bab 4

Setelah membalas pesan Fia meletakkan handphone nya di atas meja makan. Tidak lama setelah itu papanya datang ke meja makan dan makan bersama.

“Pagi anak kesayangan papa,” sapa Toni kepada kedua anaknya.

“Pagi pa.” jawab Dilon dan Fia.

Sambil makan papanya membahas tentang Fia di kampus mengenai kata anak dari teman papanya. Anak teman papanya mengatakan megenai gaya Fia di kampus. Di kampus gaya Fia sangat buruk sekali seperti anak kampung. Itu lah yang di dengar oleh papanya dari anak teman papa Fia. Jadi papanya minta kepada Fia untuk mengganti gayanya mulai dari pakaian, tas dan juga sepatu yang Fia kenakan.

“Fia nanti kamu ganti sepatu sama tas kami ya Fia, sama baju dan jilbab kamu beli yang baru, yang lama tidak usah lagi kamu pakai.” Ucap papa Fia yang langsung to the point membahas tentang fashion anaknya.

“Emangnya kenapa pa ?” tanya Fia yang langsung berhenti memakan sarapannya.

“Gaya kamu tu tidak bagus sama sekali Fia, lihat tu tas sama sepatu kamu, malu-maluin tau tidak Fia. Fia kamu itu anak papa, masa gaya kamu ke gini ke kampus. Nanti apa kata orang-orang, anak orang kaya masa begini gayanya.” Ucap Toni kepada Fia yang begitu tajam, yang membuat Fia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis.

“Iya pa.” jawab Fia yang berusaha sebisa mungkin menjawab dengan nada biasa saja, Namun tidak di dalam dadanya yang kini sesak menahan tangisnya.

Fia hanya menuruti apa yang dikatakan oleh papanya. Fia juga merasa sakit hati dengan ucapan papanya barusan. Kalau papanya malu melihat gayanya yang seperti itu. Fia juga semakin bertekad untuk bisa mendapatkan uang yang banyak supaya bisa tinggal sendiri. Papa Fia sudah menyiapkan tas dan sepatu dengan merk ternama dan juga mahal. Ada dua orang yang membawa tas belanjaan yang berisi tas dan sepatu didalamnya.

“Papa udah beli tas sama sepatu buat kamu. Di pakai tu sepatu sama tasnya dan jangan malu-maluin papa ya Fia.” ucap papa Fia. sebenarnya Toni tidak ingin berbicara seperti itu. tapi entah kenapa ucapan itu yang Toni ucapkan. Toni merasa bersalah tapi Toni merasa itu lebih baik.

“Iya pa, makasih ya pa.” jawab Fia yang berusaha untuk tersenyum.

“Mas kok kamu beli buat Fia banyak banget sih mas ?” tanya sarah protes kepada suaminya.

sarah melihat banyak sekali tas belanja yang dibawakan oleh dua orang suruhan Toni. Sarah merasa tidak rela Fia mendapatkan begitu banyak tas dan juga sepatu, apalagi dari merk ternama.

“Biarin lah ma, supaya Fia bisa gonta-ganti model sepatu dan juga tas” jawab Toni yang sedang menikmati sarapan paginya.

“untuk mama mana pa?” tanya istrinya.

“mama kan bisa pergi belanja sendiri.” ucap Toni santai.

Sarah terlihat kesal dengan jawaban suaminya itu namun dia tahan, Sarah tidak mau karena salah bicara dia tidak mendapat uang bulanan. Sarah sudah memiliki rencana untuk mengambil tas dan sepatu itu untuk anak dan keponakannya.

“Iya, iya mas, tu Fia kamu pakai dan jangan malu-maluin keluarga lagi ya.” ucap Sarah yang sebenarnya tidak suka Toni peduli dengan putrinya.

“Iya ma pa.” jawab Fia yang sudah tidak nyaman berada di ruang makan itu.

“Maafkan papa Fia, maafkan papa bersikap seperti ini sama kamu, papa hanya ingin melihat kamu tampil bagus saja Fia supaya kamu itu tidak dihina di kampus.” batin papa Fia yang merasa bersalah karena telah berucap seperti itu kepada anaknya.

