bab 20

Fia sedang membantu bibi menyiapkan makanan malam. Awalnya bibi menolak, tidak enak dengan nonanya namun Fia tetap memaksa akhirnya bibi mengizinkan. Fia membantu memotong sayuran sedangkan bibi bagian memasaknya.

Fia terlihat bahagia memasak tanpa paksaan melainkan sesuai dengan keinginannya sendiri.

“Cucu Kakek lagi masak apa ini?” Tanya Samuel yang tiba-tiba saja sudah ada di dapur.

Fia menyebutkan apa saja menu masakan yang akan ia masak bersama bibi.

“Pasti sangat enak, kakek tidak sabar ingin mencicipi masakan cucu Kakek.” Ucap Samuel kepada cucunya.

“Kakek bisa saja, belum juga kakek coba, bisa saja kan masakan ku tidak enak.” Ucap Fia kepada kakeknya.

“Nanti kita makan bersama abang kamu ya, Dilon akan datang ke sini, Kakek sudah kasih tahu Abang kamu kalau kamu tinggal di sini.” Ucap Samuel kepada cucu perempuannya itu.

“Ya kek.” Ucap Fia kepada kakeknya itu.

“Fia itu tangan kamu kenapa?” tanya Samuel.

Samuel baru melihat tangan Fia yang tadi terkena tumpahan sup.

“Oh ini, tadi waktu di rumah papa, Fia tidak hati-hati jadinya supnya tumpah terus kena tangan Fia.” Ucap Fia.

Fia tidak mengatakan yang sebenarnya terjadi, Fia tidak mau ada keributan nantinya.

“Lain kali kamu hati-hati ya sayang, ini sudah di obati?” ucap Samuel.

“Sudah kek, tadi bang Andre sudah memberikan obatnya.” Jawab Fia.

Setelah itu Samuel pergi dari dapur membiarkan cucunya melanjutkan untuk memasak.

. . .

“Oma apa om Toni mulai curiga ya sama kita? Atau om Toni sudah tahu kalau kita ini menyiksa Fia.” Ucap Raisya menembak nebak.

“Tidak mungkin lah, kalau om kamu itu tahu dia pasti sudah marah besar sama kita.” Ucap Anjani Santai sambil menikmati tehnya.

“Iya, lagi pun kalau mas Toni itu tahu, aku yakin mas Toni tidak terlalu marah, mas Toni itu kan tidak sayang dengan Fia.” Ucap Lalita yang sok tahu.

“Aku rasa papa Toni sangat menyayangi Fia.” Ucap Atika.

“ya mungkin saja, kalau tante Sarah ya memang tidak sayang dengan Fia dan juga bang Dilon, tante Sarah hanya pura-pura sayang saja sama Dilon karena uang yang bang Dilon miliki. Tapi kalau om Toni aku tidak bisa menebak, om Toni terlalu misterius susah di tebak.” Ucap Raisya.

“Sarah sama sekali tidak pernah menyayangi Dilon dan Fia, mereka berdua itu Sarah menjadikan ladang uang saja tidak lebih dari itu, bahkan Sarah saja tidak menginginkan mereka berdua. Sarah tidak mengharapkan kehadiran Dilon dan juga Fia.” Ucap Anjani.

“Kenapa Sarah tidak meminta usaha yang di miliki Dilon itu?” Ucap Lalita.

“Dilon itu susah di dekati, Dilon itu cuek dan bahkan untuk senyum dan ramah saja sulit ke kita.” Ucap Anjani.

Anjani sudah beberapa kali mendekati Dilon, mengajak dia mengobrol tapi Dilon hanya menjawab sekenanya saja. Hal itu membuat Anjani kesal dan juga geram dengan cucu laki-lakinya itu.

“Ma, gimana kalau mama dekati Dilon dan mama ambil alih usaha Dilon itu ma.” Ucap Lalita dengan rencana liciknya.

“Mendekati Dilon itu sulit, mama ajak bicara saja susah. Anak yang irit bicara dan cuek, mama tidak yakin bisa mendekati Dilon dengan mudah.” Ucap Anjani.

“Mama kurang yakin tapi akan mama usahakan.” Ucap Anjani.

“Atika kenapa kamu Hanya diam saja sayang? Apa kamu punya masalah?” tanya Anjani kepada cucunya.

