberikan oleh orang tuanya. Dan uang pemberian papanya yang secara diam diam itu selalu Fia tabung, Karena dia berfikir suatu saat nanti dia akan membutuhkan uang itu. Fia adalah anak yang baik, dia akan berbagi jika dia memiliki banyak uang. Fia juga bukan anak yang suka foya-foya.

Cuma satu yang tidak lagi Fia rasakan rasa kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Fia menghubungi dita untuk menjemputnya di cafe. Cukup lama Fia menunggu akhirnya Dita datang menjemput.

“Kita ke bank dulu ya.” ucap Fia setelah masuk ke dalam mobil.

Fia senang karena sopir baru pilihan papanya tidak seperti Kardi.

“Baik nona” ucap Dita.

“Tidak usah memangil saya nona, panggil saja Fia” ucap Fia dengan tersenyum.

“Baik nona, maksudnya Fia” ucap Dita meralat ucapannya. Fia hanya tersenyum menanggapi itu.

Setelah dari cafe Fia langsung ke bank untuk mengambil uang, Setelah itu Fia menyedekahkan uangnya di beberapa panti asuhan, panti jompo, masjid dan juga anak jalanan. Sedangkan Dita melaporkan semua kegiatan Fia.

Toni sangat terharu mendengar anaknya menyisihkan uang yang dia punya untuk berbagi. Sungguh mulia sekali hati fia. Toni menjadi merasa sangat bersalah telah menyakiti hati fia dengan omongannya. Terkadang toni tidak bisa mengendalikan ucapannya itu.

“Sudah lama aku tidak berbagi seperti ini.” Ucap Fia.

Setelah bersedekah, Fia berencana ingin pulang, Tetapi Dita memberitahukan kalau papanya menyuruhnya mengantarkan Fia ke mall untuk membeli baju baru untuknya.

“Fia papa kamu menelpon ku tadi, papa kamu menyuruhku untuk mengantarkan kamu ke mall untuk membeli baju katanya.” ucap Dita seperti sungkan.

“Ok, kalau gitu kita ke mall dulu.” ucap Fia santai.

Setelah sampai di mall, Fia langsung masuk ke dalam mall ditemani Dita. Fia mengajak Dita ikut masuk ke dalam mall. Cukup lama mereka di dalam mall. Fia juga membelikan baju untuk Dita, awalnya Dita menolak tetapi karena Fia terus memaksa akhirnya Dita menerima pemberian Fia dengan perasaan tidak enak.

Baru hari ini dia menjadi sopir Fia tapi Dita merasa Fia memperlakukan dirinya dengan sangat baik.

Fia tidak terlalu suka gamis, jadi Fia tidak membeli baju gamis untuknya, Fia lebih suka menggunakan setelan, Dia lebih suka celana dan rok. Fia sangat hebat dalam memadu padankan antara baju dengan rok dan celananya. Namun hal itu dimanfaatkan oleh Raisya untuk mengambil baju Fia. Raisya hanya mengambil baju fia saja karena Raisya tidak terlalu suka mengunakan rok yang Fia beli dan dia tidak suka dengan celana yang Fia beli. Raisya lebih suka mengunakan rok mini, dan celana ketat.

Sedangkan rok yang Fia beli itu panjang dan celana yang longgar jadi Raisya tidak suka. Selera Fia sebenarnya bagus namun karena sepupunya yang sering ambil baju dia saja makannya penampilan Fia seadanya karena hanya itu baju yang tersisa.

Setelah dari mall baru Fia pulang ke rumah untuk bersih-bersih. Setelah itu Fia melanjutkan membuat desain. Fia sangat suka mendesain. Hal itu menjadi kebahagiaan untuk dirinya sendiri.

“Aku akan beritahu papa kalau nilai ku bangus, aku sudah tidak sabar ingin mengunakan mobil sendiri” ucap Fia senang ketika dirinya melihat nilainya yang memuaskan. Fia baru saja semester dua, Fia di masukan oleh papanya kuliah ke dokteran.

. . .

Dita melaporkan semua kegiatan Fia seharian ini.

Via telepon

hello bos

Dita menelpon bosnya tentu saja di tempat yang aman.

Bagaimana dengan putriku apa saja yang dia lakukan hari ini ?

Dita memberitahukan semua yang dilakukan oleh Fia hari ini kepada bosnya itu

Ok,terus pantau dan jaga Fia, jangan sampai dia disakiti oleh siapapun

Baik bos

Sambungan pun terputus.

“Kamu sangat baik sekali Fia, maafin papa ya nak menyakiti hati kamu, papa janji akan membuat kamu bahagia. Aku harus membuat sebuah rencana untuk membawa putriku pergi dari rumah itu dan tinggal bersama papa dan Andre saja.” gumam Toni.

Secara tidak langsung Toni dan Dilon sama-sama membuat rencana untuk Fia keluar dari rumah, dimana Fia tidak akan mendapat siksaan dan kesedihan lagi. Toni sudah tau semuanya.

Toni juga sudah menyiapkan rencana untuk memberikan kejutan istimewa untuk istrinya itu sebelum dirinya menceraikan Sarah.

. . .

“Fia gimana ya, apa ada yang jemput Fia ke kampus. Kasihan sekali kamu Fia, aku coba telepon Fia deh.” Gumam Dilon.

Dilon tidak menyadari kalau hari sudah sore saking sibuknya dia bekerja hari ini.

“Dilon langsung menghubungi Fia namun Fia tidak langsung mengangkat telepon dari Dilon dan yang kedua kalinya Dilon menelpon Fia. Baru diangkat oleh Fia.

(via telepon)

Assalamualaikum Fia.

Waalaikumsalam bang, kenapa bang ?.

Kamu udah pulang ke rumah Fia ?.

sudah kok bang ini baru selesai bersih-bersih, emangnya ada apa bang?.

Ngak ada apa-apa, cuma nanya aja, kan tadi kamu habis dimarahin mama sama papa. Takutnya mama tidak ngebolehin supir jemput kamu Fia.

Oh kirain ada apa tadi bang, ya kalau soal dimarahin mah udah biasa, jadi santai aja lah bang. Dan tadi aku pulang diantar Dita.

Abang pulang ngak hari ini ke rumah ?.

Tidak Fia. Siapa Dita abang baru dengar namanya , teman baru kamu ?.

Bukan bang, itu supir baru yang antar jemput aku. Papa sudah ganti supir baru untuk antar jemput aku.

Jadi papa mengantikan Kardi dengan Dita untuk mengantar jemput kamu ?

Iya bang

Baguslah kalau gitu

Ya udah kalau gitu abang tutup dulu ya teleponya Fia. Wassalamualaikum Fia.

Waalaikumsalam bang.

Tutt

tutt

Cukup lama mereka mengobrol melalui telepon. Dan dilon merasa lega mendengar adiknya sudah di rumah dan baik-baik saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!