Sebenarnya papa Fia tidak tega berbicara seperti itu kepada Fia karena dia sangat menyayangi Fia. Tapi karena ada istrinya mau tidak mau papanya berbicara seperti itu. Itu sebabnya papanya membelikan tas dan sepatu untuk Fia.

Ada sebuah rencana yang telah papa Fia siapkan untuk kebahagian anaknya itu. Toni tidak mau lagi anaknya di perlakukan tidak baik oleh istri dan keluarga istrinya itu. Namun saat ini Toni masih harus berpura-pura seperti tidak perduli dengan putrinya agar rencananya berhasil.

saat ini Toni masih mencari tahu apa yang dirahasiakan oleh istrinya itu, Toni sangat yakin Sarah menyimpan sebuah rahasia.

Untuk masalah baju papa Fia suruh Fia sendiri yang beli karena untuk pakaian susah sekali untuk dicocokkan dengan anaknya itu. Karena Fia selalu memakai baju yang longgar atau baju yang tidak membentuk lekuk tubuhnya (pakaian ketat). Dan putrinya itu juga berhijab. Sedangkan sepatu itu mudah bagi papa Fia mengetahui ukuran sepatunya. Sedangkan tas papanya akan mencari tas yang bagus, mahal dan limited editions.

sepatu dan tas diletakkan di ruangan kerja papanya supaya Raisya tidak bisa mengambil sepatu dan tas Fia. Di ruang kerjanya sudah tersedia lemari untuk meletakkan tas dan sepatu Fia. Ruangan kerja itu selalu di kunci oleh papa Fia. Fia dan Dilon memegang kunci ruangan kerja Toni hanya mereka yang bisa masuk ke sana.

Fia hanya bisa pasrah mendengar ucapan kedua orang tuanya yang sangat menyakiti hati dan perasaannya. Namun apalah daya, Fia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan kata kedua orang tuanya. Rasanya Fia ingin menangis namun ia tahan dan tidak menunjukkan kepada kedua orang tuanya dan juga kakaknya.

Sedangkan kakaknya hanya diam saja pada saat adiknya di marahi oleh kedua orang tuanya. Dilon secara diam telah mengepalkan tangannya, dilon marah kepada orang tuanya karena memarahi adik kesayangannya, namun dilon hanya bisa diam saja dan menahan amarahnya. Setelah selesai makan Fia langsung menganti sepatunya dengan yang dibelikan oleh papanya dan menganti tasnya juga. Namun Fia sebenarnya sakit hati dan sedih dengan situasi saat ini. Fia tidak tau harus melakukan apa, jadi Fia hanya diam saja dan menuruti perintah dari papanya.

Meskipun Fia sakit hati mendengar ucapan kedua orang tuanya tetapi Fia juga sangat menyayangi kedua orang tuanya.

“Nah gini kan bagus, kamu kelihatan lebih cantik.” ucap Toni memuji putrinya dan juga memberi saran kepada putrinya.

“Iya pa.” jawab Fia singkat.

“Mas kayaknya tau bangat soal kecantikan mas.” Sarah melihat tas dan sepatu mahal yang Toni belikan untuk putrinya.

“Iya dong, mas kan ngak jadul, jadi tau lah fashion terkini.” jawab Toni dengan nada sambong yang masih melihat kearah putrinya.

“Tu Fia papa kamu aja tahu tentang fashion masa kamu tidak.” ucap Sarah yang sengaja berucap seperti itu kepada putrinya, yang seakan-akan putrinya itu tidak tahu tentang gaya sama sekali. Seakan-akan Dia ingin nama papanya menjadi buruk.

Ya Sarah selalu saja mencari kesempatan untuk menjelekkan anak perempuannya di hadapan suaminya.

“Ya kalau mama sama papa mau lihat aku cantik, ya butuh modal yang besar, kan untuk cantik itu butuh uang yang banyak ma.” ucap Fia yang tanpa sadar berucap seperti itu.

Terpopuler

Comments

xoxo_lloovvee

xoxo_lloovvee

jangan lupa mampir ya thor

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!