bab 5

Fia yang baru menyadari yang baru saja dia ucapkan bahkan Fia menutup mulutnya dengan tangan. Fia tidak ingin melawan atau membuat orang tuanya kesal dan marah namun ucapan orang tuanya sudah kelewatan sehingga Fia tidak bisa lagi mengontrol ucapannya.

Jawaban Fia membuat Sarah kesal. Sarah takut dia ketahuan bahwa dia tidak memberikan uang untuk Fia membeli kebutuhannya.

Mamanya Fia terlihat marah karena ucapan anaknya, mama Fia merasa tersindir akan ucapan anaknya itu tapi sebaliknya papanya tersenyum puas mendengar ucapan anaknya. Itu yang Toni inginkan, anaknya harus bisa membela dirinya sendiri.

Mulai hari ini Toni akan menjaga putrinya itu dari jarak jauh. Toni sudah menyuruh orang menyamar menjadi supir taksi untuk menjemput anaknya. Dan Toni akan menggantikan supir baru untuk putrinya.

Toni tidak mau anaknya kenapa-napa atau harus menunggu Kardi menjemputnya. Mulai hari ini Toni akan lebih fokus untuk menjaga anaknya terutama putri satu-satunya itu. Toni tidak mau lagi anaknya menderita dan di perlakukan seperti itu oleh Kardi.

“Ma pa Dilon mau pergi dulu ya.” Dilon sudah merasa jenggah mendengar kedua orang tuanya bicara yang selalu saja membuat adiknya itu sakit hati.

“Iya Lon, hati-hati dijalan ya nak.” ucap Sarah lembut.

“Iya ma, Fia ayok kita berangkat,” ajak Dilon kepada adiknya.

“Assalamualaikum ma pa " ucap Fia dan Dilon secara bersamaan.

“Iya, waalaikumsalam” jawab Toni dan Sarah secara bersamaan.

Setelah Fia dan Dilon pergi, Toni juga pergi ke kantor namun sebelum ke kantor Toni memanggil Kardi terlebih dahulu.

“Ya tuan, ada apa memanggil saya?” tanya kardi menunduk takut melihat tuanya itu.

“Mulai hari ini kamu jadi supir saya” ucap Toni.

Kardi kaget bukan main, jika dirinya menjadi supir pribadi Toni, itu artinya dia tidak bisa lagi mengunakan mobil dengan bebas.

“Tapi tuan, bagaimana dengan nona Fia, nanti siapa yang menjemput dan mengantarkan nona Fia jika nona Fia ingin pergi tuan” ucap Kardi mencari alasan.

Jika dia menjadi supir Toni maka dia tidak bisa bebas mengunakan mobil itu. Apalagi hari ini Kardi sudah janji untuk menjemput kekasihnya itu. Ya Kardi berpura-pura kaya dihadapan kekasihnya itu.

“Dilon yang akan mengantarkan Fia, saya butuh sopir untuk mengantarkan saya. Saya juga sudah mencari supir untuk Fia” ucap Toni datar.

“Kalau boleh tau siapa ya tuan?” tanya supir itu tanpa ada rasa sungkan sama sekali.

“Kenapa kamu ingin tau hah ?” tanya Toni dengan tatapan tajamnya yang membuat nyalinya menjadi ciut, Kardi menjadi takut.

“Ma maaf tuan saya hanya ingin tau” ucap Kardi gugup.

“Itu dia, namanya Dita” ucap Toni, Dita menghampiri majikannya itu.

“Pagi tua.n” ucap Dita.

“Pagi, nanti kamu jemput Fia, saya sudah kasih nomor kamu ke putri saya, jadi kapanpun putri saya minta di jemput kamu harus segera datang, paham” ucap Toni tegas.

Dita adalah tangan kanan Toni, Dita mahir dalam bela diri. Toni meminta kepada Dita untuk menjadi supir sekaligus menjaga putrinya itu. Toni tidak mau lagi Kardi menjadi supir putrinya tapi Toni juga tidak mau memecat Kardi. Selama ini Toni selalu membawa mobil sendiri dan tidak disupiri.

“Baik tuan” ucap Dita.

“Ya sudah Dita kamu boleh pergi” ucap Toni.

