bab 14

Raka dan Dimas terus berbincang tanpa mereka melihat dan menyadari adanya Sarah di sana dan mendengar semua pembicaraan mereka.

“Gue bakal bujuk istri gue buat ambil uang orang tuanya itu, terus ya gue bawa lari deh terus gue nikahin adek lo secara sah” semudah itu Raka berucap seolah-olah rencananya berjalan mulus.

“Kamu pikir aku akan mengikuti kemauan kamu mas, tidak, tidak akan mas!” Ucap Sarah.

Sarah mengepalkan tangannya, menahan amarah yang memuncak. Sarah benar-benar tidak menyangka ternyata orang yang dia cintai selama ini ternyata licik dan jahat.

Sarah tidak menyangka Raka menikahinya hanya untuk mengambil harta orang tuanya. Rasa cinta yang besar untuk suaminya Raka seketika sirna ketika Sarah mengetahui penghianatan suaminya itu.

“Ok mas aku akan ikuti kemauan orang tuaku. Lebih baik aku nikah sama laki-laki pilihan orang tua aku daripada bertahan sama kamu mas. Walaupun aku tidak mencintai orang itu tapi aku tidak mau hidup dengan penipu seperti mu mas. Kamu benar-benar jahat mas. Di depanku dan di depan kedua orang tuaku kamu berpura-pura baik dan penurut tapi dibalik itu semua, kamu menyimpan sebuah rencana jahat mas, kamu benar-benar jahat mas.” Ucap Sarah sambil menangis. Sarah sudah tidak mampu menahan air matanya lagi.

“Meskipun aku sangat mencintai kamu mas tapi aku tidak mau di duakan, aku yakin sekeras apapun aku meminta kamu meninggalkan wanita itu, aku yakin kamu tidak akan mau meninggalkan dia, walaupun kamu mengatakan iya dihadapanku, kamu pasti hanya berpura-pura, seperti di film-film perselingkuhan yang pernah aku tonton. Apalagi setelah aku tau niat buruk mu itu, aku sudah tidak mau lagi dengan mu mas, mungkin ini firasat kedua orang tuaku, kalau kamu itu orang jahat, makanya orang tuaku melakukan ini.” Ucap Sarah.

Sarah yang sudah tidak mampu lagi berada di sana memilih pergi dari sana, Sarah sudah tidak sanggup lagi mendengar obrolan mereka yang sangat menyakiti hatinya, dari semua yang Sarah dengar tadi sudah cukup membuatnya yakin dengan keputusan yang ia ambil.

2 minggu kemudian

Keluarga Ridwan semua berkumpul diruang keluarga, aku Sarah tahu pasti alasan papanya mengumpulkan mereka diruang keluarga.

“Raka karena kamu tidak bisa dapat pekerjaan maka kamu harus cerai dengan Sarah” ucap papa Ridwan kepada Raka.

“Pa tidak bisa gitu dong pa, aku cinta sama Sarah. Aku tidak mau pisah sama Sarah pa.” ucap Raka memohon namun sayang Ridwan sama sekali tidak menggubrisnya.

“Alah cinta, cinta, kalau kamu memang cinta sama Sarah tidak mungkin kamu punya istri siri.” Ucap Ridwan.

Perkataan Ridwan membuat Raka terkejut. Sarah pun sama terkejutnya dengan Raka, Sarah tidak menyangka bahwa papanya sudah mengetahui kalau Raka punya istri sirih. Tapi Sarah juga penasaran dari mana papanya itu tahu kalau suaminya selingkuh lalu kenapa papanya tidak memberitahukan dirinya.

Begitu banyak pertanyaan yang ingin Sarah tanyakan kepada papanya soal papanya yang mengetahui kalau Raka selingkuh dan sudah mempunyai istri siri.

Setelah papanya berbicara seperti itu, Raka masih mengelak. “Pa aku tidak memiliki istri siri pa, aku sangat mencintai Sarah pa. Jadi tidak mungkin aku selingkuh pa, apalagi memiliki istri siri pa.” Ucap Raka yang berusaha menyakinkan mertuanya itu bahwa dia tidak selingkuh apalagi memiliki istri siri.

Raka melihat ke arah Sarah dan Raka menghampiri istrinya dan mengenggam tangan istrinya.

“Sarah mas tidak selingkuh, mas sangat mencintai kamu, kamu percayakan sama mas ?” ucap Raka menyakinkan istrinya.

Sarah hanya diam mendengarkan perkataan Raka, Sarah tidak tahu harus mengatakan apa, di satu sisi Sarah masih mencintai Raka tapi di satu sisi suaminya itu sudah selingkuh.