“entah mengapa aku merasa akan ada sesuatu yang besar akan terjadi.” Ucap Atika yang memiliki firasat buruk.

“Sudah kamu harus yakin semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Anjani.

“Raisya kamu mau kemana?” tanya Lalita yang melihat anaknya ingin pergi ke lantai atas.

“Aku ingin ke kamar bang Dilon, mau mencari sertifikat restoran milik bang Dilon.” Ucap Raisya enteng.

Tanpa mereka ketahui Dilon telah merekam semua pembicaraan mereka, Dilon mengepalkan tangannya menahan amarah.

Awalnya Dilon pulang hanya untuk mengambil semua barangnya yang ada di rumah papanya itu, Dilon yang mendengar kabar adiknya tinggal bersama kakeknya pun memutuskan untuk ikut tinggal di rumah kakeknya juga.

Langkah Dilon terhenti untuk memasuki rumah kala mendengar pembicaraan keluarga mamanya itu. Dilon tidak habis pikir kenapa keluarga mamanya tidak menyukai dirinya dan juga Adiknya.

Dilon tidak mengerti kenapa mereka bersikap seperti itu dan tidak pernah mengakui dirinya dan Adik itu sebagai bagian keluarga.

Raisya kembali melangkahkan kakinya menuju ke kamar Dilon, namun lagi dan lagi langkahnya terhenti.

“Jangan coba-coba kamu memasuki kamar ku.” Ucap Dilon lantang.

Semua yang mendengar suara Dilon mengalihkan pandangan ke arah Dilon, mereka kaget akan kehadiran Dilon, mereka takut apa yang mereka bicarakan di dengar oleh Dilon.

. . .

“Bagus ya Sarah, jadi ini yang kamu lakukan di belakang aku hah.” Ucap Toni marah.

Sarah yang mendengar suara suaminya itu kaget bukan main, Sarah sama sekali tidak menyangka bahwa Toni ada di caffe ini juga.

“Mas aku bisa jelaskan semuanya, ini, ini tidak seperti yang kamu lihat mas.” Ucap Sarah dengan perasaan yang campur aduk.

Sarah berpikir kenapa dirinya bisa ketahuan secepat ini, Sarah belum mendapatkan apa yang dia inginkan.

“Semua yang aku dengar dan lihat sudah cukup untuk aku mengetahui segalanya Sarah.” Ucap Toni.

“Mas kita selesai ini di rumah ya mas, kita bicarakan ini baik-baik.” Ucap Sarah yang berusaha membujuk suaminya untuk pulang.

Sarah merasa malu karena sekarang semua mata tertuju ke arah Mereka.

“Saya sudah mengambil keputusan, saya tidak mau hidup miskin penghianat seperti kamu, sampai bertemu di pengadilan Sarah.” Ucap Toni melihat Sarah dan Beni secara bergantian.

“Mas tunggu dulu mas, kita bisa bicarakan ini mas.” Ucap Sarah mencegah kepergian Toni.

Namun sayang Toni tidak menghiraukan panggilan dan calon mantan istrinya itu.

Toni langsung pergi dari sana untuk menuju ke rumahnya, Toni memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan tinggal bersama papanya saja.

Toni juga baru mendapatkan informasi tentang rumah yang selama ini dia tempati bersama keluarganya itu ternyata sudah digadaikan oleh Lalita.

Sungguh keluarga yang benar-benar licik dan jahat. Toni benar-benar tidak menyangka kalau Keluarga Sarah seperti itu. Toni merasa papanya telah tertipu oleh keluarga Sarah yang selalu bersikap baik. Makanya papanya menikahkan dirinya dengan Sarah. Padahal kenyataannya keluarga Sarah itu sangat jahat dan licik.

Toni merasa dirinya bod*h dan teledor, bisa-bisanya dirinya tidak mengetahui hal sebesar ini.

Toni tidak akan menebus rumah itu, Toni ingin melihat bagaimana cara Sarah mempertahankan rumah itu. Yang terpenting bagi Toni dia sudah mengamankan anak perempuannya sekarang hanya perlu memberitahukan Dilon untuk pergi dari rumah itu juga.

Toni tidak akan membiarkan anak-anaknya tinggal bersama Sarah, bisa-bisa anaknya akan hidup sengsara bersama Sarah.

Terpopuler

Comments

Azam Alfatih

Azam Alfatih

gk tau diri emang

2024-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!