“Ayo berangkat Kardi” ucap Toni.

Kardi tidak bisa berkata apa apa lagi selain menuruti perintah bosnya itu, dia tidak mau dipecat oleh majikannya itu. Kardi membukakan pintu untuk bosnya setelah memastikan bosnya sudah masuk, Kardi menutup pintu mobil dan Kardi masuk ke mobil.

“enak juga kalau disupiri jadi bisa duduk santai” ucap Toni dalam hati.

. . .

“Kamu sabar ya dek sama omelanya papa sama mama” ucap Dilon ketika mereka sudah ada didalam mobil dan sudah keluar dari kediaman kedua orang tuanya.

“Selama ini aku udah berusaha untuk ikutin semua kemauan papa sama mama tapi apa, mama sama papa tetap saja nyalahin aku sama marahin aku. Dimata mama sama papa aku selalu salah tidak pernah benar.” Ucap Fia yang menanggis, jika hanya ada Dilon, Fia akan menumpahkan segala keluh kesahnya dan tidak menutupi kesedihannya.

“Iya abang tau kok tapi ya mau gimana lagi. Lagian papa juga sering minta maaf kalau udah berucap seperti itu. Jadi kamu harus ngerti itu dan terutama kamu harus sabar.” Ucap Dilon yang merasa sedih melihat adiknya menangis.

Ya setelah Toni berucap pedas atau kasar kepada putrinya, Toni selalu meminta maaf.

“Abang tidak tau gimana rasanya jadi aku, padahal selama ini aku selalu sabar dengan sikap mama sama papa dan selalu nurutin kemauan mereka tapi tetap aja aku dimarahin” batin Fia. “Abang masuk kuliah pagi hari ini.” Ucap Fia mengalihkan pembicaraan.

Fia dan Dilon umurnya tidak jauh berbeda, umur mereka hanya berjarak satu tahun saja.

“Tidak abang tidak ada jadwal kuliah hari ini. Abang memang ingin mengantarkan kamu ke kampus.” Ucap Dilon kepada adiknya.

“Makasih ya bang, udah mau antar aku ke kampus.” Ucap Fia tersenyum senang.

“Kalau ada apa-apa cepat kasih tahu Abang, kalau supir baru itu sama seperti pak Kardi kamu bilang saja sama abang, nanti biar abang yang akan atur dan minta izin sama papa untuk abang yang mencari supir untuk kamu.” Ucap Dilon kepada adiknya.

Dilon sudah lama selalu saja meminta adiknya memberitahukan jika dia membutuhkan bantuan namun Fia selalu merasa tidak enak dan tidak ingin merepotkan abangnya itu.

Namun Dilon tidak membiarkan adiknya itu tanpa pengawasan, bukan hanya Dilon yang selalu menjaga Fia tapi abangnya Andre juga selalu menjaga Fia dari jauh, Andre sangat menyayangi Fia.

. . .

“Hai gays” sapa yuna.

“Hai Yuna" jawab Maya.

“Kalian bertiga doang, yang lainnya mana ?” tanya Yuna kepada ketiga temannya.

“Masih dijalan kayaknya Yun." jawab Erna apa adanya.

Tidak lama setelah Erna menjawab pertanyaan dari Yuna, ketiga temannya itu pun datang. Yuna, Maya dan Erna adalah sahabat dari Fia, ada juga Tami dan Lita. Mereka berenam sudah saling mengenal semenjak SMA. Mereka memutuskan untuk kuliah dikampus yang sama, tetapi dengan jurusan yang berbeda.

Fia dan Erna satu kelas dan satu jurusan, Yuna dan Maya satu kelas dan satu jurusan, begitu juga Tami dan Lita mereka berdua juga satu kelas dan satu jurusan.

Bukan kebetulan mereka satu kelas, mereka memang memutuskan untuk memberitahukan jurusan apa yang mau mereka masuki dan ternyata jurusan yang ingin mereka masuki ternyata ada yang sama. Dan ternyata mereka juga satu kelas yang sama. Mereka senang akhirnya mereka bisa bersama kembali. Meskipun terkadang waktu dan jadwal mereka berbeda-beda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!