Ridwan menarik Raka sehingga genggaman Raka terlepas dari Sarah.

“Alah kamu tidak usah mengelak, papa mempunyai bukti kalau kamu itu memiliki istri siri”. Ucap Ridwan kepada Raka.

Ridwan memperlihatkan bukti-bukti bahwa Raka memiliki istri siri.

Atas apa yang Ridwan ucapkan dan bukti yang diperlihatkan oleh Ridwan, Raka sudah tidak bisa mengelak lagi. Sarah tahu alasan Raka mempertahankan rumah tangganya. Karena Raka tidak mendapatkan harta papanya. Sarah memalingkan wajahnya pada saat Raka kembali melihat ke arahnya dan Sarah pun hanya diam saja dan tidak membelanya sama sekali.

Akhirnya Ridwan meminta Raka menalak Sarah. Raka hanya bisa pasrah terlihat raut wajahnya marah, kesal dan kecewa. Setelah Raka mengatakan talak dan pergi dari rumah, Sarah langsung menanyakan kepada papa soal Raka yang mempunyai istri siri.

“Pa, papa tau dari mana kalau mas raka punya istri sirih ?” ucap Sarah setelah memastikan Raka sudah jauh Sarah pun langsung bertanya kepada papanya.

“Papa merasa aneh dengan sikap Raka akhir-akhir ini makanya papa suruh orang untuk mengikutinya. Dari situ papa tahu kalau suami kamu itu punya istri lain dan suami kamu itu tidak memiliki usaha tapi bekerja sebagai karyawan biasa disebuah kantor.” ucap Ridwan.

Ucapan Ridwan mampu membuat Sarah sangat kaget saat papanya bilang bahwa Raka tidak punya usaha.

“Jadi selama ini mas raka bohongin aku pa ?” ucap Sarah kepada papanya sedangkan matanya rasanya panas, dan bulir bening itu jatuh ke pipi Sarah.

“Iya, yang dia bilang itu kantornya padahal itu kantor tempat dia bekerja.” Ucap papanya yang terlihat juga sedih melihat anaknya bersedih seperti itu.

“Ya ampun jadi aku dibohongin sama mas Raka, kenapa mas Raka jahat sekali sama aku pa?” tubuh Sarah bergetar saat mengucapkan kalimat itu.

“Kamu sabar ya Sarah, mama tau ini berat buat kamu.” Ucap Anjani yang juga menangis dan memeluk anaknya. Sarah hanya bisa menangis di pelukan mamanya.

Semenjak saat itu Sarah bercerai dengan Raka. Semuanya juga sudah di urus oleh Ridwan dan hak asuh Atika jatuh ke tangan Sarah. Setelah beberapa bulan perceraian dengan Raka. Sarah menikah dengan Toni. Sedangkan Atika mama yang akan urus, mamanya bilang dia kesepian. Adiknya masih kuliah. Tempat kuliah adiknya sangat jauh dari rumah Ridwan jadi adiknya tinggal dikontrakan dekat kampusnya.

Selama Sarah menikah dengan Toni, Sarah memiliki dua orang anak. Anak pertamanya laki-laki, Toni memberi namanya Dilon Saputra, keluarganya sangat bahagia dengan kehadiran putra mereka, terlebih lagi keluarga Toni. Satu tahun setelah Sarah melahirkan anak pertama mereka, Sarah kembali melahirkan anak kedua. anak kedua Sarah dan Toni perempuan, Toni memberikan anak perempuannya dengan nama Fianasya Sari. Mereka sanggat bahagia dengan kehadiran kedua anak mereka, mereka selalu menghabiskan waktu bersama-sama.

Sarah juga sering mengunjungi rumah orang tuanya untuk bertemu dengan Atika, Sarah pernah beberapa kali mengajak Atika untuk tinggal bersamanya tapi dia tidak mau, anaknya lebih memilih tinggal bersama Omanya, padahal Toni mengizinkan Sarah untuk membawa Atika tinggal bersama. Sarah juga pernah meminta Toni membujuk atika tinggal bersama kami tapi dia tetap tidak mau. Sarah pernah menanyakan kepada Atika, kenapa dia tidak mau tinggal bersama keluarga baru mamanya itu, tapi dia tidak pernah mau menjawabnya. Sarah juga tidak ingin memaksakan Anaknya itu untuk menjawabnya.

Sarah juga sering menghabiskan waktu dengan anak pertamanya, selalu memenuhi kebutuhannya. Bahkan sekeluarga juga sering menghabiskan waktu bersama dengan mengajak Atika. Jika pergi liburan Atika mau ikut dengan mereka tapi tidak tahu mengapa dia tidak mau tinggal bersama keluarga baru Sarah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!