bab 6

Kita perkenalan dulu dengan sahabat Fia ya gays.

Yuna Manisa, potongan rambutnya pendek di atas bahu, Yana hanya memiliki seorang kakak, orang tua Yuna sudah tiada semenjak Yuna SMA. Papa Yuna meninggal pada saat Yuna kelas 1 SMA sedangkan Mama Yuna meninggal pada saat lulus SMA.

Erna Tatania, memiliki rambut yang panjang hitam. Erna tinggal bersama kakeknya, kedua orang tua Erna berada di luar kota, mengurus bisnis yang ada di sana.

Maya Azzuhara, Maya sama dengan Fia Maya mengunakan hijab, orang tua Maya sudah berpisah dan Maya memilih tinggal bersama mamanya.

Tami Asyarani, wanita berhijab, Tami tinggal bersama abangnya, kedua orang tua Tami juga sudah tiada. Papa Tami meninggal saat Tami SD sedangkan mamanya baru beberapa bulan yang lalu.

Lita Ayundia, memiliki warna rambut coklat pendek, Lita tinggal bersama abangnya. Mama Lita sudah tiada semenjak SMP sedangkan papanya sudah menikah lagi. Lita memilih untuk tinggal bersama abangnya saja, Lita tidak nyaman tinggal bersama papanya karena ibu tirinya tidak suka padanya.

Teman-teman Fia sangat mahir dalam ilmu beladiri termasuk Fia, namun mereka tidak pernah menunjukkan hal itu. Mereka akan bertindak jika ada yang menyakiti teman atau keluarganya.

Teman-teman Fia juga mengetahui mengenai mamanya yang memperlakukan Fia dengan buruk, Fia juga sering menghabiskan waktu bersama teman-temanya itu. Mereka selalu bersama, bahkan jika keluarga mama Fia datang ke rumah, Fia sering menginap di rumah teman-temanya. Tapi dia juga sering menginap di rumah abangnya. Fia tidak tahan jika keluarga mamanya ada di rumah, karena Fia selalu diperlakukan dengan tidak baik oleh keluarga mamanya. Itulah sebabnya Fia menghindari keluarga mamanya.

Fia akan menghabiskan banyak waktu diluar, jika keluarga mamanya tinggal di rumah. Itulah yang selalu Fia lakukan jika keluarga mamanya berkunjung ke rumah. Tapi jika tidak ada keluarganya di rumah Fia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Bukannya Fia tidak senang ada keluarga mamanya di rumah tapi Fia tidak sanggup dengan kelakuan dan sikap mereka terhadap dirinya. Fia terkadang tidak mampu menahan kekesalannya jika berhadapan keluarga mamanya yang banyak ulah dan tingkahnya itu, dari pada dia berkata kasar atau melawan keluarga mamanya itu lebih baik dia menghindar saja.

“Hai gays, kalian kayaknya santai aja ni. Kalian udah persiapan belum ?” tanya Lita disaat dia datang dan duduk disebelah Erna.

“Hai Lita, emangnya persiapan buat apa ?” Tanya Erna yang tidak tau mengenai persiapan apa yang dimaksud oleh Lita.

“Ya persiapan liburan lah, emangnya persiapan apa lagi.” ucap Lita dengan kesal.

“Oh ya gays setelah ujian semester kalian pada mau liburan ke mana ?” Tanya Erna kepada kelima temannya.

“Tidak tau gue juga bingung, mau liburan ke mana dan sama siapa, soalnya kakak aku lagi sibuk urus bisnisnya" jawab Yuna.

“Iya nih gue juga tidak ada teman buat liburan, mama gue sibuk banget," jawab maya dengan ekspresi sedihnya.

“Gimana kalau kita liburan bareng gays.” usul Tami yang sedari tadi diam mendengarkan obrolan temannya.

“Boleh juga tu." jawab Lita menyetujui usulan Tami.

“Emangnya mau kemana liburannya?” tanya Fia.

“Gimana kalau kita liburan ke B aja gais” usul Erna.

“Boleh juga tu.” jawab Lita.

“Yang lain gimana, setuju ngak.” tanya Erna kepada teman yang lainnya.

Dengan kompak semua menjawab setuju untuk liburan ke kota B. Sedangkan Fia tidak perlu pusing lagi untuk minta uang ke mamanya untuk liburan karena Fia sudah punya penghasilan sendiri dan tidak takut lagi dimarahi dan diancam oleh mamanya.

Karena setiap fia minta izin untuk pergi kegiatan sekolahnya dulu ataupun liburan kenaikan kelas Fia pasti dilarang dan diancam tidak akan memberikan uang saku untuk Fia selama satu semester. Bahkan pada saat liburan semester pun Fia dilarang untuk ikut temannya pergi liburan bersama teman kuliahnya dan bahkan mamanya pernah mengancam Fia untuk tidak pulang ke rumah lagi kalau sampai dia ikut liburan bersama temannya dan ujung-ujungnya Fia pasti akan dimarahi dan dibandingkan dengan abangnya dan juga kakaknya.

Pada akhirnya Fia tidak jadi ikut temanya liburan, namun secara papanya lah yang akhirnya membawa Fia pergi liburan. Papanya hanya diam saja pada saat sarah melarang anaknya untuk pergi liburan. Tetapi diam-diam papanya sudah mempersiapkan semua untuk anaknya liburan.

“Maaf ni sebelumnya Fia, emang lo dibolehin sama orang tua Lo Fia, nanti kamu diancam lagi sama mama kamu Fi,” tanya Yura ragu-ragu karena takut sahabatnya itu tersinggung dengan ucapannya.

“Gue udah ngak takut lagi sama ancaman orang tua gue, kalau emang tidak dikasih uang sama diusir ya udah ngak apa-apa.” ucap Fia santai.

Fia sudah merasa lelah dengan ancaman dan tekanan yang di berikan oleh mamanya itu, Fia juga ingin merasakan kebebasan, lagi pula Fia juga mengetahui batasan-batasan atau hal yang tidak boleh dia lakukan.

“Lo yakin Fi ?” tanya Maya karena melihat temanya tanpa ragu mengucapkan itu.

“Iya gue yakin. Gue udah capek di kekang, dimarahin di ancam. Rasanya tu gue udah ngak sanggup lagi. Capek gue digituin terus sama orang tua gue.” ucap Fia yang memandang lurus ke depan, menahan sesak di dada, Fia tidak ingin lagi menangis saat mengingat apa yang orang tuanya ucapkan kepadanya.

“Yang sabar ya Fi,” ucap Erna yang melihat Fia menahan sedihnya. Berusaha menguatkan sahabatnya itu. mereka saling berpelukan.

“Misalnya ni Fi lo diusir dari rumah, lo mau tinggal dimana? ini misal ya fi,” ucap Erna dengan menekankan kata misal.

“Ya gue tinggal cari kontrakan aja atau gue tinggal di rumah abang gue” ucap Fia dengan penuh keyakinan.

“Tapikan pastinya orang tua lo tidak akan kasih uang ke elo.” ucap Erna khawatir akan kehidupan sahabatnya itu setelah diusir oleh orang tuanya.

“Fi kalau lo beneran diusir, lo tinggal aja sama gue” ucap Maya yang menawarkan Fia untuk tinggal bersamanya.

“Kalau gue beneran diusir, gue bakalan cari kontrakan dan soal uang gue punya kok uang gais, lagian abang gue juga punya rumah, gue bisa tinggal disana, kalau misalnya gak diizinin tinggal disitu, gue bisa tinggal di rumah kakek, kakek pasti mau terima gue.” Ucap Fia sangat yakin.

“Tapi lo tidak kerja Fi, uang lo bakalan habis terus lo mau makan apa nanti Fi kalau dikontrakan lo, mendingan lo tinggal sama abang lo atau ngak sama kakek lo biar pengeluaran Lo tidak banyak banget.” ucap Erna memberi saran.

Erna khawatir akan kehidupan sahabatnya itu jika dia tinggal dikontrakan, sekaligus memberi saran agar tinggal bersama kakeknya ataupun kakaknya. Sahabat-sahabat Fia sangat peduli dengan Fia.

Kakek fia sekarang tinggal bersama Andre, neneknya sudah meninggal.

“Na, lo kok ngomong ke gitu sih sama Fia, lagian gue yakin kok, kalau Toni akan membela Fia. Pasti papanya Fia tidak akan mengusir Fia dari rumah, sama seperti liburan, waktu Fia dilarang mamanya, ya memang sih papanya diam aja tapi papanya secara diam-diam udah mempersiapkan kebutuhan Fia untuk liburan, kita aja pernah diajak sama papa Fia untuk liburan bersama Fia, lo ingat itu kan Erna.” ucap Yura yang mengingat kejadian Fia dimarahi mamanya pada saat minta izin untuk pergi liburan bersama temannya.

Toni memang tidak memberitahukan istrinya bahwa dirinya sudah menyiapkan untuk liburan anaknya itu, ketika Sarah sudah mengetahuinya maka Sarah tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk membuat liburan Fia batal. Namun tetap saja Fia akan tetap terkena marah setelah pulang dari liburan.

Itu sudah hal biasa bagi Fia, Fia tidak lagi terlalu menggubris jika dia di marahi oleh mamanya ketika dia pulang liburan.

“Iya juga sih gays.” ujar erna dengan mangut-mangut.

“Sebenarnya gue udah punya penghasilan gais dan ya aku juga yakin papa ngak akan tinggal diam kalau aku diusir, lagian kalau aku diusir dari rumah, dan sebelum aku dapat kontrakan, gue bisa tinggal bersama abang gue. Aku yakin Abang dan papa aku tidak akan tinggal diam jika aku di usir.” Ucap fia, agar temanya itu tidak khawatir.

Fia pun memberitahukan dari mana dia bisa mendapatkan penghasilan, Fia tidak ragu untuk menceritakannya kepada sahabatnya itu. Lagi pula Fia yakin papanya tidak akan membiarkan dirinya terusir, meskipun papanya itu sering berkata pedas namun Fia sangat yakin papanya itu sayang terhadap dirinya.

“Gue do’ain semoga desain di sukai oleh banyak orang Fi” ucap Yura dengan tersenyum.

Semua sahabat Fia mengaminkan doa Yura, dan mereka berharap Fia tidak lagi tertekan dan sedih atas apa yang dialami Fia selama ini.

“Ya udah yuk kita lihat nilai kita, katanya nilai kita sudah keluar.” ajak Fia kepada kelima sahabatnya itu.

“Ayo” jawab teman Fia kompak.

Terpopuler

Comments

xoxo_lloovvee

xoxo_lloovvee

jangan lupa mampir thor

2024-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!